21| daniel

19 10 15
                                    

Damera memutar bola matanya melas, merasa muak dengan Serena yang selalu ingin ditemani Willows saja. Tentu saja dia cemburu. Diratukan oleh Willows membuat rasa irinya bergejolak membara.

Niat Damera terurungkan, tadi dia ingin memasuki rumah Willows karena kesepian di rumah sendirian. Tetapi ternyata lelaki itu tengah mengantar Serena pulang, sudah kewajibannya si mantan kekasih Willows itu kemari jika ada waktu luang.

Tak ingin kalah, Damera terlihat rapi dengan style kemeja biru langit, dengan bawahan celana putih menambah kesan elegannya. Rapi begini, alasannya karena ada janjian makan malam dengan seseorang.

Daniel.

Lelaki yang Damera tolong beberapa bulan yang lalu. Si cupu yang kini telah berubah penampilan dengan tujuan mencari muka kepada Damera. Mereka telah dekat, tetapi ini pertama kalinya mereka jalan berdua.

"Mau kemana? Ayo gue anter," ucap Willows yang entah sejak kapan berada di depan Damera. Lelaki itu masih diam diatas motor dengan gas yang masih menyala.

Damera memalingkan wajah cuek. "Gak perlu."

"Ini udah malem, ayo gue temenin aja. Biar sekalian gue jagain. "

"Nggak," jawab Damera tanpa menoleh sedikitpun.

"Emang lo mau kemana, Ra?"

"Pergi sama Daniel."

Mengetahui fakta itu, Willows menata raut kesal.

"Mau kemana lo sama tuh cowok? Pulang jam berapa?"

"Bukan urusan lo, Kak."

Willows mematikan mesin motor, lalu bergegas turun dengan gerakan ganteng.

"Urusan gue. Gue tanya lagi, mau kemana lo sama cowok malem-malem gini?"

"Kemana-mana."

"Gue nanya serius."

"Gue juga jawab serius."

"Lo kenapa? Marah?" Willows mendekatkan dirinya kearah Damera sambilan memegang bahu gadis itu.

"Siapa juga yang marah," Damera melipat kedua tangannya di dada.

"Gausah bohong, gue tau. Kalau lo mau pergi sama dia, inget pulangnya jangan kemaleman."

Damera menepis kasar kedua tangan Willows yang berada dibahunya. "Ada hak apa lo ngatur-ngatur gue? Lo siapa?"

"Gue bukan siapa-siapa lo, tapi udah sepantasnya gue peringatin lo untuk hal yang nggak bener, Damera. Jangan sampai lo pulangnya kemaleman mentang-mentang ortu lo gak disini. Itu gak baik, jadi gue harus kasih tau lo."

"Buat apasih sok perhatian gitu?"

"Gue peringatin lo karena gue peduli. Lagian Bunda lo udah nitip lo ke gue. Udah seharusnya dong gue buat naruh kepedulian lebih ke lo."

"Peduli apanya! Urus aja Serena! Nggak pernah kelar-kelar!"

"Oh, Serena. Lo marah gara-gara dia? Gue cuma nganterin dia check-up tadi. Salah?"

"Banyak omong lo, Kak. Gue nggak butuh diperhatiin sama lo."

"Beneran?" tanya Willows memastikan, Damera tak menjawab.

"Selamat malam, Damera." Daniel datang dengan motor birunya. Tanpa pikir panjang Damera segera naik, tapi sebelum itu Willows meraih tangannya.

"Nanti kalau udah dilokasi, sharelock. Biar gue bisa nyamperin lo kalau ada apa-apa. Sekalian nanti gue yang jemput."

NIGHTLIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang