Kamu membawanya ke tempat di mana aku dan kamu bertemu pertama kali.
Kenapa, Ka?
Kenapa kamu harus membawanya dengan senyum se-menawan itu?
Serayu Amaya.
Jana kelimpungan melihat Serayu semakin menangis dengan kencang, mengeluarkan suara-suara tersiksanya. Anaknya tidak lagi memendam sendiri, tetapi saat melihat anaknya terpuruk sendiri membuat pikiran Jana buntu, sampai tidak bisa memikirkan hal lain untuk mereda tangisnya.
Laki-laki mana yang berhasil membuatmu menangis seperti ini, Ra?
Dirinya gagal melaksanakan tugasnya menjaga kebahagiaan Serayu, sungguh sia-sia saja rasanya bila Anaknya tetap memilih menangis tanpa mengatakan apapun.
"Tolong cerita pada Mamah, Ra. Jika begini bagaimana Mamah bisa mengerti perasaan kamu?" ucap Mamah berusaha membujuk Serayu agar mau bercerita, tetapi tetap tidak ada balasan dari perempuan yang masih setia menangis dengan derai air mata.
"Tidak perlu, Mah. Aku ingin tidur saja," balas Serayu membuat Jana semakin merasa bersalah, dia akhirnya menuruti permintaannya untuk tidur.
Jana mengantar Serayu menuju kamar penuh ke hati-hatian, sampai di kamar, Mamah segera merebahkan tubuh Serayu dan menyelimutinya. "Tidur yang nyenyak putri Mamah." Jana mengecup dahi Serayu sebelum keluar dari kamar, sembari merenungkan perilaku Anaknya.
🌅🌅🌅
Matahari menyapa lagi dengan membawa kehangatan untuk seluruh penghuni di bumi, sinarnya yang begitu cerah berhasil menembus tirai kamai Serayu serta meneranginya.
Seorang perempuan yang sudah siap dengan pakaian kerjanya hari ini mulai menata kembali hati menjalani setiap takdir yang telah tertulis untuknya. Meski perih, dia harus terus melangkah. Meski sakit tidak membuatnya mundur. Meski lelah tidak akan mampu memadamkan semanganya. Semalam; adalah sebuah kesalahan, di mana dia membuang air mata hanya untuk satu sosok tidak berguna.
"Andai saja kamu melukai aku secara terang-terangan, Ka. Maka bisa saja aku langsung mundur, bukan semakin tertarik dan ingin membawamu berada di sisiku," gumam Serayu.
"Ra, ayo makan. Bukan malah membuat drama di pagi hari." Suara Jana sangat mengejutkan Serayu. Akhirnya perempuan itu menghampiri meja makan dan makan bersama Mamahnya dengan tenang.
Selesai makan, Serayu memutuskan mencuci piring dan alat masak lainnya yang telah menumpuk di westafel. Hitung-hitung membantu meringankan pekerjaan Mamahnya sebelum berangkat kerja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yellow (TAMAT)
Teen Fiction《 Diikutsertakan dalam cakra writing marathon batch 5 》 °°° "Mari bahagia dalam kemilau sinarnya sang senja, di bawah langit yang meredup." Serayu tak mengapa jika hanya memandang Akara dari jarak jauh, dia tak masalah bahkan jika Akara memiliki kek...