11. Sid: "Now this is a Definite Bond!"

71 14 185
                                    

-2019-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-2019-

Kartik sedang berada di apartemen Kriti. Sejujurnya, belakangan ini mereka sering mengunjungi apartemen masing-masing. Entah gabut, atau tak kuat menahan rindu. Yang pasti, mereka rajin saling mengunjungi.

Seperti malam ini, pada tanggal 7 Desember, Kartik dan Kriti duduk diruang tamu sambil menonton film dengan genre horor. Dengan lampu yang mati.

Kriti nampak fokus, tangannya memilin ujung bantal. Sementara mata Kartik tak pindah sedikitpun dari televisi, tangannya mencengkram lututnya.

Dan...

"WAAAAAAA!!! SETANNYA!"

Jeritan mereka melengking, keduanya melompat berdekatan dan saling memeluk.

"Koki, Koki, serem setannya!" Kriti merengek sambil mendusel-dusel di ceruk leher Kartik.

"Ku kira gak seserem ini," belanya jujur, Kartik kira filmnya akan biasa saja, ternyata oh ternyata. Sangat seram.

Ceklek!

Tap!

"Upss, gak sengaja. Kalian lanjutkan saja, aku langsung ke kamar." Nupur--adik Kriti--baru saja pulang, dia menyalakan lampu dan mendapat sambutan yang wow.

Menyadari hal yang aneh, Kartik dan Kriti saling menatap. Mereka baru menyadari posisinya yang sangat dekat itu, setelah saling pandang, keduanya melompat berjauhan.

Nupur justru tertawa, baru dia akan masuk, suara dering telepon terdengar. "Siapa nih?" Nupur melihat sang penelepon, ternyata Ibu mereka.

"Amma," katanya sambil menatap dua orang didepannya, dan mengangkat panggilan.

"Iya, Amma?"

"Nupur, bisa pulang? Amma butuh bantuan," mendengar permintaan ibunya, Nupur langsung menjawabnya.

"Iya, Nupur pulang."

Tut...

Kriti berdiri menghampiri adiknya, tangannya membernarkan rambut dan pakaian. Wajahnya juga pucat dan gugup, siapa yang tidak pucat saat dipergoki tangah berpelukan? Walaupun itu tak sengaja.

"Ada apa dengan Amma?"

Nupur menatap Kriti sambil menggeleng, memeluknya sekejap, tak lupa melayangkan ciuman pada Kartik. "Tak ada, dan aku harus pulang. Kalian lanjutkan, Kakak... dan Kakak ipar. Muach!"

Melotot. Dua pemain utama Luka Chuppi melotot, nakal sekali adiknya Kriti itu. Dia bisa datang dan pergi ke apartemen sesuka hati, karena selain Kriti, Nupur memegang kunci itu juga.

Dengan gugup, Kriti bergabung lagi bersama Kartik yang berekspresi layaknya tak terjadi apa-apa. Biasa saja wajahnya.

Kartik bahkan menepuk sofa samping, Kriti duduk di sana. Mendadak saja suasana jadi canggung, dalam suasana seperti ini; Kartik dan Kriti dengan kompaknya bergerak saling memunggungi. Mereka memekik tanpa suara.

Heart BondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang