Jihyo POV
Saat ini aku tidak tahu lagi harus kemana mencari Nayeon? Aku sudah menghubunginya, tapi sepertinya ia sengaja mematikannya. Sebagai Sahabat tentu saja aku sangat khawatir padanya. Orang tuanya sudah menghubungiku secara berulang-ulang. Menanyakan dimana Nayeon berada? dan aku pun terpaksa berbohong jika Nayeon ada di Apartemenku. Aku meyakinkan mereka dan itu berhasil.
Orang tua Nayeon juga sangat percaya padaku, karena aku dan Nayeon sudah bersahabat sejak kecil.
Jalanan yang tadinya ramai sekarang sudah semakin sepi.
"Aku harus mencari kemana lagi?"
"Nayeon benar-benar pabo, lari dari rumah juga tidak akan menyelesaikan masalah" kesalku.
Sebenarnya kehidupan Nayeon dulu sangat baik, tapi semenjak orang tuanya tahu bahwa putrinya berkencan dengan Jeongyeon mereka tidak menyukainya. Jeongyeon dibesarkan di Panti Asuhan, dan itulah sebabnya mereka meragukan asal usulnya. Bagi mereka asal usul keturunan itu harus jelas.
Tidak ada salah dari mereka yang harus mengetahui asal usulnya, terlebih-lebih mereka adalah orang tua. Namun, itu seharusnya juga tidak berlebihan, karena bagaimana pun mereka seharusnya mementingkan kebahagiaan putrinya.
Sebagai Sahabat juga aku dapat menilai, bahwa Jeongyeon adalah pria yang baik dan dia juga seorang penyayang. Sejak ia bersama Nayeon, aku juga cukup dekat dan menjadi Sahabatnya. Mereka cukup lama berkencan, sayang sekali hubungan mereka harus kandas.
"Apakah ia pergi bersama Jeongyeon?"
"Ah, tidak mungkin! aku tidak yakin dengan itu"
Tidak mungkin Nayeon datang menemui Jeongyeon. Aku mengenal Nayeon, ia tidak ingin Jeongyeon berada dalam masalah jika berani menemuinya.
[You make me feel special
Sesangi amuri nal jujeoanchyeodo....]Suara dering teleponku berbunyi. Aku menghentikan mobilku. Kulihat Nayeon lah yang meneleponku. Rasanya aku benar-benar geram pada anak ini.
Pip
📱 Nayeon pabo, kau sekarang ada dimana? Tahukah kamu bahwa orang tuamu mencarimu? ia menanyakanmu padaku, dan aku juga terpaksa berbohong pada mereka. Sejak tadi aku mencarimu. Sekarang kau ada dimana?" kataku kesal, yang sebenarnya khawatir.
Tidak ada respon dari seberang telepon.📱"Halo i'm Nayeon, apakah kau masih hidup?" kataku naik pitam.
📱"Ah, maaf! ini bukan Nayeon tapi aku..." belum ia menyelesaikan kalimatnya. Aku sangat cemas.
Nayeon bersama dengan siapa? siapa yang mengangkat telepon ini? suaranya juga asing bagiku, ini juga suara pria. Suara Jeongyeon juga tidak begini, aku mengenalnya.
📱"Kau siapa? dimana Nayeon? mengapa ponsel Nayeon ada denganmu?" kataku.
📱"Aku menemuinya di Bar" katanya.
Astaga! mengapa aku tidak terpikirkan dari tadi bahwa Nayeon pergi ke Bar. Aku juga kadang pergi ke Bar bersamanya. Namun, karena pekerjaanku terlalu sibuk, aku tidak ada waktu pergi ke sana.
📱"Bagaimana keadaannya sekarang?" tanyaku.
📱"Dia tertidur di mobilku" jawabnya.
📱"Apa? dimobil? apa yang kau lakukan? Hei! jangan mencari kesempatan dalam kesempitan ya" kataku.
📱"Aku tidak melakukan apapun. Aku hanya menolongnya. Aku ingin mengantarnya, tapi aku tidak tahu dia tinggal dimana" katanya.
📱"Bagaimana aku dapat mempercayaimu?" selidikku.
📱"Jika begitu datanglah kesini, jemputlah temanmu ini" katanya nampak kesal.
Aku menghela napasku. Mungkin benar orang ini hanya menolongnya? tidak semua orang di dunia ini jahat kan? tapi waspada itu juga sangat penting.
"Bagaimana jika orang itu menjebakku? ia menculik Nayeon, lalu menculikku?" pikiran negatif mulai lagi diotakku.
"Apakah aku harus melapor polisi dulu?" gumamku.
📱 Halo, bagaimana aku bisa percaya bahwa kamu menolongnya? bagaimana aku bisa percaya bahwa kamu adalah orang baik-baik" kataku mengintrogasi.
Aku mendengar orang itu menghela napasnya dengan kasar. Aku yakin itu orang sudah pasti ketakutan karena aku sudah menebak kejahatannya.
📱"Jika kamu tidak percaya padaku, silakan bawa polisi dan datanglah kemari. Katakan juga identitasku bahwa aku adalah Chou Tzuyu"
"Chou Tzuyu?" kataku dalam hati.
Aku tidak salah dengar kan? tadi aku mendengar namanya Chou Tzuyu?
Aku terdiam sejenak. Apakah benar orang itu adalah Chou Tzuyu? Jika memang benar itu adalah Tzuyu, maka tentunya aku sangat percaya bahwa dia adalah orang baik.
📱"Ba-Baiklah, aku akan kesana" kataku dengan sangat gugup.
SKIP
Sekarang aku sudah kembali ke Apartemenku. Nayeon benar-benar tidur dengan lelap, mungkin itu efek dari alcoholnya. Untung saja dia tidak kenapa-kenapa.
Sejujurnya aku juga berterima kasih pada Nayeon, karena dia aku bisa bertemu lagi dengan Tzuyu.
Chou Tzuyu adalah cinta pertamaku. Cinta sebelum Daniel datang kepadaku. Waktu SMA dia benar-benar menjadi tipe idealku. Bagaimana tidak, dia adalah pria yang sangat pengertian dan seorang pelindung. Dulu aku cukup iri dengan Sana dan Mina, dimana keduanya mendapatkan perhatian yang lebih darinya. Saat aku tahu Tzuyu dan Mina berkencan, saat itu aku berusaha mengubur perasaanku padanya. Daniel adalah obat penyembuh patah hatiku yang bertepuk disebelah tangan. Danielku berhasil.
Ketika aku bertemu dengannya tadi, dia sama sekali tidak mengenalku. Tentu saja, karena aku dan dia saat itu berbeda kelas dan penampilanku sekarang juga berbeda. Dulu waktu aku Sekolah rambutku panjang dan sekarang aku Park Jihyo berambut pendek.
Baru pemula. Silakan berikan kritik dan sarannya. Terima kasih 🙏🥰🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
CACTUS ||Misatzu
Acak"Aku tidak punya pilihan jika kekasihku memohon penuh harap" -TZUYU- "Maaf...aku merepotkanmu dan menghancurkan hidupmu" -SANA- "Keputusanku kadang menyakitiku, tapi tidak melakukan apapun adalah salahku" -MINA-