09| Starting Line

43 15 15
                                        


   "Lo  mau tanya apalagi soal tu anak, Bek?"

Damera menduduki meja makan sofa yang ada di rumah Samuel. Sudah sehari sejak hari itu, tadi Damera nyelongong masuk ke rumah Samuel buat menanyakan apakah Willows baik-baik aja apa tidak.

"Gak ada, itu udah cukup buat gue speechles, sih!"

Bagaimana tidak, mengetahui Willows yang mendekati definisi sempurna berhasil membuatnya terdiam menganga.

Willows pinter? Jangan ditanya! Dia bahkan masuk universitas SFU di Kanada lewat jalur undangan. Simon fraser university itu merupakan universitas dengan posisi ranking ke-313 terbaik di dunia. Tak heran jika dia diterima di UI secara cuma-cuma, bahkan untuk jurusan hukum.

Kaya? Sial, itusih bisa dibilang kaya banget. Kakeknya kolongmerat Kanada, Papanya adalah salah satu Ceo di sebuah perusahaan ternama di AS, sekaligus sang Mama yang betugas sebagai direktur marketing disana.

Ganteng? Maaf ini setengah bule dibilang jelek mah liar. Serius, ganteng emang relatif. Tapi Willows itu masuk ke golongan cowok yang sekali lihat reflek bilang "ganteng" gituloh. Ngerti, kan?

Ganteng itu relatif, tapi kalau Willows itu mutlak.

"Insecure gue!!" Damera dengan segera mengganti kontak Willows yang tadinya calon pacar menjadi Karwillows saja.

Gak yakin dia bisa jadi ceweknya Willows.

"Yaelah gapapa kali, Bek!" Samuel merangkul bahu Damera sok asik, "gue bantuin lo."

"Serius?"

"Dua rius."

"Kalau begitu, lo harus bawa dia kesini tinggal sama lo. Biar dia tetanggaan sama gue juga, bat. Nanti langsung gue kenalin ke bunda sama ayah," Damera tersenyum lebar, senyum yang membuat matanya menghilang seketika.

"Apa iya?"

Damerapun tak berpikir dua kali dan langsung mencomot bibir lelaki yang didepannya itu.

"Banyak omong," ucapnya sembari merotasikan kedua bola mata.

"Tapi lo harus tau satu hal," Damera mengangguk anggukan kepalanya, bersiap untuk mendengarkan sepongkah kalimat selanjutnya dari mulut Samuel.

"Mau tau apa yang buat dia ninggalin kehidupan Kanada dan balik ke Indonesia?"

"Apa?"

Samuel langsung menduduki meja makannya, meratakan posisinya agar sejajar dengan Damera.

"Serena."

◇◇◇

BRAKK!!

"SAKIT APA LO?!"

Gebrakan suara itu berhasil membuat Willows membuka ipod abu yang terpasang di telinganya. Ia sontak langsung berdiri.

Dilihatnya seorang lelaki tengah memasang wajah sok menantangnya di ujung pintu.

Itu Kenan, kakak lelakinya. Pasti dia dari Kanada disuruh sama papa dan mamanya, mereka sekeluarga juga bakal tinggal kesini setelah Willows pindah. Bukannya tenang malah makin kayak tai. Apa banget.

Kenan secara tiba-tiba mendekati Willows, memegang dahinya lalu mendorongnya kasar.

"Apasih, Kak?! Dateng-dateng jangan ngajak ribut!"

"Halah, cuma demam dikit doang absen kuliah. Mau caper kan lo ke Mama sama Papa biar mereka nyusulin lo kesini?! Iyakan!!?"

Jangan tanya kenapa Kenan bisa tahu, tentu saja karena sang papa punya koneksi ke dosen Willows untuk menanyai mengenai dirinya di kampus.

NIGHTLIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang