*Sana POV
"Aku benar-benar tidak menyangka jika kau sudah menjadi seorang Dokter sekarang" Kataku tersenyum.
"Aku lah yang bahkan tidak menyangka Sana-ya, kau tahu sendiri kan bahwa mimpiku dulu menjadi seorang model?" Katanya.
"Tapi orang tuaku ingin aku menjadi seorang Dokter agar sama seperti dirinya. Entah kenapa juga aku tertarik menjadi Dokter Kandungan?" Sambungnya, lalu kami tertawa bersama.
"Ya, sudah menjadi takdirnya seperti itu Dokter Miyeon. Kau sangat cocok menjadi Dokter kandungan" Kataku dengan kekehan sedikit menggodanya.
"Ya, sudah menjadi takdirku. Dan baiknya aku bisa bertemu lagi denganmu. Bayangkan saja jika aku menjadi model, kuyakin kau tidak bisa bertemu denganku karena aku sangat sibuk" Katanya sambil mengangkat alisnya.
"Ih, dasar" Kataku.
"Aku juga tidak percaya takdirmu ternyata menikah dengan Tzuyu" Katanya.
Aku terdiam. Miyeon tidak tahu kejadian yang sebenarnya.
"Jodoh itu benar-benar tidak ada yang tahu ya?" Katanya lagi.
Deg!
Jodoh? aku tidak yakin dengan itu?
"Aku pikir kau menikah dengan Dahyun dan Tzuyu menikah dengan Mina" ucapnya.
Ya, sedikit banyaknya Miyeon tahu hal itu. Aku dengan Dahyun, dan Tzuyu dengan Mina. Dulu kita juga satu Sekolah, tapi berbeda kelas. Sebenarnya aku memiliki sahabat yang lainnya. Namun, tidak sedekat persahabatan antara aku, Mina dan Tzuyu.
Aku tidak ingin membahas ini. Jadi aku hanya tersenyum simpul saja.
"Ah, Miyeon-ya aku izin pamit" Kataku.
"Ah, baiklah Sana-ya. Jangan lupa apa yang kunasihatkan kepadamu" Katanya.
"Ingat ya, ibu hamil itu harus menjaga kesehatannya, jangan sampai kecapean, kamu juga akan merasakan gejala-gejala yang telah kusampaikan tadi" Sambungnya mengintruksiku.
"Baiklah, Bu Dokter. Terima kasih banyak" Kataku tersenyum.
"Ne. Kau hati-hati ya pulangnya" Katanya.
"Baiklah. Jangan khawatir" Kataku.
****
Aku keluar dari Ruangan Dokter Miyeon. Awalnya aku ke Rumah Sakit karena aku ingin memeriksa kesehatan diriku. Kepalaku mulai pusing, kakiku terasa lemas, jantungku pun tak beraturan dan pinggangku sedikit sakit.
Namun, ternyata setelah sampai di Rumah Sakit aku bertemu dengan Dokter Miyeon dan ia memeriksaku. Kebetulan sekali dia adalah Dokter Kandungan hingga ia juga memeriksa kandunganku. Usia kandunganku sudah berjalan 4 bulan. Ia mengatakan juga bahwa usia kandungan seperti itu rentan mengalami sakit pinggang, nyeri di kaki, perubahan pada tubuh, ngidam dan mudah kecapean.
Dokter Miyeon juga menyarankanku untuk USG agar bisa mengetahui jenis kelaminnya, tapi aku belum siap akan hal itu. Mungkin lain kali? aku ingin Tzuyu menemaniku. Aku sadar, sangat tidak tahu diri sekali merepotkan Tzuyu yang bukan Ayah kandung anak yang kukandung ini.
Dahyun? aku benci pria itu! bahkan namanya saja sudah musnah bagiku.
"Bukankah dari dulu kau mencintai Tzuyu"
Tiba-tiba pernyataan Mina terlintas lagi di kepalaku.
Flashback
Setelah Tzuyu menghabiskan makan siang yang kubawa. Aku pun izin padanya untuk segera pulang. Setelah setengah perjalanan, aku ingin sekali bertemu dengan Mina. Aku pikir urusanku dengan Mina harus diluruskan.
"Mina-ya, jika kau tetap memilih meninggalkan Tzuyu, maka kali ini kau benar-benar menganggap aku musuhmu" Kataku pada saat itu.
Aku mengatakan itu karena aku mengancam Mina agar ia tidak meninggalkan Tzuyu, tapi yang membuatku bingung sekarang adalah Tzuyu memilih untuk menyerah.
Disatu sisi ini sangat menyakiti Mina. Namun, jika ia merasa tersakiti, mengapa ia tetap memilih melepaskan Tzuyu? Tapi disisi lain aku harus menyampaikan padanya bahwa Tzuyu memilih menyerah. Aku tidak tahu apa reaksi Mina nantinya?
Kini aku sudah berada di depan Kantornya. Aku keluar dari mobilku dan kulihat mobil Mina baru datang juga.
"Mungkin ia baru selesai makan siang di luar" batinku.
Ia keluar dari mobilnya, aku segera menghampirinya. Mina melangkah melewatiku. Aku kesal! apa ia tidak melihatku disini?
"Apa kau pura-pura tidak melihatku, Myoui Mina" teriakku hingga ia menghentikan langkahnya.
"Aku hanya memenuhi keinginanmu" Katanya.
"Apa maksudmu?" Kataku mendekatinya.
"Apakah kau bersedia menjadi musuhku? begitukah maksudmu?" Sambungku benar-benar emosi.
"Bukankah itu adalah pilihanmu, Minatozaki Sana? jika aku tetap memilih meninggalkan Tzuyu, maka kau benar-benar menganggap aku musuhmu" Katanya.
Deg!
Rasanya sangat sakit! pernyataan Mina memutuskan persahabatan. Begitu egonya dirinya? hingga menghancurkan cinta dan persahabatannya. Aku tidak berharap kehancuran tali persahabatan seperti ini. Aku tidak mengerti dengan pola pikir Mina yang begini? Benar kata Tzuyu, Mina selalu mengambil keputusan secara sepihak.
"Sekali lagi kutanyakan padamu Myoui Mina, apa kau tetap dengan keputusanmu yang bodoh ini?" Kataku geram.
"Ya, aku tetap pada pendirianku" Katanya datar.
Aku menggelengkan kepalaku tak yakin. Tak habis pikir dengan Sahabatku ini?
"Baiklah, berarti keputusan Tzuyu sudah benar adanya. Kami akan mengikuti planningmu Myoui Mina. Aku dan Tzuyu memilih menyerah" Kataku dengan tetasan air dimataku.
"Pilihan yang tepat" Katanya.
Aku benar-benar kecewa pada Mina. Sangat kecewa! Dia adalah wanita yang baik dan lembut, kini menjadi peri jahat seketika. Beginikah topengnya sebenarnya?
"Ya, pilihan yang tepat" Kataku mencoba tegar.
"Awalnya aku lah yang memulai bencana ini, tapi kau lah yang merusak segalanya" Sambungku dengan geram.
Ia nampak biasa saja. Aku menghela napasku dengan kasar.
"Jangan salahkan aku, jika suatu hari nanti aku akan jatuh cinta pada Tzuyu" Kataku penuh penekanan.
"Bukankah dari dulu kau sudah jatuh cinta padanya?" Katanya.
Deg!
"Kau sudah mencintai Chou Tzuyu, Minatozaki Sana. Jangan sangka aku tidak mengetahui topengmu itu!" Katanya lagi.
Deg!
Lagi-lagi kata Mina tepat pada sasarannya. Meskipun aku bertanya "Sejak kapan aku mencintai Tzuyu?"
Tanpa kusadari Mina sudah melangkah dan masuk ke Kantornya.
Kepalaku tiba-tiba pusing, kakiku rasanya lemas, jantungku juga tak beraturan dan pinggangku pun sedikit sakit. Aku tak ingin pingsan disini.
Flashback end.
Karena itulah aku berakhir di Rumah Sakit. Dan sekarang aku harus segera pulang.
Baru pemula. Silakan berikan kritik dan sarannya. Terima Kasih 🙏🥰🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
CACTUS ||Misatzu
Random"Aku tidak punya pilihan jika kekasihku memohon penuh harap" -TZUYU- "Maaf...aku merepotkanmu dan menghancurkan hidupmu" -SANA- "Keputusanku kadang menyakitiku, tapi tidak melakukan apapun adalah salahku" -MINA-