Please don't be in love with someone else.
Serayu Amaya.
Akara segera pergi dari tempatnya berada kini, tanpa meninggalkan sedikitpun jejak. Dia sudah muak melihat wajah yang selalu membuatnya merasakan sesak, cukup sudah semua penderitaannya, pengkhianatannya, dan kebohongan lain yang dilontarkan perempuan itu padanya.
Suara kaki berlari memenuhi gang sepi di kota itu, sebuah gang yang akan menuntunnya kembali ke rumah, jalan satu-satunya dan sangat aman.
"Semoga Razib tidak akan memberitahu rubah sialan itu, sungguh sial hari ini untukku." Dia terus memaki takdir yang membuatnya harus kembali dimakan bayang masa lalu.
Inilah yang paling dia benci perihal masa lalunya, perempuan itu akan selalu datang kembali dengan tanpa merasa bersalah seperti sama sekali tidak melakukan kesalahan apapun. Mengacaukan kembali hati yang sudah tertatih, dan belajar tegar serta ikhlas.
"Harusnya kamu tidak lari seperti itu bila ingin menang," seloroh seorang perempuan yang membawa kantong hitam berisi sampah.
Dengan telaten dia membawa kantong tersebut, sampai mendarat tepat di bak sampah untuk dibakar.
Akara sangat mengenal siapa perempuan di hadapannya, perempuan yang sama dengan harapannya, perempuan yang tanpa sadar dia harapkan kehadirannya.
"Yasmin? Sedang apa kamu di sini?" tanya Akara pada Yasmin, setahunya perempuan itu tidak memiliki kerabat di kota ini.
Yasmin mengembuskan napas gusar, harusnya dia berpura-pura saja tidak melihat Akara dan fokus pada pekerjaannya. Sekarang, lelaki itu pasti menahannya untuk mendengarkan seluruh keluhnya hari ini.
"Aku bekerja di sini, Ayah bilang aku harus mandiri," jawab Yasmin seadanya. Dia harus tegas pada dirinya bila dihadapkan dengan Akara. Tidak ada lagi hal memalukan yang dia lakukan hanya untuk menarik perhatian Akara. Tetapi bahkan hatiku masih selalu bergetar saat melihatnya dalam keadaan seperti ini.
Akara mendekat, semakin mendekat sampai tidak ada lagi jarak di antara keduanya. Embusan napas lelaki itu menggelitik permukaan kulit wajahnya, sensasi itu kembali dia rasakan. Yasmin sangat lemah bila dihadapkan dengan Akara yang sedang dalam fase terbawah.
"Dia datang hanya untuk menggores kembali luka yang baru kering, Yas," lirih Akara dengan suara parau, terdengar begitu menyedihkan.
"Maka kamu harus berani menghadapinya, Ka. Kamu tidak bisa terus-terusan melarikan diri, kamu kalah, Ka." Akara menggeleng kuat, memegang bahu Yasmin begitu kencang sampai menyakiti perempuan itu yang kini meringis pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yellow (TAMAT)
Roman pour Adolescents《 Diikutsertakan dalam cakra writing marathon batch 5 》 °°° "Mari bahagia dalam kemilau sinarnya sang senja, di bawah langit yang meredup." Serayu tak mengapa jika hanya memandang Akara dari jarak jauh, dia tak masalah bahkan jika Akara memiliki kek...