Aku dan kamu dipertemukan semesta hanya sebatas temu, tidak diizinkan bersatu.
Kamu bersama dia ...
Aku bersama perihnya pengabaian.
Serayu Amaya.
"Tidak ada yang sedang membohongi hati, tolong hargai privasi-ku," balas Serayu tegas kepada lelaki yang berada di belakangnya, masih setia menutup kedua matanya.
Tetapi setelah mendengar penuturan Serayu, perlahan tangannya terlepas, dan Serayu bisa kembali melihat meski sedikit kabur. Perempuan itu berbalik untuk melihat siapa lelaki yang dengan tidak tahu malunya bersikap seperti iti padanya.
"Razib?" tebak Serayu, tidak salah lagi, di hadapannya adalah lelaki yang sama dengan lelaki pagi tadi.
Razib merasa bahagia Serayu masih mengingat namanya, padahal awalnya dia sudah menyiapkan raut sedih bilamana Serayu melupakannya.
"Syukurlah kamu masih mengingat namaku, Ra. Tidak adil jika hanya aku yang ingat, 'kan?" Balasan lain yang sama sekali tidak sesuai pernyataan Serayu.
Perempuan itu ingin segera pergi—kembali ke rumah untuk mendinginkan kepalanya yang mulai panas serta berisiknya. Kebetulan ojek online yang Serayu pesan sudah datang tepat waktu.
Razib memandang tanpa minat kepergian Serayu, melepaskan perempuan itu pergi jauh darinya tanpa berkeinginan untuk mencegah. "Suatu saat nanti kamu akan mengerti. Hatimu juga akan merasa lelah, Ra."
Dia juga pergi membawa kegagalan meyakini Serayu untuk berhenti dari cinta sendirinya, kenapa juga Fariz harus menitipkan perempuan seperti itu untuk dia awasi? Bahkan Serayu sangat tidak ramah kepadanya, apa salahnya kepadanya coba?
🌅🌅🌅
Jana menanti penuh ke-khawatiran yang sangat kentara dari wajahnya, beberapa kali mengecek ke arah jalan raya; memastikan jika salah satu kendaraan beroda dua atau roda empat membawa pulang anaknya. Tetapi setelah banyak kendaraan berlalu-lalang masih belum ada tanda-tanda kepulangan Serayu.
"Anak itu ke mana, sih? Bukankah aku berpesan agar pulang cepat?"
Udara dingin menusuk kulitnya tidak menggentarkan niatnya menyambut Serayu. Sewaktu dirinya masih remaja dulu ... Jana juga mengharapkan perhatian se-sederhana ini, sayangnya baik sang Mamah atau Ayahnya sama sekali tidak pernah menunggu pulangnya atau bahkan sampai menunggunya penuh khawatir.
Dia juga butuh hal-hal seperti ini, maka sekarang kala dirinya sudah menjadi orang tua, anaknya jangan sampai merasakan hal yang dia rasakan. Meski nyatanya dia juga telah gagal, sebab Serayu terlanjur kesepian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yellow (TAMAT)
Novela Juvenil《 Diikutsertakan dalam cakra writing marathon batch 5 》 °°° "Mari bahagia dalam kemilau sinarnya sang senja, di bawah langit yang meredup." Serayu tak mengapa jika hanya memandang Akara dari jarak jauh, dia tak masalah bahkan jika Akara memiliki kek...