《 Diikutsertakan dalam cakra writing marathon batch 5 》
°°°
"Mari bahagia dalam kemilau sinarnya sang senja, di bawah langit yang meredup."
Serayu tak mengapa jika hanya memandang Akara dari jarak jauh, dia tak masalah bahkan jika Akara memiliki kek...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Teruslah hidup dengan nyaman, meski sejak pertemuan itu semua berubah. Pertemuan yang pada akhirnya tidak aku harapkan, seandainya saja sore itu aku tidak dengan sengaja menghampiri pancaran sinarnya, seandainya kita tidak sama-sama tersenyum menyaksikan terbenamnya matahari, mungkin aku tidak akan pernah mengharapkan kamu selalu tersenyum seperti itu saat bersamaku.
Meski dari pertemuan itu, aku merasa menjadi manusia paling beruntung yang berhasil melihat binar indah matamu yang gemerlapan memancarkan kebahagiaan, saat setelahnya kamu memunggungiku dan pergi.
Bahkan kamu tak menyadari kala ada sepasang mata memandang penuh harap pada keindahan dirimu yang bersinar di antara kegelapan malam, tak habis sinarmu, takkan pula kamu berada di ruang yang sama dengan aku si penikmat malam.
Jarak aku dengan kamu tak sejauh matahari dengan bumi, tak pula sejauh mereka yang berbeda keyakinan, atau bahkan berbeda alam, tidak begitu. Hanya saja memang tidak bisa dan sangat mustahil jika menjadi 'kita'.
Semoga, aku tidak jatuh terlalu dalam hingga tiada bisa lagi bangkit.
Tuhan, aku baru saja pulih. Kali ini, biarkan aku menyimpan rasa yang besar ini sendiri, tidaklah perlu kamu ketahui seberapa besar rasanya. Meski nantinya kamu akan tahu, itu sudah terlambat. Aku, mungkin saja telah berhenti.
Mohon jangan pudar senyummu, kepada terang binar matamu-teruslah bersinar hingga kamu menutup mata.
Tak mengapa jika sampai akhirpun tidak kamu sadari ada satu sosok yang mencintaimu dengan sangat, berbahagialah meski bukan aku yang menjadi alasan bahagiamu.
"Mari kembali bahagia dalam kemilau sang senja, di bawah langit yang meredup."
Teruntuk, bulan-ku.
🌅🌅🌅
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Penuh cinta Rianava. Serayu Amaya - dalam kisah yang tak pernah usai.
