Cactus?

220 30 0
                                    

"Pulanglah Tzu setelah ini" ucap Mina lalu meminum kopi panasnya.

Tzuyu yang sedang menikmati nasi gorengnya, segera menaruh sendoknya. Ia menatap Mina.

"Kau mengusirku, Mina?" tanyanya.

Mina menghela nafasnya. Ia balas menatap Tzuyu.

"Kau sudah semalaman di tempatku" ujar Mina.

"Lalu?" Tzuyu mengernyitkan dahinya.

"Tentu saja kau harus pulang! apa kata tetangga jika kau ada di Apartemenku" jelas Mina beranjak dari kursinya.

"Lagi pula aku harus segera ke Kantor sekarang" sambungnya mengambil kunci mobilnya.

SKIP

*Sana POV

Sekarang sudah pagi, Tzuyu juga belum kembali. Aku khawatir! tapi aku mengingat Mina.

"Tzuyu pasti berada ditempat Mina" gumamku.

Aku yakin. Tak ada tempat ternyaman bagi Tzuyu selain Mina. Lagi pula mereka adalah kekasih, aku harap maklum.

"Aku tidak ingin menghancurkan mereka lagi" batinku.

***

*Tzuyu POV

Setelah aku pergi dari Apartemen Mina, aku belum berkeinginan untuk pulang. Mina secara tak adil mengusirku, itu membuatku frustasi.

Cukup lama aku menghentikan mobilku dipinggir jalan. Entahlah, aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan? Aku sangat berantakan.

 Entahlah, aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan? Aku sangat berantakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah merasa bahwa pikiranku lebih membaik. Aku memutuskan untuk segera pulang, kemudian harus pergi ke Kantor.

SKIP

Setelah sampai rumah, aku segera naik ke atas menuju kamarku, lalu pergi ke kamar mandi dan membersihkan diriku. Setelah urusanku di kamar mandi selesai. Aku mengenakan pakaianku dan berhias sebentar. Memasang sepatuku dan mengambil tas kantorku. Aku segera turun.

"Aku tidak melihat Sana? dimana dia?" gumamku.

Aku segera menuju ke mobil dan segera pergi ke Kantor.

*Tzuyu POV end

Di perusahan MY GROUP melakukan meeting yang terkait proyek-proyek yang akan dirancang. Sekretaris Minnie yang mempresentasikan dengan talen, para klien mendengarnya dengan seksama. Di saat semua orang yang ada di ruangan sangat serius. CEO Myoui Mina melamun dan terlihat seperti memikirkan sesuatu. Suara keras tepuk tangan membuyarkan lamunannya.

"Aku pikir itu adalah rancangan yang luar biasa, Nyonya Myoui" puji Tuan Seokjin tersenyum.

"Kerja sama ini pasti memberikan keuntungan yang besar" ujar CEO Chaenyol bangga.

"Ah, aku harap juga begitu" ucap Mina.

"Senang bekerja sama denganmu Nyonya Myoui" ucap CEO Chaenyol menyodorkan tangannya.

"Ne, senang juga bekerja sama dengan anda Tuan" ucap Mina menyambut tangannya.

Setelah para kliennya keluar.

"Kerja bagus Sekretaris, Minnie" puji Mina kepada Sekretarisnya.

"Ne, terima kasih Nyonya" ucap Minnie tersenyum.

"Apakah Nyonya ada masalah? tadi aku melihat Nyonya hanya melamun saja ?" tanya Sekretarisnya tiba-tiba.

"Seperti ada sesuatu yang dipikirkan? sambungnya.

"Ah, tidak. Aku baik-baik saja. Jangan khawatir! ucap Mina dusta.

"Aku akan kembali ke ruanganku" katanya lagi, lalu meninggalkan ruangan itu.


*Mina POV

"Aku akan kembali ke ruanganku" kataku pada Sekretarisku.

Aku segera menuju ruanganku.

"Apakah ekspresi wajahku sangat terlihatkah?" batinku.

Memang benar aku sedang memikirkan sesuatu. Kata-kata Tzuyu masih membayangiku.

Flashback

"Pulanglah Tzu setelah ini" ucapku, lalu menyerumput kopi panasku.

Tzuyu yang sedang menikmati nasi gorengnya, segera menaruh sendoknya. Ia menatapku.

"Kau mengusirku, Mina?" tanyanya.

Aku menghela nafas. Aku pun menatap matanya.

"Kau sudah semalaman di tempatku" kataku.

"Lalu?" ucapnya, sambil mengernyitkan dahinya.

"Tentu saja kau harus pulang! apa kata tetangga jika kau ada di Apartemenku" jelasku, beranjak dari kursiku.

"Lagi pula aku harus segera ke Kantor sekarang" sambungku, sambil mengambil kunci mobilku.

Tzuyu berdiri dan ia menahanku.

"Aku masih merindukanmu" ucapnya.

Jujur, sejak tadi malam hanya kata itu yang Tzuyu katakan padaku. Dia merindukanku.

Tzuyu memelukku, tapi kali ini aku tidak membalas pelukannya. Aku mulai mendorongnya.

"Pulanglah, Tzu!" marahku padanya.

"Mengapa kamu menyuruhku pulang, Mina? Aku ingin disini bersama kekasihku" ucapnya.

"Hentikan omong kosongmu itu! kembalilah! Kamu sudah menikah. Jadi, jagalah Sana sebaik mungkin" jelasku.

Tzuyu tersenyum kepadaku, inilah yang paling menyakitiku. Ekspresi yang bisa mengoyak hatiku.

"Omong kosong? sudah menikah? menjaga Sana" ucap Tzuyu pelan.

"Omong kosong seperti apa yang kau katakan, Mina! teriak Tzuyu.

"Aku lah yang mendengar semua omong kosongmu. Memaksaku menikah dengan Sana, memintaku juga menjaganya. Aku datang kepadamu karena aku merindukanmu, tapi kau malah mengusirku" ujarnya.

Aku melihat Tzuyu mengepalkan tangannya, aku dapat merasakan Tzuyu benar-benar marah. Dadanya naik turun, matanya sudah merah, ia juga menahan tangisnya. Untuk kesekian kali aku melihat Tzuyu semarah ini.

Aku pun menahan tangisku. Kali ini aku tidak ingin Tzuyu melihatku menangis.

"Kaktus tidak hidup di gurun karena ia menyukai gurun, ia tinggal di sana karena gurun belum membunuhnya" ucapku, yang kupikir Tzuyu mengerti maksudku.

"Jadi pulanglah" sambungku, lalu membelakanginya.

Cukup hening diantara kita. Aku hanya mendengar Tzuyu mengatur nafasnya.

"Jika benih menunggu kondisi sempurna untuk tumbuh, tidak akan ada kaktus di gurun itu" ucap Tzuyu.

"Terima kasih Myoui Mina kau lah yang sebenarnya membunuhku, aku tidak tahu nyawa ke berapa aku mati ditanganmu" ucapnya lagi, lalu pergi berlalu.

Deg!

Hatiku terasa teriris. Menyakitkan! sangat menyakitkan. Aku pun tak bisa menahan tangisku, kristal putih kini mencair dipipiku.

"Maafkan aku, Tzu" lirihku.

Flashback end











Baru pemula. Silakan berikan kritik dan sarannya 🙏🙏🥰

CACTUS ||MisatzuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang