🍦(26) Diomelin🍦

73 9 0
                                    

Mampus gue!

🍦🍦🍦🍦🍦

Happy Reading ❤️
.
.
.
.
.

Malam ini Ali datang ke studio musik untuk melakukan recording pada lagu ciptaannya, meskipun perasaannya sedang bad mood tapi Ali harus menepati janjinya. Ali pun bertemu dengan Rasya yang kebetulan sedang berada di luar studio. Sebenarnya Rasya adalah kakak kelas Ali yang juga alumni dari sekolah Ali 5 tahun yang lalu, tapi Rasya menganggapnya Ali sebagai teman seumuran. 

"Akhirnya lo dateng juga, Li!" sambut Rasya begitu Ali datang. 

"Pasti gue datang dong," kata Ali. 

Ali dan Rasya langsung masuk ke dalam untuk melakukan rekaman pada lagu ciptaan Ali. 

"Teman lo mana, Li?" tanya Rasya yang membuat Ali mengernyit bingung. 

"Teman yang mana, Sya?" tanyanya. 

"Itu lho teman cewek lo yang mungil sama cerewet," kata Rasya.

Ali pun langsung paham siapa yang dimaksud, "oh, Prilly?"

"Nah iya Prilly, dia gak ikut lo?"

"Nggak, dia sibuk," jawab Ali yang malas. 

"Biasanya dia ikut lo kemana-mana," kata Rasya, Ali hanya tersenyum tipis tanpa merespon Rasya. Untuk saat ini ia tidak ingin membahas Prilly, karena ia masih merasa sangat kecewa atas ucapan sahabatnya waktu di sekolah. Dan Ali hanya ingin fokus pada lagu ciptaannya untuk di rilisnya sekaligus latihan saat tampil Pensinya nanti. 

Orang-orang di studio yang umurnya tidak jauh dari umur Ali sudah saling kenal dekat dengan Ali, jadi Ali tidak canggung lagi dengan mereka dan Ali sudah menganggap mereka seperti kakak sendiri

Ali pun melakukan latihan kering dahulu sebelum memulai rekaman dengan Rasya dan tim yang lain. Karena Ali sengaja duet dengan Rasya jadi mereka berdua langsung melakukan rekaman selama hampir 2 jam. 

Waktu pun sudah menunjukkan pukul 11 dan hampir setengah 12 malam. Ali langsung berpamitan untuk pulang karena sudah banyak notif pesan serta panggilan tak terjawab dari mama Resi, papa Syarief dan juga Kaia. Apalagi Kaia sudah mengamuk lewat kiriman voice note. 

"Hati-hati lho, Li," kata Rasya, "besok dilanjut edit sama mixing."

"Oke!" Ali pun keluar studio dan langsung naik motor. Hpnya bergetar ada panggilan masuk, Ali pun melihat nama yang tertera langsung berdecak, "singa betina pasti ngamuk ini!"

Ali pun melanjukan motornya agak ngebut agar cepat sampai dan langsung ia matikan begitu sampai gerbang, dengan perlahan ia menggiring masuk ke pekarangan rumah dan Ali masuk ke dalam yang kebetulan pintu tidak terkunci meskipun dalam keadaan gelap. 

"Untung udah pada tidur," ucap Ali yang menutup pelan pintunya.

Tek

"Heh! Darimana lo!?" teriak Kaia yang menyalakan lampu yang membuat Ali terlonjak kaget. 

"Buset kaget gue!" pekiknya. 

"Darimana! Jawab gue!" sentak Kaia menatap tajam Ali. 

"Habis rekaman," jawab Ali. 

"Rekaman!? Jangan bohong lo!" Kaia tak percaya. 

"Iya beneran! Masa gue bohong sih!" bela Ali. 

"Kenapa gak jujur sama mama!?" Mama Resi yang datang langsung menginterogasi Ali. 

Mampus gue! 

"Maaf mah, Ali takut mama marah," ucap Ali. 

"Mama lebih marah kalau kamu bohong ya! Bilang cuman sebentar tapi baru pulang jam segini! Meskipun kamu cowok, kamu harus ingat waktu jangan keluyuran! Papa kamu yang marah sama mama disangka udah biasa ngebiarin kamu kayak gini!" omel mama Resi dan Ali menunduk bersalah. 

"Ali minta maaf mah, Gak akan ngulangin lagi."

"Awas kalo ngulangin sekali lagi, mama coret kamu dari KK!" ancamnya yang membuat Ali bergidik ngeri. 

oOo

Prilly yang baru sampai sekolah dibonceng Maxime langsung turun dari motor pacarnya, "Kak, nanti pulang sekolah lanjut latihan lagi kan?" tanya Prilly. 

"Iya sayang," jawab Maxime lalu tangannya membuka pengait helm yang terpasang dikepala Prilly. 

Kemudian Ali datang dan memarkirkan motornya, matanya tak sengaja melihat mereka berdua. Dan Ali langsung pergi begitu saja dengan cuek, sementara Prilly mendelik sinis ke arah Ali yang dilihat Maxime. 

"Lo kenapa liatinnya gitu sama sahabat lo?" tanya Maxime. 

"Gapapa kok," jawab Prilly. 

"Berantem ya kemarin?" tebak Maxime. 

Prilly langsung menoleh, "kok kakak tau?" tanyanya. 

"Cuman nebak doang, tapi ternyata bener," kata Maxime dan Prilly hanya diam, "udah yuk! Jangan sedih lagi. Kan ada gue sekarang yang bakal jagain lo," kata Maxime yang diangguki Prilly dengan tersenyum. Maxime pun menggandeng tangan Prilly menuju koridor sekolah

•••••

"Heh, lo tampil kagak di pensi nanti?" tanya Verrell. 

"Kagak, elo?" tanya balik Kevin. 

"Lah, sama kagak," jawab Verrell. 

"Si onta pasti nyumbang suara duet sama si Prilly," ucap Kevin. 

"Kata siapa?" sela Arbani saat tangannya sibuk menulis puisi. 

"Kata gue lah! Ya, kali kata jin tomang?"

"Sotoy lo! Orang Prilly bakalan duet sama pacarnya," ucap Arbani. 

"Dih, kata siapa lo?" tanya Kevin. 

"Kemarin Ali datang ke kelas Prilly terus ngajakin buat tampil duet, tapi Prilly tolak karena dia milih tampil sama pacarnya. Alhasil mereka ribut deh," tutur Arbani. 

"Wah seriusan lo? Prilly yang suka menye-menye sama si onta bisa ribut," tanya Verrell tak percaya yang diangguki Arbani, "beneran cemburu si onta sama si bocil."

"Kenapa lo gak panggil gue kemarin? Jadi gue bisa nonton mereka ribut kayak gimana!" kata Kevin. 

"Penting banget apa harus panggil lo?" kata Arbani. 

"Ya iyalah! Pasti seru kayaknya!" ucap Kevin yang mendapat toyoran dari Arbani.

“Bego lo!"

"Kalau gue perhatian sih si bocil makin lengket aja sama si bule," gumam Verrell. 

"Iya lengket kayak koala nemplok di pohon, orang dia pacarnya biarin aja kali," sela Kevin yang bodo amat. 

"Ya iya sih. Cuman kata si Nata, Prilly jadi berubah semenjak pacaran sama si bule," ungkapnya. 

"Berubah? Jadi Wonder Woman?" 

Verrell langsung berdecak, "ck! Giliran gue ajak serius otak lo malah bego!" makinya. 

"Gapapa bego asal jangan dipelihara," jawab Kevin. 

"Dari dulu bego lo tetap dipelihara!" 

"Yeee, kalau gue bego mana mau Mila sama gue jambul!"

"Yaelah, jadi kalian yang pada ribut sih ngikutin si Ali sama Prilly?"

















Jangan lupa vote, comment and share cerita ini yups ✨

Terima kasih 🤗✨

🍦Tbc🍦

My Living Friend [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang