Aku tidak lagi bisa memandangmu sama kini. Senyum itu sangat pantang ku kagumi lagi, sebab telah kamu jatuhkan pilihanmu padanya.
Serayu Amaya.
Yasmin masih tetap bergeming, dia sangat syok mendengar penuturan dari Serayu.
"Sungguh, maafkan aku, Yas. Aku sangat sulit menahan semua perasaan ini, tolong ... maafkan aku!" Suara Serayu bergetar kala mengatakan kalimat itu, dia sangat tidak kuasa mengungkapkannya pada Yasmin.
"Bagaimana bisa, Ra?" Serayu menggeleng membuat Yasmin semakin berpikir keras.
Dia tidak berniat membuat Serayu terluka di pengalaman jatuh cinta pertamanya, tentu Yasmin ingin melihat Serayu berseri saat membicarakan lelaki yang ia kagumi, tetapi apa-apaan kenyataan ini?
"Serayu, kita memang teman, tapi untuk hal ini aku akan mulai egois. Aku lebih mencintainya dibandingkan dirimu, Ra," ucap Yasmin lagi mempertegas. Yasmin tidak akan dengan mudah mengalah dan memberikan Akara, cukup sudah kekalahannya kemarin.
Serayu semakin menunduk dalam. "Aku tidak meminta Akara sekarang, Yas. Aku hanya menyesal telah menaruh hati pada kekasihmu itu."
Yasmin semakin dibuat terkejut dan tak habis pikir, kenapa Serayu sangat mudah mengalah seperti ini? Harusnya dia marah, menangis, dan memohon padanya. Bukan menerima mentah-mentah takdirnya begini.
"Kenapa kamu menyerah secepat ini, Ra?"
Perlahan kepala Serayu mendongak; memberanikan diri menatap kedua mata Yasmin. "Hanya ingin sadar diri saja, Yas."
Jawaban yang sangat kurang memuaskan untuk Yasmin. Dia memang mengenal Serayu sebagai sosok penyendiri yang dengan bijak menyembunyikan semua ekspresi pada wajahnya. Kala mengetahui Serayu jatuh hati, Yasmin sangat bersemangat untuk melihat raut lain pada wajah perempuan itu.
"Baiklah, pesanku, buang semua perasaanmu itu."
Perempuan yang masih dalam posisi terduduk di tanah itu menganggukan kepala lesuh. "Tenang saja, dan pesanku tolong buat dia selalu bahagia, Yasmin."
Yasmin pergi tanpa menjawab, senyum kemenangan terpantri pada wajahnya yang seketika berseri-seri.
"Pada akhirnya aku akan tetap tertinggal juga, ya?" Serayu pelan-pelan bangkit lalu menepuk kotoran yang menempal pada celananya.
Dia juga membawa tubuhnya pulang ke rumah, untuk membasuh wajahnya, dan merebahkan diri lalu menuliskan kejadian hari ini dalam buku hariannya.
🌅🌅🌅
Serayu sampai di rumahnya tepat waktu sebelum Mamahnya tiba, sebelum mengeluhkan lelahnya hari ini dia akan mengerjakan dahulu pekerjaan rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yellow (TAMAT)
Teen Fiction《 Diikutsertakan dalam cakra writing marathon batch 5 》 °°° "Mari bahagia dalam kemilau sinarnya sang senja, di bawah langit yang meredup." Serayu tak mengapa jika hanya memandang Akara dari jarak jauh, dia tak masalah bahkan jika Akara memiliki kek...