11| Hard Hit

33 16 10
                                        


   "Semangat  Damera! Inget lo adalah cewek pintar, cerdas, dan bijaksana! Jadi nggak boleh lengah untuk menghafalkan tidak ngotaknya pelajaran sejarah ini."

Damera menutup buku sejarahnya yang bikin gila karena ketebalannya itu. Sebenernya buat apa kita belajar sejarah? Untuk mengetahui pengalaman, dan apa yang terjadi di masa lampau. Yasudah, cukup tau dan kita hormati. Agak gila kan harus ngapalin nama, riwayat hidup dan tragedi apa yang tokoh alami sampai kedetail detail kecil, karya-karya yang dia cipta, sampai tahun kelahiran dan tahun wafatnya juga.

"Saatnya ganti mapel karena banyak ulangan harian yang kesetanan mulai menghampiri satu persatu. AAAA BIKIN GILA!!" Damera menutup buku sejarahnya dan memasukkannya ke dalam keranjang sepeda.

Saat ini Damera tengah berada di taman komplek. Mencari tempat dengan suasana adem bertaburan angin sepoy-sepoy yang menangkan agar pelajaran-pelajaran itu bisa ia masukkan kedalam otaknya. Damera mulai membaca buku lain yang ia bawa dengan serius. Ia mencermati satu demi satu kalimat di buku geografi yang memusingkan itu.

"Oke jadi unsur interprestasi citra ada lima," Damera menoleh sebentar kearah buku. "Eh, salah bego! ngarang aja! Jadi ada delapan, ada pola, tekstrur tubuh? Eh, nggak, ya? Tekstur, bayangan--"

"Lo cewek. Gak boleh main dirumah cowok sendirian."

"DIH, APAAN KOK KEINGET DIA?! NGESELIN!!" Damera mengepuk-epuk kepalanya kasar dengan buku geografinya itu. Apaan. Kok malah keinget cowok itu?Memang sih dari kemarin Damera nggak bisa berhenti mengingat suara deep-voice milik Karwillows tengulang-ulang di otaknya. Meresahkan banget!

"Ulang! Jadi tuh unsurnya, apa ya tadi? Pola, bayangan, rona dan warna--"

"Bentuk, ukuran, tekstur, situs, serta asosiasi." Willows tersenyum kearah Damera, dan mengambil tempat duduk di sebelah gadis itu.

Bentar, baru aja dipikirin udah dateng aja.

Kalau kata orang sih panjang umur, tapi bagi Damera itu pertanda jodoh.

"Dimana bentuk memberikan ciri khas dari suatu objek. Kalau ukuran sendiri, dalam foto udara dia meliputi jarak, luas, volume, tinggi, dan kemiringan," lanjutnya.

Damera memakan satu marshmellow strowberry nya sambil menatap Willows tidak suka. Bisa-bisanya dia nggak baca tetap hafal, sedangkan Damera mengulang-ulang gak hafal-hafal. Ini nggak adil!

Willows terkekeh melihatnya, dia nyosor mengambil satu biji marshmellow kecintaan Damera sendari dulu.

"Kenapa?" Willows terheran melihat Damera yang tengah mengerutkan alis dengan tatapan tajamnya. Ia hanya mengunyah marshmellow itu dan merasakan sensasi lembutnya.

"Kalau mau ngambil tu minta dulu!" Damera mendengus kesal.

"Minta ya Damera," ucap Willows sambilan mengacak-acak rambut Damera gemas.

Mohon maaf, Damera membeku. Brutal sekali cowok ini, semena-mena membuat jantungnya jedag-jedug tanpa templat capcut.

Willows mengoam perlahan. Kantuk mendadak menyapa, tapi mana bisa Willows tidur siang.

"Kok, gue ngantuk ya deket lo?"

"Ya mana tau?"

Willows mengubah posisinya tanpa aba-aba. Dia meletakkan kepalanya tertidur di paha Damera tanpa permisi. Ternyata lebih brutal dari yang tadi.

Oh, tidak! Apa maksudnya ini?!

Willows menutup matanya segera dengan kedua tangan melipat ke dada. Kakinya tentu ia luruskan ke bangku taman.

NIGHTLIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang