Dalam perjalanan menuju ke sekolah (jalan kaki).
Ruby (Star): Kak, gimana kalau kita kunjungi makam Mama sehabis sekolah?
Aqua (Spark): Baiklah. Tapi kenapa tiba-tiba?
Ruby (Star): Pengen saja. Sudah cukup lama juga kita gak mengunjungi Mama.
Aqua (Spark) hanya terdiam. Tapi dia merasa kalau mereka akan bertemu dengan seseorang.
Di sekolah, Aqua (Spark) dan Ruby (Star) diajak untuk keliling sekolah oleh Kana (Tsuki) yang kebetulan juga sekolah di sana. Sepulang dari sekolah, si kembar mengunjungi makam ibu mereka secara diam-diam.
Ruby (Star): *sambil memberikan bunga* Mama, kami datang. Apakah Mama bahagia?
Ruby (Star) kemudian bersembahyang, diikuti oleh kakaknya. Sehabis sembahyang, mereka berdua hendak pulang, namun kemudian mendapati seseorang di pintu masuk pemakaman yang penampilannya hampir sama dengan Aqua (Spark).
Orang itu sadar kalau keberadaannya disadari si kembar dan kemudian kabur. Si kembar pun saling bertatapan dan sepertinya mereka mempunyai pemikiran yang sama. Keduanya langsung mengejar orang itu sampai pada sebuah gang gelap dengan ujung buntu.
Aqua (Spark): Berhenti! Tidak ada lagi tempat bagimu untuk kabur.
Hikaru (Vortex): *tertawa jahat* Kerja bagus... anak-anakku.
Dugaan Aqua (Spark) dan Ruby (Star) ternyata benar. Orang yang ada di hadapan mereka sekarang, adalah ayah kandung mereka.
Ruby (Star): *mengepalkan tangan* Kau... kaulah yang membunuh Mama! Katakan! Siapa namamu?! Dan kenapa kau membunuh Mama?!
Hikaru (Vortex): Heh, gak usah marah-marah. Kenalin, namaku Hikaru Kamiki. Dan apa yang kamu katakan tadi benar, sayalah yang membunuh Ai Hoshino, ibu kalian.
Aqua (Spark): *mencengkeram kerah baju Hikaru (Vortex)* Kenapa kau melakukannya?!
Hikaru (Vortex): Kenapa? Hmm, ya karena pengen saja. Sebelum Ai saya juga sudah pernah membunuh banyak artis-artis perempuan yang terkenal. Melihat keadaan mereka yang terbunuh sangatlah menyenangkan hatiku. Dan sekarang, adalah giliran kalian.
Hikaru (Vortex) mengeluarkan sebuah pisau dan hendak menusukkannya ke Aqua (Spark), namun Aqua (Spark) dengan cepat melepaskan kerah bajunya dan hendak menjauh, namun pisau itu tetap menusuk ke lengan kirinya.
Ruby (Star): Kakak!
Aqua (Spark) mencabut keluar pisau itu dan melemparnya ke arah Ruby (Star). Ruby (Star) awalnya shock, tapi kemudian dia mengerti apa maksud kakaknya.
Hikaru (Vortex): Cih, ternyata refleksmu cepat juga. Tapi tidak apa-apa.
Bukan hanya punya pisau, Hikaru (Vortex) hendak mengeluarkan sebuah pistol dari kantongnya. Namun dalam sekejap mata, Hikaru (Vortex) mendapati dirinya sudah berlumuran darah, tepat di bagian jantung.
Ruby (Star): Matilah kau, ba*****n!
Hikaru (Vortex): Kalian berdua... telah tumbuh menjadi anak yang hebat ya. Berterima kasihlah pada gen yang saya warisi pada kalian.
Ruby (Star) saking kesalnya, menusukkan pisau itu lebih dalam lagi, seketika menewaskan Hikaru (Vortex) di tempat. Ruby (Star) langsung melempar pisau tersebut ke tong sampah terdekat dan berlari menuju kakaknya.
