🍦(8) Titik!🍦

95 8 0
                                    

Jadi makin suka deh!

🍦🍦🍦🍦🍦

Happy Reading ❤️
.
.
.
.
.

Prilly tak berhenti mengomel sepanjang jalan, sementara Dinda jengah mendengarnya ocehannya. 

"Sebel gue!" decak Prilly yang mencak-mencak. 

"Ya besok ada lagi kali, mungkin emang bukan milik lo sekarang," ujar Dinda yang mensejajarkan langkahnya dengan langkah Prilly. 

"Aduh, please deh. Coba lo bayangin gue udah antri panjang-panjang kayak penumpang di stasiun Pasar Senen. Terus si cewek tadi malah nyelonong aja ngambil boba yang udah gue pesen. Alasannya gue duluan lah, gue buru-buru lah! Ini lah! Itu lah! Ngeselin banget sumpah!" Prilly terus berkoar-koar mengeluarkan unek-uneknya. 

"Iya juga sih. Tapi kalau gak ada gue, lo udah berantem tuh sama itu cewek," ujar Dinda. 

"Kalau gue berantem juga ya gara-gara dia lah nyari masalah duluan sama gue!" sentak Prilly membuat Dinda kaget. 

”Lo jangan marah ke gue dong!” balas Dinda menyentak balik. 

Prilly menunduk bersalah karena ia melakukannya secara spontan, “Iya maaf, gue lagi emosi soalnya.”

"Yaudah lo maunya apa? Daripada elo bete gitu, beli yang lain kek," kata Dinda memberi saran pada Prilly.

Prilly mengangkat bahunya acuh, "Gak tau! Gue udah terlanjur bete banget gara-gara cewek nyebelin itu! Gue pengen ke kelas!"

"Prilly!" 

Prilly jadi semakin kesal saat seseorang memanggilnya meskipun ia belum melihat siapa orang tersebut, “siapa lagi sih yang manggil gue! Gak tau apa gue lagi kesel! Pasti Ali deh!" gerutunya.

"Sok tau lo, Pril! Bukan si Ali yang manggil elo!" Prilly menoleh ke arah Dinda dengan ekspresi cemberut.

"Emang siapa!?" tanya Prilly dengan yang jengkel

"Kak Maxime manggil elo tau. Makanya liat dulu orangnya, salah sangka aja lo sama Ali!" cibir Dinda menceramahi Prilly. 

Prilly langsung menghentikan langkahnya dan menoleh sambil membulatkan matanya tak percaya, "seriusan lo?" Dinda mengangguk, “lo gak bohong kan?” ulang Prilly yang membuat Dinda membuang napasnya ke udara, tak paham lagi dengan Prilly yang masih belum percaya. 

"Iyee, Prilly! Emang tampang gue lagi ngelawak apa? Tengok sana kalau nggak percaya," Prilly pun menoleh ke belakang dan menatap Maxime yang sedang senyum padanya. 

"Omg hellow! Gue dapet senyum manisnya lagi dari kak Maxime!" ucap Prilly dengan heboh. 

Sementara Dinda bergidik geli dengan Prilly, "idih, kesambet apaan sih lo gak jelas gitu?"

"Kesambet cintanya kak Maxime! Yaudah, gue mau nyamperin kak Maxime! Lo duluan sana ke kelas, bye Dinda!" Prilly langsung pergi meninggalkan Dinda begitu saja. 

"Cintanya kak Maxime? Sejak kapan si Prilly suka sama kak Maxime?" gumam Dinda.

Percuma Dinda berteriak memanggil Prilly, karena Prilly sudah menghampiri Maxime dengan semangat jadi ia akan menulikan pendengarannya, "bodo ah, ribet amat mesti gue pikirin," ia pun memilih menuju kelas. 

Prilly langsung menghampiri Maxime yang tadinya semangat jadi gugup, "kakak … panggil gue?" tanya Prilly yang diangguki Maxime. 

"Lo pasti lagi bete kan?" tebak Maxime yang membuat Prilly heran dalam hati. 

My Living Friend [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang