"Aku tidak punya pilihan jika kekasihku memohon penuh harap" -TZUYU-
"Maaf...aku merepotkanmu dan menghancurkan hidupmu" -SANA-
"Keputusanku kadang menyakitiku, tapi tidak melakukan apapun adalah salahku" -MINA-
Sudah hampir 1 Jam Sana menunggu Mina di Kantornya. Namun, Mina enggan menemui Sana. Sejak tadi Sekretaris Minnie bolak balik ke Ruangan Mina menyampaikan pesan bahwa Sana ingin menemuinya. Akan tetapi itu tetap nihil.
"Aku sedang tidak ingin menemui siapapun. Aku sedang banyak pekerjaan"
itu lah yang selalu Mina katakan pada Sekretarisnya.
Sejak tadi Sekretaris Minnie juga bingung , apa yang terjadi dengan kedua Sahabat ini?
Sana benar-benar merasa kesal dengan Mina. Ia pikir Mina sekarang itu berubah, karena sesibuk apapun dirinya dulu, Mina tidak akan mementingkan apapun diatas kepentingan Sahabatnya. Sekarang lihatlah ia sudah lelah menunggu Myoui Mina.
"Bagaimana Sekretaris Minnie?" tanya Sana ketika melihat Sekretaris Minnie keluar dari Ruangan Mina.
Belum Sekretaris Minnie menjawab, Sana sudah bisa menebak itu tidak berhasil. Sebab, wajahnya sangat pasrah dan ketakutan. Mungkin ia mendapat kemarahan dari CEO nya itu.
"Biarkan aku masuk"
"Ta-Tapi...." terlambat. Sana sudah memasuki Ruangan Mina.
*Mina POV
Drak
"Apakah kau ingin berhenti bekerja, Sekretaris Minnie? sudah kukatakan aku sedang tidak ingin menemui siapapun. Apakah kau tidak paham? marahku.
"Aku tidak paham, Myoui Mina" kata Seseorang.
"Sa-Sana" kagetku.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Mengapa kaget, Mina-ya? Apakah aku terlihat seperti musuhmu" katanya.
"A-Apa maksudmu?" Tanyaku.
"Aku sedari tadi hampir satu jam menunggumu, Mina-ya. Aku ingin menemuimu, tapi kau tidak mau bertemu denganku. Alasan bahwa kau sibuk dan banyak pekerjaan, itu tidak menjadi alasan untukku. Bukankah selama ini sesibuk apapun dirimu, tidak ada yang lebih berharga dari Sahabatmu?" ujarnya.
"Atau kau sudah menganggap aku benar-benar musuhmu?" sambungnya dengan nada penekanan.
"Apa maksudmu Sana-ya. Akhir-akhir ini aku memang sedang banyak pekerjaan" elakku.
"Bohong! aku mengenalmu Myoui Mina. Kau tidak ada bakat untuk bersandiwara padaku" katanya menatap tajam mataku.
"Baiklah, apa tujuanmu menemuiku?" kataku.
Plok plok plok plok
Apa yang terjadi dengannya? Sana menepuk tangannya, seringai diwajahnya membuatku semakin takut.
"Ada apa denganmu, Sana-ya?" tanyaku.
"Ada apa denganku? katanya mengernyitkan dahinya.
"Baiklah, apa tujuanmu menemuiku. Itu adalah bahasa sangat formal Mina-ya, apakah kau benar-benar menganggap aku orang asing?" ucapnya.
"Bukan begitu, Sana-ya. Aku hanya..."
"Kau tahu Tzuyu sedang sakit kan?
"Tentu saja kau sudah pasti tahu Mina-ya, karena aku selalu mengirim pesan padamu"
"Lantas mengapa kau tak menjenguknya?" tanyanya.
"Aku..."
"Apa karena kau lah penyebabnya"
Deg!
Ya, memang benar. Aku lah penyebab Tzuyu sakit.
"Aku kesini hanya ingin mendengar alasanmu, Mina" katanya.
Aku terdiam. Aku tak tahu harus berkata apa?
"Tolong, jangan sakiti Tzuyu separah ini, Mina-ya. Dia sudah teramat terluka. Dia sudah kecewa padaku. Jadi, jangan biarkan ia kecewa juga padamu" katanya dengan linangan air mata di pipinya.
"Kau sudah tahu kan? betapa Tzuyu teramat menyayangi kita. Dia yang melindungi kita dan dia sebaiknya pelindung. Kau tahu bahwa aku teramat menyesal tidak mendengarkannya dulu. Aku terlalu keras kepala hingga mengabaikan nasihatnya, hingga hal buruk berlaku padaku. Meskipun Tzuyu mengatakan ia membenciku, tapi aku tidak pernah merasa kebencian darinya. Itu karena ia teramat kecewa padaku. Ia sangat kecewa dengan Sahabatnya yang bodoh ini.
"Sedangkan kau, kau bukan sekedar Sahabatnya Mina-ya, tapi kau adalah kekasihnya. Jika kau menyakitinya maka kekecewaannya padamu...." Sana menghentikan kalimatnya.
Tes
Air mata mengalir dipipiku.
"Itu sudah menjadi resikoku, Sana-ya" kataku.
"Apa maksudmu?" tanyanya.
"Aku sudah mengakhiri hubunganku dengan Tzuyu" kataku.
"Apa?" kagetnya.
"Aku memilih untuk melepaskannya" kataku.
"Kenapa? apa karena aku?" katanya.
"Tidak! itu keputusanku" kataku.
"Keputusan seperti apa lagi ini, Mina? keputusan yang kau ambil sendiri tanpa kompromi?" ujarnya tersulut emosi.
"Pertama, kau memaksa Tzuyu menikah denganku, karena kau menyayangiku dan iba kepadaku. Satu poin aku beruntung karena ada yang bertanggung jawab atas kandunganku, tapi disisi lain kamu pun tahu bahwa Tzuyu terpaksa dan aku pun merasa sangat bersalah. Yang kedua, aku pun tahu bahwa kamu meminta Tzuyu menjagaku dan kamu mulai menghindarinya. Dan sekarang kamu mengakhiri hubungan kalian dengan secara sepihak" ujarnya yang benar adanya.
"Itu semakin membuatku merasa sangat bersalah, Mina-ya" teriaknya.
"Kau ingin menjadi baik atau menjadi jahat, Myoui Mina?" katanya.
Deg!
Rasanya kalimat Sana benar-benar menusukku.
"Aku tidak tahu sebenarnya apa alasanmu. Jika kau melepaskan Tzuyu karena ia menikah denganku, bukankah itu pilihanmu? Katanya.
"Kau pun juga tahu kan bahwa kita hanya pernikahan diatas kertas? setelah anak ini lahir, maka semuanya ini juga akan berakhir. Karena keadaan semakin memperburuk, hari ini juga aku akan bercerai dengan Tzuyu" ujarnya.
"Jangan gila, Sana! kataku.
"Kau lah yang gila, Myoui Mina! Aku tidak tahu seperti apa planningmu. Aku tidak ingin menyakiti Tzuyu lagi. Tzuyu adalah korban diantara keegoisan kita" marahnya.
Deg!
Lagi-lagi ucapan Sana menusukku, relung hatiku seakan-akan tercabik oleh belati. Jujur, baru kali ini aku melihat Sana semarah ini padaku.
"Mina-ya, jika kau tetap memilih meninggalkan Tzuyu, maka kali ini kau benar-benar menganggap aku musuhmu" katanya lalu keluar dari ruanganku.
Tes
Tangisan yang sejak tadi aku tahan, kini semakin deras membanjiri pipiku.
Baru pemula. Silakan berikan kritik dan sarannya. Terima kasih 🙏🥰🥰