(6) Sebuah permintaan

2.1K 134 267
                                    

Don't forget to vote and comment⚠️

*

(Sebelum membaca alangkah baiknya memberikan vote dan komenannya)

Happy reading--

enjoy guys

enjoy guys

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-
-


Seperti dihari biasanya, saat ini vera sedang duduk diam dibangkunya dengan mata yang tertuju pada layar handphone. Perasaan kesal masih menyelimutinya karena mengingat dirinya dimarahi habis-habisan oleh hendra karena kejujuran rafka.

"Vera" panggil rafka pelan.

"Hm.."

"Kamu udah ngerjain pr? Bentar lagi guru mapelnya kan masuk?!"

Vera menaruh handphonenya dengan kasar lalu menatap tajam kearah cowok itu "blom! Kenapa? Gue MALES!!"

Rafka menggelengkan kepalanya singkat "sini biar aku bantu kerjakan" tawarnya.

"Lo ambil aja noh bukunya di dalem tas gue! blom gue keluarin" balasnya dengan malas kemudian menelungkup kan wajahnya pada lipatan tangan.

"VERAA! DUA TEMEN LO MANA? KOK GAK MASUK??" tanya tari sang sekretaris kelas dengan berteriak.

Vera sebenarnya mendengar teriakan itu, namun ia enggan untuk menjawab dan memilih diam untuk mencoba menelusuri mimpi.

"WOII VE-"

BRAKK!!

"GUE GAK TAU!! JANGAN NANYA NANYAA!!.." jawab vera tak kalah ngegas setelah membanting meja yang ada didekatnya, tari pun langsung kicep takut untuk mengeluarkan kata-katanya lagi.

"Mampus, lagian sapa suruh bangunin singa tidur!" celoteh salah satu siswa laki-laki di kelas mereka.

"Vera ayo ngamuk lagi! Nanti lanjut di ring.."

"Yaampun vera istighfar yuk! Asyhadu-"

Plakk..

"Itu syahadat egee"

Vera tak memperdulikan perkataan gaje dari mereka semua ia lebih memilih melanjutkan perjalanannya menuju ke alam mimpi.

Getaran handphone nya yang berada diatas meja terasa dengan nyaringnya, gadis itupun meraih benda pipih nya dengan gerakan cepat.

History of loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang