*Mina POV
Setelah rapat kemarin, aku baru tahu bahwa perusahaanku bukan hanya bekerja sama dengan Tuan Chanyeol, tapi juga dari Perusahan Tzuyu. Aku menyalahkan diriku karena kurang teliti membaca proposal itu. Aku merasa dibohongi oleh Tuan Chanyeol yang baru mengatakan itu padaku. Aku ingin membatalkan kontrak kerja itu, tapi Appa melarangku. Aku juga tidak ingin Appa curiga mengetahui hubunganku dengan Tzuyu yang sudah berakhir. Orang tuaku belum mengetahui kebenaran ini.
Aku ingin menjauhi Tzuyu, tapi sekarang kami terikat kontrak kerja. Tentu saja nanti kami akan sering bertemu, itu yang membuatku khawatir. Rasanya aku tidak sanggup berhadapan dengannya.
Saat ini aku menuju ke Rumah Sakit karena harus mengambil obat penenangku. Jujur saja aku sangat muak dengan obat-obatan itu, tapi Appa dan Eomma kini mengontrolku jika aku tidak meminumnya. Dengan terpaksa aku harus mengikutinya. Lagi pula aku harus bersikap bahwa aku baik-baik saja.
Beberapa saat kemudian aku sudah tiba di Rumah Sakit. Saat aku hendak memarkir mobilku, kulihat sosok seorang yang telah mengancamku.
"Chan?" gumamku.
"Apa yang ia lakukan disini?" Batinku.
Kulihat ia menatap di satu titik. Aku penasaran apa yang ia lihat?
Deg!
Hatiku teriris, pemandangan ini menyakitiku. Tzuyu mencubit gemas pipi Sana.
Tes
Satu tetesan jatuh dari ruang mataku.
"Oh Tuhan, hatiku sangat sakit" Keluhku.
Kulihat Sana nampak bahagia. Sungguh dengan jelas bahwa kebahagiaannya dengan Tzuyu. Bahkan aku belum pernah melihat Sana teramat bahagia dengan Dahyun kekasihnya dulu. Aku semakin kuat percaya bahwa Sana mencintai Tzuyu. Benar kata Chan, mungkin Sana belum menyadarinya atau mungkin ia berpura-pura tidak peduli dengan rasanya? Jika Sana mencintai Tzuyu, apakah Tzuyu akan belajar mencintai Sana?
"Apakah kamu akan melupakanku, Tzu?" Kataku dalam hati.
Tes
Lagi-lagi kristal putih jatuh dari pelupuk mataku.
Kulihat Tzuyu membantu Sana berjalan.
"Apakah Sana sakit?" gumamku.
Sepertinya tidak, karena mataku tertuju pada perut Sana yang sekarang lebih kelihatan membesar.
"Mungkin tadi ia memeriksa kandungannya" Yakinku.
Meskipun aku sakit, tapi juga ada rasa bahagiaku, karena kulihat Tzuyu menjaga Sana dengan baik.
Tiba-tiba pernyataan Sana beberapa waktu lalu kembali mengingatkanku.
"Baiklah, berarti keputusan Tzuyu sudah benar adanya. Kami akan mengikuti planningmu Myoui Mina. Aku dan Tzuyu memilih menyerah"
Aku tersenyum kecut. Jadi, sekarang aku benar-benar kehilangan keduanya? Sana menyerah karena aku memilih menganggapnya musuhku. Sedangkan Tzuyu menyerah menerima keputusan berakhir denganku. Mereka benar, aku selalu mengambil keputusan sepihak, tapi aku melakukan ini karena aku teramat menyayangi mereka. Aku menyayangi Sahabatku dan juga Cintaku. Aku tidak ingin nyawa mereka terancam ditangan Chan. Pria psikopat itu tidak main-main dengan ancamannya. Aku Myoui Mina akan melindungi keduanya.
*Mina POV end
*****
*Tzuyu POV
Saat ini kami sudah berada di dalam Mobil Setelah menemani Sana memeriksa kandungannya dan tadi juga memeriksa jenis kelamin bayi yang di kandungannya. Setelah diperiksa oleh Dokter Miyeon, Bayi mungil itu berjenis kelamin Perempuan. Syukurlah, kulihat Sana baik-baik saja. Aku selalu bersiap siaga agar ia tak sedih bila suatu titik mengingat pria brengsek itu yang tak bertanggung jawab padanya.
"Tzu, tasku sepertinya ketinggalan di Ruang Dokter Miyeon" Katanya.
"Benarkah?" Kataku.
"Ne, aku harus mengambilnya" Katanya.
"Biarkan aku mengambilnya Sana-ya" Kataku.
"Kau tunggu sebentar ya" Sambungku lalu keluar dari mobil.
***
Benar saja, tas Sana ketinggalan di Ruang Dokter Miyeon. Untung saja Dokter Miyeon masih ada dalam Ruangannya. Ya, kebiasaan Sana juga sering meninggalkan barang-barangnya. Sehingga itulah yang sering membuat Mina jengkel padanya.
Mina? aku selalu mengingatnya dalam setiap hariku. Rasanya aku berselingkuh dari Sana yang berstatus istriku dan Mina adalah resmi masa laluku, tapi tidak! Aku tidak bisa membohongi hatiku. Mina masih terawat dalam relungku. Seperti yang kukatakan, karena aku mencintainya, aku akan mengikuti planningnya.
"Mi-Mina?" Bingungku.
Aku melihat Mina berada disini. Apakah ini sekedar ilusiku? Aku mengusap mataku.
"Apakah Dokter Daniel ada di Ruangannya?" Tanyanya pada salah satu Suster itu.
Aku semakin yakin, ini bukanlah ilusiku.
"Ne, Nona Myoui. Silakan ke Ruangannya saja" Jawab Suster itu.
"Ne, Terima Kasih" Katanya.
Aku segera bersembunyi. Aku tidak ingin Mina melihatku disini. Jujur saja berhadapan dengannya aku sebenarnya rapuh. Kulihat Mina beranjak menuju Ruang Dokter bernama Daniel itu.
"Kenapa Mina di Rumah Sakit? Apakah ia sakit? kenapa ia menemui Dokter Daniel?" Tanyaku dalam hati.
"Jika kamu sakit, kamu sakit apa Mina-ya?" Khawatirku.
"Apa selama ini kamu tidak baik-baik saja? dan apa selama ini kamu berantakan sama sepertiku?" Kataku dalam hati.
Baru pemula. Silakan berikan kritik dan sarannya. Terima Kasih 🙏🥰🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
CACTUS ||Misatzu
Random"Aku tidak punya pilihan jika kekasihku memohon penuh harap" -TZUYU- "Maaf...aku merepotkanmu dan menghancurkan hidupmu" -SANA- "Keputusanku kadang menyakitiku, tapi tidak melakukan apapun adalah salahku" -MINA-