14| a day with u

37 13 3
                                        


"Oh Tuhan.. nikmat mana lagi yang kudustakan? Matanya indah, hidungnya mancung, alisnya bagus, bibirnya bagus, pinkeu pinkeu gitu! Lucuuu! Pasti kenyal.."

Setidaknya itulah yang terlintas dibenak Damera saat ini. Melihat Willows yang sedang mengerjakan makalah di MacBook-nya, sedangkan dia diberikan tugas untuk meringkas materi di hari kelima les privatnya ini.

"Lihat, deh! Manik mata coklat mudanya itu adem banget! Terus bulu matanya panjang gitu. Sumpah tangannya besar dan berurat!! Astaga! Mana kukunya bersih.. rambutnya juga sehat, terawat banget.."

Damera tak henti-hentinya mengagumi setiap sudut pahatan wajah Karwillows itu.

"Kak.."

Willows menoleh lalu menaiki alisnya sebelah.

"Seminggu berapa kali keramas?"

"Dua. Kenapa emangnya?" ucapnya tanpa menoleh, masih berfokus dengan sang MacBook.

Damera tersenyum, "nggak ada."

Willows mengambil sebuah pena dan memutar-mutarnya gabut. Sambilan mengerjakan makalahnya.

"Demi apapun! Itu cara megang polpennya beneran tipe gue banget! Jarang loh ada cowok yang bisa memenuhi tipe ideal pegang polpen gue!!"

Manik mata Damera tak henti-hentinya menatap kearah pena yang diputar-putar oleh tangan Willows. Willows menoleh sekilas kearah Damera, dia terheran dengan tatapan aneh dari Damera seakan mengidolakan pulpen yang dipegang Willows.

"Lo ngeliatin apa, Damera?"

"HAH, IYA? NGGAK."

Willows menahan senyum, aneh sekali Damera itu.

"Apa boleh seganteng itu?"

Willows menyerinyit heran. "Gue?"

"TANGAN LO!!"

"Lah? Apaansih? Gajelas Damera ini. Udah selese belum?"

"Udah, nih liat aja!" Damera menyodorkan lembar kertasnya.

Willows mengambil alih sofa disamping Damera, ia mendekatkan kepalanya dan ini dekat banget dengan kepala Damera. Jdi nanti kalau dia noleh kearahnya sedikit, hidung mereka bakalan bersentuhan, sih.

"Ok, good. Lo pahamin terus nanti gue tanya materinya, biar lo lancar sesi tanya jawabnya besok."

"SIAP KOMANDAN LAKSANAKAN!!" ucapnya dengan gerakan hormat.

Beberapa menit selang aktivitas mereka, Willows menguap perlahan. Entah kenapa Damera selalu membuatnya merasa mengantuk, padahal kantuk adalah suatu hal yang jarang mendatanginya.

Ruang tamu yang hening itu, membuat iringan nada lagu it's you-Henry terdengar lebih jelas mengaung dari speaker. Larutan lirik yang merdu membuat rasa kantuk Willows semakin menjadi-jadi.

Dua insan yang sedang duduk di sofa coklat itu terlihat seperti pasangan antik sekarang. Damera yang fokus membaca rangkuman yang terlihat seperti koran dari jarak jauh karena banyaknya kata-kata yang menghiasi. Sedangkan Willows yang duduk disampingnya, menaikkan kedua kaki diatas sofa dengan bantal diatas pahanya. Pemuda itu sedang mati- matian menahan kantuk.

Mereka terlihat lucu.

Alunan nada yang indah menjadi saksi diantara kedua insan dalan senyapnya ruangan ini.

You're the right time..
At the right moment..
You're the sunlight..
Keeps my heart going..

Know when I'm with you..
I can't keep myself from falling..
Right time at the right moment..
It's you..

NIGHTLIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang