04:08 - Lupakan Cinta Ini.

10 2 0
                                    

[ SeKaRa ]

~

04:08 — Lupakan Cinta Ini.

Sekarang aku menulis beberapa lembar lagi menuju akhir, entah apa yang kudapati. Tetapi sungguh aku sangat berterima kasih pada dia yang sudah mengizinkan aku mengabadikan beberapa kejadian dalam cerita ini.

Aku tulis semua dengan sebaik-baiknya kenyataan, dibumbui sedikit kepalsuan.

Sebab dalam kenyataannya jarak aku dan dirinya terlalu jauh sampai interaksi antar kita saja bisa aku hitung jari.

Lupakan cinta yang aku banggakan kemarin saat bersamamu, lupakan aku yang kemarin menggebu dengan rasa ini sampai membuatmu risih.

Lupakan semua, Ka.

[ SeKaRa ]

Ternyata semua kekagumannya mulai pudar, Serayu kira dia tidak akan menyerah begitu mudah, ternyata hatinya terlalu rapuh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ternyata semua kekagumannya mulai pudar, Serayu kira dia tidak akan menyerah begitu mudah, ternyata hatinya terlalu rapuh.

"Sudahlah, Ra. Aku membawamu pergi jauh untuk sedikit mengobati sakit hatimu, bukan kembali melihatmu murung seperti sekarang," kesal Fariz sebab seharian ini Serayu hanya menghabiskan waktunya berbaring di kasur dengan diselimuti selimut tebal miliknya.

Serayu berpura-pura tidak mendengar dan memilih mengacuhkan kehadiran Fariz, hatinya memilih untuk egois, mengesampingkan perasaannya. Dia hanya ingin memperlihatkan pada dunia bahwa hari ini, tidak ada lagi sikap baik-baik saja, atau kepura-puraan lainnya.

"Salahkah jika aku ingin memperlihatkan lemahku seperti ini, Riz? Izinkan aku rehat sebentar, ya?" seru Serayu enggan bangkit, masih terbungkus selimut.

Fariz kelimpungan menghadapi perempuan itu sekarang. Serayu yang sedang patah hati adalah sebuah bencana, tidak akan mau lagi dia menemuinya bila sedang dalam keadaan seperti ini.

"Mau ke luar bersamaku, Ra? Cari udara segar, dan semoga saja kegundahan hatimu perlahan terlupakan?"

Tidak ada salahnya, tetapi Serayu menolak dengan menggelengkan kepala. "Terima kasih, Riz. Aku hanya ingin kamu pergi, maaf aku mengusirmu, ya. Sepertinya yang aku butuhnya hanyalah ruang sendiri."

Fariz mengembuskan napas gusar merasa ragu meninggalkan Serayu sendiri, bisa saja perempuan ini melakukan hal gila lain.

"Aku akan tetap di sini!"

"Jangan keras kepala untuk sekarang, Riz. Aku butuh waktu sendiri, mengertilah!"

Kesabaran dalam diri Fariz mulai menipis sampai akhirnya dia pergi dengan mengepalkan tangan menahan emosi yang meminta dilampiaskan, tetapi sebelum ia pergi, ia akan mengatakan sesuatu. "Dunia tidak akan terus berputar kepadanya, ada waktunya kamu harus melupakan semua, semua tentang massanya. Kehidupan akan tetap berlanjut, meski kamu  berhenti, ada saatnya untuk melanjutkan kembali. Sadarlah, Ra. Apakah Akara juga sama terpuruknya seperti kamu?"

Yellow (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang