Ini sudah empat bulan setelah Willows melaksanakan agenda les privatnya. Tentu saja dia dan Damera bisa dikatakan sangat dekat sekarang ini. Mereka sudah saling mengenal akan kepribadian satu sama lain."Kak Ilo," panggil Damera memasuki rumah Willows. Kak Ilo adalah satu panggilan lucu yang Damera suguhkan untuk pria blasteran Kanada itu.
"Kak Ilo, oh kak Ilo," Damera mengendap-endap bagai maling ketika tengah menginjak lantai ruang tamu.
Tidak ada jawaban, Damera menelusuri satu persatu ruang disana.
"Mana sih dia?!" Damera membuka pelan ruang gym khusus milik Willows. Dan benar saja lelaki itu tengah terduduk di alas, sedang meneguk minuman coklat hangat dari botol minum.
Tertampang jelas di ujung sana kegantengan yang melebihi paripurna. Masalahnya, Willows tidak mengenakan baju, hanya celana pendek yang ia kenakan.
Tak pisa dipungkiri, keningnya yang berkeringat, ditambah dengan rambut hitam pekatnya yang sekarang tengah acak-acakan menambah pesona seorang Karwillows. Disamping fakta, bahwa six-packnya membuat auranya semakin menggelegar.
"Rambutnya yang acak-acakan, kok hati gue yang berantakan?" Damera menelan kasar salivanya.
Segera Damera mengeluarkan handphonenya, berniat untuk mengabadikan roti sobek penuh pesona itu dalam sebuah foto.
Taklupa, Damera men-zoom kameranya agar terlihat lebih liar.
CEKREKK!!
Sinar flash dan suara kamera mengambil alih atensi Willows.
Damera terdiam membeku meratapi kebodohannya, "brengsek! Pake flash!!"
"EH DAMERA, LO TUH YA!!"
"KABUR!!" Damera segera berlari terbirit-birit, Willowspun menyusuli tetapi sempat memakai sweater hitamnya terlebih dahulu.
Seketika, Damera berubah menjadi atlet lari mengalahkan Usain Bolt. Mereka berdua ini lari-larian sampai keluar komplek bagaikan kucing dan tikus.
"DAMERAAAA HAPUS GAAAKK!!!" teriak Willows yang berusaha mengencangkan larinya agar setara dengan Damera.
"Maafin gue! Maafin gue!!" ucapnya, masih dalam keadaan berlari.
"HAPUS DULU RAAA," rengek Willows.
"GAMAUUUU!"
"RAAAA.."
"Enggaakkk," jawabnya teguh.
Samuel yang berada didepan halaman rumah, menyaksikan pemandangan wisata kapan-kapannya itu menggeleng lelah,"kita remaja yang sedang dimabuk asmara."
"OH TUHANKU, GUE HARUS SENT FOTO INI, SUPAYA JIKALAU DIHAPUS GUE MASIH PUNYA!!" Damera segera mengklik sent foto kekontak paling atasnya tanpa melihat kontak nama.
Sementara Willows? Kasian sekali dia. Mengejar Damera yang sudah perlahan mulai mengecil dari pandangannya.
"Buset! Tuh cewek mengalahkan kecepatan kilatan petir menyambar. Terbuat dari apasih kakinya?" Willows berhenti sebentar untuk bernapas normal.
Tak mau kalah, dia lanjut berlari. Sebisa mungkin Willows mengeluarkan energinya, sampai akhirnya hap, lalu ditangkap!
"KENA LO!" Willows memeluk Damera, mengunci pergerakan gadis itu.
Damera malah senang, udah dapet cuci mata, dapet juga pelukan hangat.
Pelukan Willows ini sangat meresahkan! Jantung Damera semestinya harus selalu bersabar.
KAMU SEDANG MEMBACA
NIGHTLIGHT
Fiksi RemajaPertemukan langit malam dan rembulannya, agar mereka berdua bisa bersinar dalam cahaya malam. "Kamu tau kenapa aku suka Bulan?" "Nggak." "Karena dia cantik kayak kamu. "