Di bawah langit abu-abu, mata yang berkaca-kaca siap menumpahkan segala sedihnya. Tidak lagi peduli jika diperhatikan khalayak ramai, batinnya terlanjur terluka.
Serayu Amaya.
Mendengar suara yang tidak asing membuat Serayu segera menghentikan pekerjaannya, dengan cepat mendongak menatap manik kelabu milik lelaki itu. Tatapan menyorot kekosongan yang mendalam, tetapi masih sedikit menyimpan sebuah pengharapan yang besar. Sebelum perempuan itu mengucapkan sepatah kalimat.
"Kamu sudah pulang?"
Lelaki itu terdiam dengan raut kebingungan, dia entah harus merespon bagaimana. "Saya ingin mengambil pesanan saya, Kak!" balasnya mematahkan segala ekspetasi dalam benak Serayu.
Perempuan itu tersenyum pahit saat menelisik lebih dalam tatapan lelaki di hadapannya, dia bukan Fariz, meski mereka memiliki beberapa kesamaan. Serayu sangat berharap bahwa yang di hadapannya adalah Fariz, bahwa dia tidak benar-benar pergi meninggalkan Serayu sendiri.
Sekali lagi takdir mematahkan semangatnya yang semula menggebu.
Dengan malas Serayu bangkit dan berjalan pada rak khusus tempat menaruh semua pesanan buket bunga, memberikannya pada lelaki yang memperhatikannya dengan seksama.
"Silahkan membayar pada kasir, dan kami berharap Kakak bersedia datang kembali! Terima kasih!" ucap Serayu dengan maksud tersembunyi. Yang artinya adalah, jangan datang lagi dan segera pergi!
Lelaki itu mengerenyitkan dahi tidak habis pikir, apa salahnya sampai diusir secara halus begitu?
Sebelum melangkah pergi menuju kasir, dia sempatkan mengulurkan tangan lalu memperkenalkan dirinya.
"Saya Razib, tolong ingat nama saya. Karena sepertinya saya akan menjadi pelanggan tetap, dan tolong jangan kecewakan saya, Serayu." Dia membawa langkahnya mendekati kasir lalu pergi dengan tanpa wajah bersalah.
Serayu masih mencerna setiap kata yang terlontar, dan apa dia tidak salah mendengar karena lelaki itu menyebutkan namanya? Dari mana dia tahu?
Razib? Apakah aku pernah berurusan dengan lelaki bernama Razib? Serayu dibuat dilema oleh sosok bernama Razib itu, hatinya tiba-tiba merasa tidak tenang, seperti ada sesuatu hal yang sudah menunggunya. Ini sangat tidak nyaman!
Mengesampingkan perasaan resahnya, dia mulai fokus kembali menata bunga-bunga sesuai jenis dan warna. Jika Kak Ane tahu dia melamun, maka dipastikan akan diberi ceramahan tiada henti. Dia harus berhati-hati karena sekarang bukan hanya dirinya yang bekerja di toko ini, ada Kak Laras; bertugas menjaga kasir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yellow (TAMAT)
Teen Fiction《 Diikutsertakan dalam cakra writing marathon batch 5 》 °°° "Mari bahagia dalam kemilau sinarnya sang senja, di bawah langit yang meredup." Serayu tak mengapa jika hanya memandang Akara dari jarak jauh, dia tak masalah bahkan jika Akara memiliki kek...