Pria yang dengan teliti mengamati beberapa dokumen proyeknya. Ia menandatanganinya bila ia menyetujui proposal itu. Ia harus fokus untuk menyelesaikan pekerjaannya, meskipun beratnya problem yang selalu berterbangan dipikirannya.
Tok Tok Tok
"Masuk" Katanya.
"Permisi Tuan Chou" Kata Seorang Wanita yang sudah memasuki ruangannya.
"Ne, ada apa?" Katanya tanpa beralih dari pekerjaannya.
"Sudah waktunya makan siang, Tuan. Sedari tadi Tuan bekerja terlalu keras" Jelas Wanita itu.
Pria itu melihat arlojinya.
"Ya, aku akan makan nanti. Kau pergi saja, makanlah dengan yang lainnya" Katanya.
"Baiklah, jangan sampai lupa Tuan Chou" Kata Wanita itu.
"Ne. Jangan khawatir, Sekretaris Shuhua" Katanya.
"Baiklah, Saya permisi Tuan" Pamit Sekretarisnya.
"Silakan" Katanya.
*****
*Sana POV
Kini aku menuju ke Kantor Tzuyu. Aku ingin mengantarkan makan siang untuknya. Aku terlalu khawatir padanya, hingga aku takut ia melupakan makan siangnya.
Aku turun dari mobilku dan rasanya sedikit aneh ketika aku membaca "Chou Company" padahal ini bukan pertamanya aku ke Kantornya. Aku sering ke Kantor Tzuyu tapi itu dulu, saat aku belum menikah.
"Apakah karena aku sudah menikah dengan Tzuyu, sehingga merasa sedikit aneh?" batinku.
"Astaga! apa yang baru saja kukatakan" gumamku.
Aku segera memasuki Kantornya. Seperti biasa setiap sudut ruangan selalu ada bunga kaktus. Tzuyu sangat menyukai bunga kaktus. Saat ia berkencan dengan Mina, Mina pun ikut tertular dengan virus kaktusnya. Aku pun sering meledek mereka bahwa mereka adalah pasangan kaktus. Namun, entah kenapa sekarang aku merasa kami bertiga memiliki kehidupan berbagai filosofi seperti kaktus?
Beberapa karyawan menyapaku dengan ramah. Sangat aneh ketika mereka menyapaku dengan sebutan Nyonya Chou. Aku malu.
Sekarang Kantornya sedikit sepi, karena para karyawan tentunya sedang makan siang.
Aku segera menuju lift lalu kutekan tombol 9 untuk menuju ke Ruangan Tzuyu.
***
Tok Tok Tok
"Masuk" Kata Tzuyu dari dalam ruang.
Ceklek
Aku membuka pintu dan kulihat Tzuyu masih sangat fokus dengan pekerjaannya.
"Maaf Tzu aku mengganggumu" kataku.
"Aku ingin mengantarkan makan siang untukmu" sambungku.
"Terima kasih, Aku akan makan nanti. Aku harus menyelesaikan pekerjaanku sekarang" katanya yang masih berkutik dengan dokumennya itu.
Aku mendekatinya dan meletakkan makanan itu didepan mejanya. Tzuyu belum menyadari bahwa ini aku.
"Hentikan dulu pekerjaanmu, Tzu! kau boleh sibuk, tapi jangan melupakan bahwa kau juga harus mengisi tenaga" Kataku.
"Aku tidak lupa. Aku hanya menundanya" Katanya.
Aku berdesis kesal. Tidak bisakah ia menolehku sebentar? ia bahkan masih belum menyadari aku sudah ada didepannya.
"Katanya tidak mau bunuh diri. Apakah kau mau mati kelaparan?" Kataku.
Ia mengernyitkan dahinya. Ia menolehku.
"Sana" bingungnya.
"Aku membawakan makanan untukmu, makanlah" kataku.
Ia memperhatikanku dan melihat makanan yang sudah ada diatas mejanya.
"Sejak kapan kau ada disini?" Tanyanya sambil meletakkan dokumen itu.
"Sejak kau terlalu fokus dengan lembaran kertas-kertas itu" Kataku.
"Seharusnya kau tak perlu repot-repot datang kemari" Katanya.
"Aku mengkhawatirkanmu. Dan lihatlah kau juga belum beristirahat karena pekerjaanmu, sehingga melupakan waktu makanmu" Jelasku.
Ia diam bak patung. Entah apa yang dipikirkannya?
"Makanlah. Aku sudah capek-capek ya memasakkannya untukmu" Kataku sedikit kesal.
"Aku tidak menyuruhmu" Katanya merasa bodoh amat.
"Lagi pula aku tidak yakin dengan masakanmu" sambungnya.
Menyebalkan! Tzuyu benar-benar dengan modenya dulu. Apakah itu berarti, Tzuyu sudah yakin mengambil keputusan seperti apa yang ia katakan tadi pagi?
"Kamu mau makan atau kamu menginginkan aku menyuapimu?" Kataku tiba-tiba. Aku tidak tahu mengapa aku berkata demikian?
"Sebenarnya aku masih bisa menahan laparku, tapi karena aku menghargai masakanmu. Baiklah, aku akan memakannya" Katanya.
"Dasar" Kataku.
Sana POV end.
******
Dilain Tempat
*Mina POV
Aku baru saja keluar dari Restoran bersama klienku. Aku pun memutuskan untuk kembali ke Kantorku. Setelah setengah perjalanan, sebuah mobil menghalangi jalanku. Ia keluar dari mobilnya dan dapat kulihat ternyata itu Chaeyoung. Pria bodoh yang selalu mengejarku. Aku menggeram dengan kesal.
Ia mulai berjalan menuju ke mobilku. Aku juga keluar dari mobilku. Ingin sekali aku menghajar pria ini.
"Hai, Mina-ya" sapanya dengan cengirannya.
"Bisakah kau membawa mobilmu itu pergi dari hadapanku? Jangan menghalangi perjalananku" Kataku emosi.
"Tidak bisakah kau sedikit lembut padaku, Myoui Mina?" Katanya.
"Tidak! Aku tidak bisa lembut dengan pria sepertimu" Kataku.
Hahahaha
Ia tertawa terbahak-bahak. Itu membuatku semakin emosi. Apa ia kira aku lucu?
"Semakin kau seperti ini, semakin aku ingin mengejarmu, Nona Myoui" Katanya membuatku merinding.
"Ingatlah! bahwa Son Chaeyoung akan menggeser posisi Tzuyu dihatimu" sambungnya dengan seringainya.
Deg!
Entah kenapa setiap mendengar nama Tzuyu membuat hatiku bergetar?
"Kali ini aku berbaik hati. Tidak menganggumu terlalu jauh, tapi lain kali aku....." ia tidak melanjutkan kalimatnya, tapi ia beranjak pergi.
[Vroom Vroom]
Aku lega, ia sudah pergi.
Aku masuk kembali ke mobilku.
"Tidak akan ada yang menggeser namamu dihatiku, Tzu" Kataku dalam hati.
"Aku akan selalu merawatmu dihatiku dari gersangnya keputusanku, karena kamu adalah kaktusku" gumamku.
Baru pemula. Silakan berikan kritik dan sarannya. Terima Kasih🙏🥰🥰
![](https://img.wattpad.com/cover/344308254-288-k873384.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
CACTUS ||Misatzu
De Todo"Aku tidak punya pilihan jika kekasihku memohon penuh harap" -TZUYU- "Maaf...aku merepotkanmu dan menghancurkan hidupmu" -SANA- "Keputusanku kadang menyakitiku, tapi tidak melakukan apapun adalah salahku" -MINA-