Coba hargai hadirnya, sebelum kamu rasa menyesal mengabaikan semua ketulusannya. Kamu pasti, 'kan, bahagia. Jika kamu bahagia maka aku pun begitu.
Serayu Amaya.
Akara selalu bertanya-tanya mengapa dia tidak bisa menerima semua ketulusan cinta dari Yasmin. Perempuan itu tidak mempunyai kekurangan apapun, semua tampak sempurna. Tetapi apa yang dia cari sampai terus mengacuhkan Yasmin?
"Jatuh cinta padaku hanya akan membuatmu semakin terluka, Yas," tuturnya mencoba memberi tahu secara halus pada Yasmin, setidaknya coba saja mengerti bahwa Akara masih belum bisa memulai.
"Semakin aku lupakan, semakin aku tersiksa. Tidak bersamamu ternyata lebih sakit, Ka," jawab Yasmin begitu tegas, dia tidak butuh pengelakan apapun karena baginya perasannya butuh sebuah kejelasan.
Akara bisa terlihat sangat menyayangi Yasmin, namun bukan berarti lelaki itu telah memberi izin Yasmin untuk memasuki rumahnya. Perempuan itu tidaklah lebih dari tamu yang tak diundang. Yasmin yang terlebih dahulu menghampiri lalu mengajaknya menjalin sebuah pertemanan, maka jangan salahkan bila Yasmin jatuh padanya. Dari awal hatinya tetap kukuh memilih Yesha meski akhirnya disakiti.
"Bagaimana jika Setya tahu kamu menjadikannya pelampiasan, Yas?" Sungguh. Akara tidak habis pikir bagaimana dengan teganya perempuan itu menjadikan Setya sebagai pelampiasan.
Yasmin terkekeh mendengar sebuah nama yang sudah sangat lama tidak terdengar. "Dia bahkan menjadikanku selingkuhan. Bukankah dia lebih jahat, Ka?" Dia tersenyum sinis merasa puas melihat raut terkejut Akara.
Hari ini tidak pernah terpikirkan oleh Akara, bahwa Setya menjadikan Yasmin sebagai selingkuhan, lalu Yasmin yang melampiaskan rasa tak terbalasnya pada Setya. Mengapa semua menjadi seperti ini?
"Sudahlah, Ka. Jika memang kamu tidak mau memulai, tidak mengapa, tapi tolong biarkan aku tetap berada dalam jarak terdekatmu."
Akara merasa bimbang, dia tidak bisa sembarangan dalam menerima seseorang sebagai orang terdekat. Kepercayaannya telah dikhianati berkali-kali, maka bagian mana lagi yang harus ia maklumi? Kesalahan mana lagi yang harus dia maafkan? Cerita mana lagi yang harus kembali diceritakan dari awal? Dan kepercayaan dalam bentuk apa lagi yang harus dia percayai?
"Aku sudah tidak mau mempercayai semua itu, Yas. Percuma seberapa keras kamu mencoba, aku rasa, aku terlalu lelah," ucap Akara dengan suara parau. "Yang aku takuti adalah kembali menelan pil pahit, bahkan sampai saat ini aku tidak tahu obatnya apa, Yas. Jangan menambah lagi, aku mohon." Dia memohon dengan sangat sembari menyatukan kedua telapak tangannya; benar-benar memohon.
"Tidak semua orang yang kamu temui sama seperti masa lalumu, Ka. Tidak semua begitu! Aku tidak begitu!" cecar Yasmin. Dia rasa dirinya sudah sangat baik, dan cocok bersanding dengan Akara. Lalu apa lagi yang lelaki itu tunggu? Menunggunya sembuh? Kapan? Lelaki itu tidak memiliki niat sembuh, dia selalu saja kabur dengan beribu alasan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yellow (TAMAT)
Roman pour Adolescents《 Diikutsertakan dalam cakra writing marathon batch 5 》 °°° "Mari bahagia dalam kemilau sinarnya sang senja, di bawah langit yang meredup." Serayu tak mengapa jika hanya memandang Akara dari jarak jauh, dia tak masalah bahkan jika Akara memiliki kek...