08| Fall

37 14 5
                                    


   Setelah  berapa menit yang kian berlalu, terdengar getaran nada dering panggilan yang berasal dari handphone abu milik Willows. Diliriknya ponsel itu oleh Damera, tertera nama kontak Kak Na. Beberapa pesan line juga terpampang dari kontak Kak Sam dilayar ponsel itu.

Kak Sam
| Los, kata Yumna pintu gerbang lo ditutup, ya?
| Bukain, kasian tu kakak lo yang satuan cape nungguin sampe nelfonin.
| Lo gapapa kan, Los? Gue telfonin gak diangkat mulu, kebiasaan.
| Yumna bawain sarapan tu, soalnya kan lo biasanya gak sarapan, nanti kalo ke kampus bareng Kak Sam. Kak Sam juga ada kelas pagi.
7.01 AM

Itu Samuel? Maksud Damera, si batu itu? Sepertinya ia lagi kelainan? Damera rasa typing-nya agak berbeda, tidak bagong seperti ciri khasnya.

Kalau bisa di deskipsikan mengenai Samuel, Damera udah mau naik darah sekali. Menurutnya pemuda itu tak lebih dari sekedar batu, Damera temenan sama tetangganya itu agar bisa ia manfaatkan seperti kemarin.

Samuel itu tidak terlalu ganteng, wajahnya juga tak buleable kayak Willows, walaupun ada ikatan keluarga antar mereka.

Wajar sih, kan beda pabrik beda produk.

Samuel itu wajahnya pas-pasan, tetapi memiliki vibes-nya tersendiri. Berwibawa gitu. Tetapi kelebihannya itu dia sangatlah kaya, kalau dia gabut, Damera tidak kaget jikalau dia membeli rumah satu komplek.

Damera ingin memberitahu Willows, tapi mendengar suara aliran shower yang masih aktif, dia mengurungkan niatnya.

Taklama, Willows keluar dari toilet dengan mengosok-gosokkan handuk rambut yang tadi sempat Damera berikan juga. Rambut hitam coklatnya yang basah itu begitu menggoda iman Damera. Ini baru namanya cowok ganteng sesungguhnya.

Damera tidak bisa, matanya seperti di claim Willows hanya untuk memandangnya saja.

"Kenapa?"

Damera ngelag sebentar, bisa-bisanya dia tanya kenapa.

Cowok suka gitu, ya? Gatau tingkah apa yang dilakuin meresahkan bagi bangsa cewek.

Willows hanya cuek dengan ekspersi Damera yang tidak bisa di deskripsikan. Bayangkan, dia cuma merenung dengan mata yang menatap lantai. Willows bergerak mengambil ponselnya di meja, dan kemudian membaca pesan-pesan tadi, lalu kemudian menyegerakan untuk membalas.

"Kak Willows, eh kok--"

"Kak Willows?! Damera bodoh, sokab banget sih lo, najis banget sok asik kayak gini ke cowok. Tapi emang iya gue sokab, cuma gue bercanda aja gak beneran," Damera memaki-maki dirinya sendiri di dalam hati.

"Iya?"

Iya lagi katanya.

"Masih pusing, nggak?"

"Goblok mah gue ih, masak nanyain mau sok perhatian unyu-unyu apaan gak jelas."

"Lumayan, gue pulang dulu ya. Gak enak."

"Beneran gapapa??" Ditatapnya wajah tampan dan candu milik lelaki itu. Sedikit pucat, tetapi tak membuatnya kehilangan aura gantengnya itu.

NIGHTLIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang