*Sana POV
Saat ini aku berada di Mension kami. Orang tuaku baru saja berpamitan pergi dan langsung menuju ke Bandara kembali ke Jepang. Mereka adalah orang sibuk, sehingga saat aku bersekolah di sini mereka jarang mengunjungiku. Aku bersyukur orang tuaku sudah memaafkan kesalahanku. Setidaknya mereka tidak meninggalkanku saat aku terpuruk dengan masalah ini.
"Tzuyu? kemana dia?" batinku.
Aku bergegas mencarinya. Sejak dari dalam mobil tadi menuju Mension ini, kulihat matanya bengkak, ku yakin Tzuyu menangis.
"Aku harus minta maaf padanya" gumamku.
Setelah berkeliling mencari Tzuyu, aku pikir mungkin dia berada di dalam kamar. Aku segera naik ke lantai atas dan benar saja Tzuyu ada disana. Aku melihat ia terlelap tidur dan dalam tidurnya cairan bening masih membanjiri pipinya.
"Maaf Tzu, aku membuatmu menderita" sesalku.
"Maaf, aku merepotkanmu dan menghancurkan hidupmu" tangisku, yang kurasa lebih perih.
Aku benar-benar sangat bersalah pada Tzuyu. Aku telah menghancurkan hidupnya. Aku telah menghancurkan sahabatku. Seharusnya ia menikah dengan Mina, itulah harapan Tzuyu yang pernah ia katakan padaku.
Flashback
Saat ini aku berada di Cafe tempat favoriteku, Tzuyu dan Mina. Sepulang sekolah dulu kita sering datang kesini. Aku menunggu Tzuyu, dia bilang ada yang ingin ia beritahu padaku.
"Jangan beritahu Mina" itu pesannya padaku.
"Pasti Tzuyu mau memberitahu rahasia atau rencananya" batinku.
Ya, Chou Tzuyu sering curhat padaku, terlebih-lebih kisah asmaranya dengan Mina. Dia sangat mencintai Mina.
"Aku harap suatu hari nanti aku juga menemui pria sepertinya" harapku.
"Ah, kemana dia? belum datang juga" ucapku yang sudah mulai bosan.
Hampir 30 menit, Tzuyu belum datang juga.
"Jika 5 menit lagi dia tidak datang, aku akan..." ucapku terpotong saat Tzuyu masuk ke cafe dengan setelan jasnya.
"Mianhe Sana-Shi aku terlambat" maaf Tzuyu sambil mengacak-acak rambutku.
Tzuyu duduk tepat di depanku, aku masih cemberut. Kuperhatikan wajahnya sedang berbinar-binar, sepertinya ia sedang bahagia. Aku pun harus menurunkan egoku, kutak ingin merusak hari baiknya.
"Ada apa, Tzu? tanyaku.
"Kamu membutuhkan bantuanku?" sambungku.
"Hal apa yang harus kuketahui sebelum Mina mengetahui?" kataku lagi.
"Ah, tentu saja aku membutuhkan bantuanmu. Terlebih-lebih kau harus mendengarkan rencanaku" kata Tzuyu, lalu tersenyum.
"Sepertinya suasana hatimu sedang bahagia? hayo, apa?" tanyaku penasaran.
"Aku mau mengajak Mina menikah" katanya, lalu mengangkat sebelah alisnya.
"Ha? serius, Tzu? bingungku yang tak percaya.
"Tentu saja Sana-ya, aku teramat mencintai Mina, lagi pula kita berkecan cukup lama. Aku sudah menyiapkan semuanya" jelasnya.
"Kau tahu sendiri kan? LDR-an saja aku tidak bisa darinya. Jadi, aku memutuskan untuk meresmikannya" sambungnya lagi dengan yakin.
Aku tertegun dengan diam. Entahlah, betapa bahagia keluarganya nanti? Tzuyu yang sangat mencintai Mina dan Mina juga mencintai Tzuyu. Tiada yang paling bahagia kan selain kita bersatu dengan orang yang kita cintai?
"Jika Tzuyu berjodoh dengan Mina, kemana aku harus mencari pria seperti dirinya?" batinku secara tiba-tiba.
"Kenapa aku berbicara begini?" gumamku.
"Kenapa Sana-ya?" tanya Tzuyu.
"Ah, tidak ada Tzu" jawabku dengan cengiran.
"Pabo Sana-ya" batinku.
"Jadi, kapan kau akan berencana melamar Mina?" tanyaku
"Segera mungkin" ucap Tzuyu.
"Tapi sebelum itu, aku ingin memastikan dirimu" sambungnya dan menatap mataku.
"Kenapa denganku?" tanyaku.
"Sebelum aku menikah dengan Mina, aku ingin kau mendengarkanku, jauhi Dahyun" katanya mengintrogasi.
Flashback end.
"Seharusnya aku mendengarkanmu Tzu" batinku.
Di Lain Tempat
"Berhenti untuk menggangguku Son Chaeyoung! marah Mina pada pria bermarga Son itu.
"Dan bawa bungamu ini, aku tidak menyukainya" sambungnya dengan kesal.
"Perjuangan yang seperti apa lagi yang harus kucoba Mina? aku hanya berusaha merebut hatimu" jelasnya.
"Tidak perlu!" jawab Mina.
"Tidak bisakah kau melihat sedikit saja diriku? setidaknya rasa kasihan" keluhnya dengan harap.
"Justru aku kasihan padamu Chaeng, sehingga aku memintamu untuk berhenti. Tak perlu mengetuk hatiku, singgahlah di tempat lain" ucap Mina.
"Apakah tamu yang sudah beristri lebih berhak tinggal dihatimu?" tanya Chaeyoung.
*Mina POV
"Apakah tamu yang sudah beristri lebih berhak tinggal dihatimu?" tanya Chaeyoung.
Deg!
"Tamu? istri?" batinku.
"Kau tidak mungkin masih mencintai Suami orang kan, Mina?" katanya dengan seringainya.
"Suami? apa maksudnya?" batinku.
"Lupakan Tzuyu, Mina! masih ada aku yang setia menunggumu" katanya lagi.
Aku pun tersenyum licik, aku benar-benar tidak menyukai pria ini.
"Urusan hatiku biar menjadi urusanku! dan kau yang lebih tak berhak mencampurinya" tegasku.
Segera aku berlalu meninggalkan pria bodoh itu! aku masuk ke mobilku. Kusentuh dadaku yang terasa sesak dan aku mulai menangis. Sakit!
"Aku merindukanmu, Tzu" ucapku dengan lirih.
Baru pemula. Silakan berikan kritik dan sarannya. Terima kasih 🙏🙏🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
CACTUS ||Misatzu
Random"Aku tidak punya pilihan jika kekasihku memohon penuh harap" -TZUYU- "Maaf...aku merepotkanmu dan menghancurkan hidupmu" -SANA- "Keputusanku kadang menyakitiku, tapi tidak melakukan apapun adalah salahku" -MINA-