Jarak

187 24 7
                                    

*Tzuyu POV

Aku benar-benar tidak menyangka aku bertemu dengan Mina disini. Ya, di Kantor Tuan Chanyeol. Kami ada proyek penting yang harus dikerjakan bersama. Tapi kenapa ada Mina disini? Apakah ia juga ikut andil dalam proyek ini?

"Berapa lama lagi aku harus menunggu disini Tuan Seokjin?" Tanyaku.

"Maaf Tuan Chou tunggulah sebentar lagi, Tuan Chanyeol sudah dalam perjalanan ke sini" Katanya membungkuk minta maaf.

Aku berdesis kesal. Bisa-bisanya Tuan Chanyeol melupakan janji meetingnya karena ia makan siang bersama kekasihnya. Itulah yang disampaikan oleh Tuan Seokjin. Cukup lama aku membuang waktuku disini. Untung saja aku masih berbaik hati padanya, hingga memberikan kesempatan untuk bekerja sama.

Di ruangan ini hanya ada kami berlima. Aku, Mina, Sekretaris Shuhua, Sekretaris Minnie dan Tuan Seokjin.

"Sepertinya aku baru menyadari bahwa Nyonya Mina kurang sehat?" Tanya Tuan Seokjin pada Mina.

"Aku tidak apa-apa Tuan Seokjin" Katanya.

Aku pun melihat Mina. Ya, wajahnya masih pucat. Aku pun sudah menyadari bahwa ia sedang tidak baik-baik saja sejak dalam lift tadi. Jujur aku khawatir padanya. Tapi aku belajar untuk tidak peduli lagi dengannya. Luka yang ia goreskan dihatiku sangatlah perih.

"Aku tidak mencintaimu lagi Chou Tzuyu"

Satu kalimat yang mematahkan seluruh hidupku.

Inilah yang ia mau kan? aku akan mengikuti semua planningnya. Menjaga Sana seperti yang ia katakan dan menerima keputusannya untuk mengakhiri hubungan. Tapi maaf! aku tidak bisa memperlakukan dia seperti sahabat lagi. Untuk melupakannya aku butuh jarak.


*Tzuyu POV end




******

*Sana POV

Sejak dari kemarin-kemarin aku merasa tubuhku benar-benar ada perubahan. Perutku sudah kelihatan lebih membuncit, aku sering mual dan muntah, kecapekan, sering berkeringat dan kaki terasa lemas.

"Ah, gejala-gejala ibu mengandung sangat menyebalkan" gumamku.

Tadi pagi saja aku menyiapkan makanan untuk Tzuyu, perutku terasa sangat mual. Untung saja bisa diajak kerja sama. Aku tidak ingin Tzuyu khawatir.

Ting

Notifikasi pesan masuk dari ponselku. Kulihat itu dari Dokter Miyeon. Ya, tadi aku memberitahunya kondisiku. Ia terkekeh ketika aku menceritakan semuanya. Dapat kutebak ekspresinya pasti menggoda dan mengolok-olokkanku.

Sebenarnya aku cukup bosen tinggal di Apartemen ini, karena aku tidak melakukan apapun. Sekedar melakukan pekerjaan rumah itu tidaklah berat. Ya, sekarang aku bangga pada diriku sendiri, aku tidak kaku dengan semuanya. Siapa sangka kan? dulu Minatozaki Sana adalah anak yang sangat manja, tapi kini aku bertekad ingin menjadi pribadi yang mandiri. Aku tidak ingin menjadi lemah. Mina dan Tzuyu adalah motivasiku. Mereka melewati badai bencana. Namun, tak pernah memilih jalan yang salah.

Mengingat Mina dan Tzuyu? aku tak tahu apa yang terjadi pada dua insan itu? Mereka memilih berakhirnya kisah. Aku masih tak habis pikir pada Mina bahkan ia memilih menjauhiku? Aku tidak ingin menjadi musuhnya. Kenapa harus ada jarak diantara kita?


*Sana POV end




*****

*Jeongyeon POV

Tadinya aku ingin melamar pekerjaan di Restoran yang cukup terkenal di Seoul. Namun, kuurungkan niatku karena aku melihat ada Nayeon bersama seorang pria yang tidak aku kenal.

"Apakah itu pria pilihan orang tuanya?" Kataku dalam hati.

Aku mengamatinya dengan seksama. Pria itu sangat tinggi. Ia menggunakan jas berwarna abu-abu. Tentu saja pasti ia adalah seorang CEO dan kaya seperti yang Appa Nayeon inginkan. Sedangkan aku? aku hanyalah anak Panti Asuhan yang tidak tahu asal usulku. Seharusnya aku dari awal menyadarinya bahwa memang tak pantas aku bersanding dengannya.

Kulihat pria itu memiliki energi yang positif. Aku tidak mencurigainya sama sekali. Dia pantas dengan Nayeon. Aku pikir dia pasti bisa menjaga Nayeon.

"Maaf Nayeon aku akan menuruti kemauan orang tuamu, kamu pantas mendapatkan yang lebih baik. Jarak kita terlalu jauh dan aku tidak bisa menjangkau itu" Kataku dalam hati.


*Jeongyeon POV end





Di Jepang

*Momo POV

Sudah berbulan-bulan aku merawat Kim Dahyun. Namun tidak ada perkembangannya. Ia terbaring koma. Aku sangat khawatir dan frustasi. Sebelum dia melakukan operasi, tiga kata yang ia ucapkan.

"Sana aku menyesal"

Aku berpikir keras, sebenarnya apa yang Dahyun lakukan pada Sana? Bahkan dalam komanya, Dahyun kerap menangis.

Aku? Hirai Momo. Wanita berkaca mata ketika aku Sekolah dulu. Tubuhku sedikit berisi karena aku suka makan. Walaupun sekarang masih suka makan, tapi itu tidak berpengaruh lagi karena sekarang aku suka berolahraga.

Kim Dahyun? pria pertama yang aku taksir karena kebaikannya. Di Sekolah dulu, aku pun sekelas dengannya. Dia sangat berteman baik dengan Bang Chan dan Miyeon. Namun, aku patah hati karena ia berkencan dengan Sana dari sekelas sebelah. Aku pun mencintainya dari jarak jauh dan sekarang jarak sudah dekat, mampukah aku meluluhkan hatinya ketika ia sadar?

"Kim Dahyun aku menunggumu. Tolong sadarlah" harapku.
















Baru pemula. Silakan berikan kritik dan sarannya. Terima kasih 🙏🥰🥰

CACTUS ||MisatzuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang