(17) Ngambek

1.1K 72 6
                                    

don't forget to vote and comment⚠️

*

(Sebelum membaca alangkah baiknya memberikan vote dan komenannya)

Happy reading--

enjoy guys

*

Vera mengerutkan dahinya, menatap ruang sekeliling bingung. Di tambah lagi dengan kondisi tangan yang diinfus. Ia menatap rafka yang tertidur di samping brankarnya sambil menggenggam sebelah tangannya. Perlahan sebelah tangannya bergerak mengusap lembut rambut rafka.

'kalo gue gerak, kasian dia nanti kebangun' batinnya.

Akhirnya vera memilih diam sambil sesekali mengusap rambut rafka yang sepertinya mulai menjadi candu bagi kesehariannya.

Cit..

Suara pintu dibuka, vera langsung menoleh dan ternyata itu adalah kedua sahabatnya yang sedang menenteng kresek pada masing-masing tangannya.

Yana menatap vera yang sudah sadar itu dengan senang "OHMAY—"

'sutt..' suruh vera menempelkan jari telunjuk pada bibirnya. Lalu menunjuk rafka yang sedang terlelap.

Yana hanya cengengesan sambil menarik tangan vio mendekat bersama kearah brankar.

'lo udah lama bangun?' tanya yana dengan pelan sepelan-pelannya.

Vera yang mengertipun langsung menganggukkan kepalanya. 'duduk sana lo badua, jangan berisik' ucap vera pelan.

Mereka berdua pun langsung meletakkan kresek tersebut di atas meja. Lalu mereka mendudukkan diri pada sofa mini yang ada di dalam ruangan tersebut.

Tak lama handphone vio berbunyi dengan nyaringnya, sehingga membuat rafka mulai terganggu. Sedangkan yana melotot kearah vio "angkat telepon lo di luar!" tekan yana dengan galaknya.

Sedangkan vio hanya mengangguk dengan wajah masamnya sembari beranjak dari sana untuk mengangkat telepon.

Rafka mengusap kedua matanya, ia baru saja terbangun dari tidurnya. Ia menatap wajah pucat vera yang sedang tersenyum tipis kepadanya.

Rafka beranjak dari duduknya, memegang kedua pipi gadis itu lalu menciuminya dengan beruntun sehingga membuat vera terkekeh. Jujur saja ia sangat senang diperlakukan rafka seperti ini, ia merasa kembali menjadi orang berharga bagi seseorang.

Yana menatap datar pemandangan didepan matanya 'sialan, seharusnya gue ikut vio ke depan aja tadi'

"Ekhem.. liat-liat situasi juga la mas bro, lo gak kasian liat gue matung disini?"

Rafka yang tersadar pun langsung menghentikan ciumannya pada wajah vera. Ia menatap yana dengan senyuman kikuk "maaf aku tidak tau ada orang lagi di dalam ruangan ini"

Yana hanya memutar bola matanya malas, lalu berjalan mendekati vera yang sedang duduk bersandar pada brankarnya "gimana keadaan lo, udah baikan?" tanya yana sambil mengupas buah apel yang berada di atas meja yang tadi ia simpan.

History of loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang