Beberapa hari kemudian.
*Mina POV
Sebelum aku pergi ke Kantorku. Aku akan singgah di cafe dan membeli Americano. Karena ini cukup pagi, jadi tidak perlu untuk mengantri. Ini cafe yang sering kami kunjungi setelah pulang sekolah dulu. Aku merindukan Tzuyu dan Sana. Tanpa sadar air mata menetes dipipiku.
"Ini pesanan anda, Nona" Ucap Pramusaji itu ramah. Aku segera mengambilnya dan membayarnya, lalu pergi meninggalkan tempat itu.
Saat aku hendak masuk ke mobilku, ada yang menahanku.
"Kau harus ikut denganku Mina" Ujarnya dengan menarik tanganku.
"Tidak!" Lepaskan aku!"
"Kali ini aku tidak akan melepaskanmu" Ucapnya dengan penuh penekanan.
"Oh Tuhan, kenapa aku harus bertemu dengan orang gila ini lagi?" Kataku dalam hati.
"Lepaskan aku idiot" Kataku.
"Oh Mina, aku suka caramu menolakku seperti ini" Katanya dengan cengengesan membuatku sangat geli.
"Lepaskan aku, Chaeng!" Bentakku.
Dia sangat marah. Dia hendak menamparku, tapi...
"Anda tidak perlu menggunakan kekerasan seperti ini, Tuan" Ucap seorang pria yang menolongku.
"Kau siapa? Jangan ikut campur urusanku!" Ujar Chaeyoung tidak terima.
"Dia kekasihku. Jadi, aku berhak melindunginya"
*******
*Tzuyu POV
"Dia kekasihku. Jadi, aku berhak melindunginya"
Deg!
Ucapan pria itu sangat mengoyak hatiku. Dia mengatakan bahwa Mina adalah kekasihnya. Sungguh, dia adalah orang yang sama malam itu saat Mina mengakhiri hubungan kami.
Sial! cukup pagi untuk merasakan sakit hati. Aku datang ke cafe favorite ini hanya untuk mengobati kerinduanku selama ini. Nyatanya, aku menemui hal yang tidak bisa aku prediksi? Aku ingin membeli kopi americano, tapi aku melihat tiga manusia ini.
*******
*Mina POV
Aku sangat bersyukur karena Jeongyeon menolongku dari pria sialan itu. Jika tidak, aku tidak tahu apa yang terjadi padaku? Chaeyoung itu benar-benar sudah gila dan dia juga benar-benar sangat kasar. Bahkan pergelangan tanganku sangat sakit. Jeongyeon menawarkan untuk mengobati tanganku, tapi aku menolaknya. Aku merasa tidak enak. Dia benar-benar sangat baik. Sudah dua kali pertemuanku dengannya, dia memiliki kesan yang bagus. Ngomong-ngomong tadi dia juga meminta maaf padaku karena ia mengatakan bahwa aku kekasihnya. Dia menjelaskan agar aku tidak salah paham dengannya. Aku memahaminya. Justru aku berterima kasih padanya. Yang penting Chaeyoung itu tidak mengganguku lagi. Mengingat hal ini membuatku kembali teringat bahwa aku juga mengatakan Jeongyeon adalah kekasihku dihadapan Tzuyu.
Tok Tok Tok
"Silakan masuk" Kataku.
"Maaf Nyonya, ini ada CV para Pelamar" Ucap Sekretaris Minnie menghampiriku dan memberikan beberapa berkas. Aku membacanya dengan teliti.
Beberapa CV pelamar sebenarnya sudah bagus hanya saja kebanyakan berbeda bidang. Namun, aku tak menyangka salah satu dari mereka, aku mengenalinya. Kebetulan atau bagaimana? tapi yang jelas aku akan menerimanya karena rasa terima kasihku.
"Silakan terima Pelamar yang bernama Jeongyeon, Sekretaris Minnie" Ucapku.
"Baiklah, Nyonya" Ujarnya.
Dunia ini benar-benar sempit. Sudah dua kali pria yang tidak aku kenal sebelumnya menolongku, kini saatnya aku membantunya.
*******
Malam Hari di Kediaman SaTzu*Sana POV
Tzuyu adalah laki-laki yang bisa diandalkan. Aku benar-benar merasa sangat beruntung. Dia selalu sigap, kapan pun aku membutuhkannya. Bahkan ketika aku tiba-tiba terbangun tengah malam, karena kadang kala kandunganku sering bermasalah. Semenjak itu, kami tidur seranjang. Kita sama-sama gugup, tapi melihat situasi seperti ini membuat kami mau tak mau tidur di kamar yang sama. Jangan khawatir, tentu saja ada pembatas. Walau terkadang terbesit dihati berharap Tzuyu bisa memelukku dalam lelap tidurku. Bagaimana pun juga dia adalah suamiku? meski rasa bersalah dengan Mina itu pun tak pernah hilang. Aku hanya membutuhkannya.
DARK!
Aku berteriak seketika. Aku sangat kaget. Itu suara guntur. Suara petir dan hujan mengiringinya. Aku ketakutan dan menutup telingaku. Tzuyu datang dengan wajah cemasnya. Ia memelukku.
"Aku takut Tzu" Rengekku. Aku benar-benar sangat takut. Suara guntur dan petir adalah hal yang paling aku benci. Aku phobia sedari kecil.
"Tenanglah, ada aku disini" Ucapnya dengan menenangkanku.
Dark!
Kembali suara guntur lebih keras. Aku semakin histeris. Aku mulai menangis. Aku memeluk Tzuyu dengan erat.
"Tenanglah Sana-ya, semuanya baik-baik saja" Ucapnya lembut.
"Aku benar-benar takut" Lirihku.
"Ya, tenanglah. Oke" Ucapnya.
Tzuyu masih memelukku dan menenangkanku. Aku masih ketakutan dan menangis. Hujan yang membasahi bumi malam ini menjadi kehangatan bagiku berada dalam pelukannya. Aku menikmati kenyamanan ini.
"Bisakah aku mencintaimu Tzu?" Batinku.
___________________________________________

KAMU SEDANG MEMBACA
CACTUS ||Misatzu
Random"Aku tidak punya pilihan jika kekasihku memohon penuh harap" -TZUYU- "Maaf...aku merepotkanmu dan menghancurkan hidupmu" -SANA- "Keputusanku kadang menyakitiku, tapi tidak melakukan apapun adalah salahku" -MINA-