《 Diikutsertakan dalam cakra writing marathon batch 5 》
°°°
"Mari bahagia dalam kemilau sinarnya sang senja, di bawah langit yang meredup."
Serayu tak mengapa jika hanya memandang Akara dari jarak jauh, dia tak masalah bahkan jika Akara memiliki kek...
Kamu pantas mendapatkan bahagia setelah badai menerjang begitu kuatnya. Semoga masih kuat tubuhmu menjemput bahagia.
Serayu Amaya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Liburan satu minggu telah mereka lalui, memang sebentar rasanya. Kini hari yang ditunggu-tunggu datang juga, hari terakhir mereka bersama, bercengkrama, bersenda-gurau. menghadapi sebuah pisah; melepas masa-masa sekolah, dan menapaki kehidupan yang sebenarnya. Lebih kejam, dan dengan berjuta pengalaman.
Tap ... tap ... tap
Suara langkah kaki yang berlari menggema di koridor sekolah, Yasmin berlari sekuat tenaga tidak memedulikan penampilannya yang sudah rapi dengan baju kebaya lengan organza, tile motif sangat serasi saat dipakai oleh perempuan itu. Terpaksa harus ia relakan keanggunan pakaiannya, berlari dengan peluh membasahi wajahnya, make up yang menghiasi wajahnya begitu indah kini mulai luntur.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Grep!
"H-huh ... ha–hah, ketemu!" serunya girang dengan menghamburkan dirinya pada pelukan seorang lelaki, tidak sia-sia dia meninggalkan acara perpisahan sekolah yang masih berjalan demi menemui lelaki ini.
Sosok yang dipeluk begitu eratnya tersentak, namun tak ayal membalas pelukan tersebut.
"Selamat, ya, Yas!" ucapnya tersenyum tulus meski Yasmin tidak bisa melihatnya karena masih sibuk menenggalamkan wajahnya dalam dekapan miliknya. "Kamu hebat, Yas. Selamat menempuh kehidupan yang sebenarnya!"
"Berisik, Ka! Aku lagi ga mau bahas kehidupan, tolong pastikan kamu tidak akan pergi lagi," jawab Yasmin ketus melepas pelukannya, menatap Akara tajam.
Akara terkekeh seraya mengacak rambut Yasmin yang sudah tersusun begitu rapinya, membuat perempuan itu mendengus sebal. "Akaraa, ini tuh udah dari pagi buta nata rambut beginian doang! Eh, kamu seenaknya diacakin!" gerutu Yasmin pada Akara yang masih terkekeh.
