Dua jam setelah acara pernikahan Sana dan Tzuyu, para keluarga Chou, keluarga Minatozaki dan keluarga Myoui duduk dengan hening di ruang tengah, mengingat misteri takdir perjalanan hidup ini. Mereka semua menunduk.
Karangan bunga hiasan prewedding menjadi saksi bisu ketiga keluarga ini. Sana yang sedari tadi menangis tersedu-sedu mengingat betapa kejamnya ia dan betapa bodoh dirinya. Ia telah kejam pada Tzuyu dan Mina, telah memisahkan kedua insan yang saling mencintai.
"Aku benar-benar malu pada kalian semua" ucap Tuan Minatozaki merasa bersalah.
"Aku gagal mendidik putriku dengan benar. Sana telah melakukan kebodohannya" sambungnya menatap satu persatu dari mereka.
"Maafkan aku? ini semua karenaku. Aku yang jahat disini. Seharusnya aku tidak membiarkan pernikahan ini terjadi. Aku yang bersalah! Tzuyu tidak seharusnya bertanggung jawab, Mina seharusnya tidak membujuk Tzuyu. Dahyun lah yang seharusnya bertanggung jawab" jelas Sana dengan suara yang sudah serak.
Plak!
"Jangan sebut nama brengsek itu lagi di depanku!" marah Tuan. Minatozaki yang sudah menampar Sana.
Semua kaget terlebih lagi Nyonya Minatozaki. Ini baru pertama kali suaminya menampar Sana. Saat suaminya mengetahui Sana sedang mengandung, ia hanya mengusap dadanya, mengerutkan keningnya dan butuh waktu untuk menyendiri.
"Tolong tenanglah Tuan Minatozaki. Sana disini hanyalah korban" ucap Tuan Myoui menenangkan.
Sana semakin menangis sejadi-jadinya. Ia pantas menerima tamparan dari Ayahnya. Baginya ia sudah mengecewakan Ayahnya, ia sudah mengecewakan semuanya.
Kembali hening, yang terdengar hanyalah suara tangisan Sana, sedangkan Nyonya Minatozaki menahan tangisannya. Ia memeluk putrinya dan menepuk-nepuk pundaknya.
Tak lama kemudian, Tzuyu bangkit dan keluar dari ruangan itu. Semua mata tertuju padanya, hanya Sana yang masih saja menunduk.
Mina yang melihat itu, lalu bangkit dan menyusul Tzuyu.
***
*Mina POV
Aku beranjak dari tempatku untuk menyusul Tzuyu, kulihat Tzuyu memandang kosong kaktus berduri itu. Ketika aku hendak menghampirinya...
"Kaktus tumbuh subur di gurun sedangkan pakis tumbuh subur di lahan basah. Orang bodoh akan mencoba menanamnya di kotak bunga yang sama" ucap Tzuyu matanya tak terlepas dari kaktus itu.
"Gurun pasir adalah tempat yang kering, tetapi kaktus masih bisa tumbuh disana" ucapku yang sejajar dengan Tzuyu dan juga memandang kaktus itu.
"Hari ini adalah hari terburukku, Min" kata Tzuyu dan aku langsung menolehnya.
"Apa rencanamu selanjutnya?" tanya Tzuyu menatap dalam mataku.
"Kau yang meminta aku menikahi Sana, hingga terjadilah pernikahan yang tidak aku dambakan" keluh Tzuyu.
Aku terdiam. Tzuyu benar-benar terluka. Aku tahu Tzuyu tidak menginginkan pernikahan ini, pernikahan yang dipaksa olehku. Selama sesi pernikahan berlangsung, Tzuyu hanya mampu terdiam, Tzuyu hanya memandang diriku, Tzuyu tidak bahagia, begitu pun dengan Sana.
"Katakan aku harus apa, Mina? aku harus apa lagi?" ucap Tzuyu mengguncang bahuku pelan.
"Tentu saja kau harus menjaga Sana, Tzuya-ya" ucapku pelan.
Mina POV End
"Tentu saja kau harus menjaga Sana, Tzuyu-ya" ucap Mina lembut tapi menyakitkan yang Tzuyu dengar.
"Ha? ha..haa..aaa" Tzuyu terkekeh pelan.
Pernyataan Mina benar-benar lelucon bagi Tzuyu. Bagaimana bisa Mina sudah memaksanya menikahi Sana, lalu sekarang ia memintanya menjaga Sana. Tzuyu terkekeh, omong kosong apa yang terjadi ini?
Mina bingung kenapa Tzuyu terkekeh begini, lalu tiba-tiba Tzuyu tertawa lebih keras. Namun, airmata membanjiri pipinya.
Tzuyu mengusap kepalanya dengan keras, hingga rambut rapinya menjadi berantakan.
Tzuyu mondar mandir hingga membuat Mina semakin bingung."Ada apa, Tzu?" kau baik-baik saja kan?" tanya Mina cemas.
Tzuyu berhenti. Kembali ia menatap lekat mata Mina. Mina semakin cemas, lalu Tzuyu semakin mendekatinya. Jantung Mina berdegup kencang.
"Aku membencimu Myoui Mina" bisik Tzuyu datar tapi penuh penekanan.
Deg!
Tes!
Bulir bening menetes dipipinya, Kata-kata Tzuyu menusuk uluh hatinya. Tzuyu menjauh.
"Dan aku juga membencimu Minatozaki Sana" teriak Tzuyu.
Tentu saja suara keras Tzuyu terdengar oleh Sana dan para keluarga yang masih di ruang tengah.
*Sana POV
Aku masih saja menangis meratapi nasibku. Ibu masih memelukku dengan erat. Orang tua Tzuyu dan orang tua Mina masih membelaku. Mereka semua sangat baik, hanya aku saja yang tidak benar disini. Bahkan mereka tidak keberatan saat harus memenuhi keinginan Mina agar Tzuyu menikahiku. Mereka bilang persahabatan itu sangat penting. Mina sangat menyayangiku, hingga kebahagiaannya ia relakan untuk membantuku melewati dunia kelam ini. Tzuyu? aku yakin dia terpaksa melakukan ini, karena ia teramat mencintai Mina. Ia akan mengikuti apa kata Mina. Tapi kenapa? kenapa harus mereka? kenapa harus sahabatku yang menderita? ini kesalahanku! ini dosaku! tidak pantas mereka ikut arus kotorku. Seharusnya mereka tidak peduli padaku! aku benci diriku! aku sangat membenci diriku!
Disaat aku manyalahkan betapa bodohnya aku, umpatan dan ocehan terhadap diriku.
"Dan aku membencimu Minatozaki Sana"
Deg!
Suara Tzuyu terdengar jelas bagiku, ia teriak bahwa ia membenciku. Aku semakin rapuh! entah kenapa ini lebih menyakitiku daripada tamparan Ayahku. Rasanya benar-benar menyayat hatiku.
"Maafin aku, Tzu" ucapku lirih dan kuseka airmataku.
Aku bangkit lalu pergi ke kamarku. Aku mengunci pintu dan aku menangis sekeras-kerasnya, rasanya aku ingin bunuh diri.
Note:
Baru pemula. Silakan berikan kritik dan sarannya. Terima kasih 🙏🙏🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
CACTUS ||Misatzu
Random"Aku tidak punya pilihan jika kekasihku memohon penuh harap" -TZUYU- "Maaf...aku merepotkanmu dan menghancurkan hidupmu" -SANA- "Keputusanku kadang menyakitiku, tapi tidak melakukan apapun adalah salahku" -MINA-