Ruby (Star): Kak! Kakak gak apa-apa?! Lenganmu berdarah banyak!
Aqua (Spark): Jangan khawatir. Ini hanya luka ringan.
Ruby (Star): Luka ringan apanya! Ayo cepat, kuantar ke rumah sakit!
Aqua (Spark): Ya sudah. Btw Ruby, kerja bagus. *senyum*
Ruby (Star): *batin* Setelah sekian lama saya tidak melihat senyuman kakak lagi... *berbicara + senyum* Iya!
Aqua (Spark) pun dipapah Ruby (Star) menuju rumah sakit terdekat. Syukur lukanya tidak begitu parah, jadi gak perlu waktu lama untuk sembuh. Miyako (Teresa) terburu-buru datang ke rumah sakit karena dihubungi oleh suster yang menangani Aqua (Spark).
Miyako (Teresa): Duh! Kalian berdua jangan bikin saya khawatir terus dong!
Aqua (Spark) & Ruby (Star): Hehe, maaf.
Miyako (Teresa): Hmm? Kenapa kalian berdua kelihatan senang banget? Dan Aqua, saya tidak salah lihat, kan? Kamu barusan senyum?
Aqua (Spark): Tidak ada apa-apa.
Miyako (Teresa) masih agak curiga namun memutuskan untuk tidak menghiraukan itu. Keesokannya, si kembar diminta datang ke kantor polisi untuk diinterogasi setelah mereka mengecek hasil rekaman CCTV kemarin + ada mayat.
Namun mereka berdua dilepaskan karena menurut para polisi, mereka membunuh orang itu sebagai bentuk pertahanan diri. Keduanya akhirnya bisa menikmati kehidupan mereka yang sebenarnya. Aqua (Spark) menjadi aktor yang terkenal, sedangkan Ruby (Star) menjadi idola solo. Semuanya berakhir bahagia.
Taiyo: Demikianlah drama kami! Terima kasih!
Sontak para penonton memberikan tepuk tangan yang sangat sangat meriah karena ini pertama kalinya mereka melihat drama yang ditampilkan dengan benar-benar niat, realistis, rapi, dll. (FYI: walaupun drama mereka ini sampai ada 11 part, saat mereka tampil itu sebenarnya hanya selama 1 jam lebih gitu doang.)
MC: *naik ke panggung* Wah, benar-benar drama yang sangat all-out ya semuanya! Terima kasih Next Gen yang telah mempersembahkan pertunjukan luar biasa ini! Sekali lagi, mari kita beri tepuk tangan kepada kerja keras mereka!
Pentas seni pun dilanjutkan dengan kelompok dari kelas-kelas lain. Pada akhirnya, saatnya pengumuman pemenang. Dan yah tentu saja, Next Gen yang mendapatkan posisi pertama. New Gen sangat bangga pada mereka. Bahkan mereka sendiri tidak menyangka kalau anak-anak mereka yang biasanya agak miring juga otaknya bisa menyuguhkan sesuatu yang melebihi ekspektasi seperti ini.
Auxy: Dan akhirnya arc drama resmi selesai 🥳! Akhirnya selesai juga, capek saya ngetiknya :") Tapi demi para pembaca apa yang nggak sih.
Vortex: Najis.
Auxy: Hush! Lanjut ke Q&A dan ToD!
Vortex: Apa?! Baru saja selesain drama dengan susah payah! Udah mau menyiksa kami lagi?!
Auxy: Hehe, itulah gunanya kalian ;) Sampai jumpa di next part! Bye bye 👋
KAMU SEDANG MEMBACA
Ultra Next Generation Heroes [DISCONTINUE]
De TodoMenceritakan kehidupan anak-anak dari Ultra New Generation Heroes. Kadang bisa gak masuk akal atau garing + abnormal. Akan ada banyak OC dari saya sendiri. Maaf jika ada kesamaan nama OC ataupun cerita jelek soalnya Author masih pemula :v Ultraman...