🔞M A T U R E C O N T E N T🔞
Oh Sehun hanya anak kost biasa yang tinggal di rumah teman ibunya. Awalnya semua baik-baik saja sampai Sehun menemukan Lim Yoona, ibu kost di rumah tersebut melakukan sesuatu hal yang tak terduga hingga membuatnya kepi...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kalo syaratnya terpenuhi dengan cepat, updatenya juga jadi ikut cepat wkwkwk
30+ VOTE 30+ COMMENT
ABIS ITU GAS LANJUT
°°°
OH SEHUN
"... tolong tunjukkan sikapmu yang lebih dewasa agar aku bisa memikirkan bagaimana aku harus memutuskan akan seperti apa hubungan kita ke depan."
Bibi Yoona telah mengucapkan sesuatu yang maknanya tersirat bagiku. Ia mengatakan kalau ia bisa menolak Paman Junho di hari, jam, bahkan satu tarikan nafas yang sama. Tetapi, ia tidak bisa menolak perasaanku setelah aku mengatakan bagaimana aku memandangnya sebagai wanita.
Sampai sini aku sangat yakin kalau Bibi Yoona juga punya perasaan yang sama padaku. Ia hanya belum yakin dengan bagaimana ia akan jujur dengan perasaannya dan ia takut akan orang-orang di sekitar yang mungkin akan memandang sinis hubungan kita berdua kalau itu memang akan terjadi.
Tak apalah, biar aku yang bertekad untuk membuktikan perasaanku padanya. Mulai sekarang, aku akan melupakan rasa gengsi untuk ikut merasakan susah payah orang mencari uang. Meski uangku tidak akan sebanding dengan uang dan asetnya Lee Junho yang memang kaya dari lahir, aku akan berusaha membuktikan bahwa aku layak untukmu.
Aku tidak peduli meskipun aku harus melayani para pelanggan café yang banyak mau ketika memesan kopi dan minuman lain saat aku bertugas di sana, aku tidak peduli jika aku harus membersihkan popcorn sisa atau sperma orang lain yang berceceran di kursi bioskop, bahkan aku tidak peduli jika aku ditertawakan saat harus mengantar pesanan pizza dari rumah ke rumah dengan helm dan sepeda motor yang terlihat konyol.
Ting... tong...
Ting... tong...
"Permisi... layanan pengantar pizza!"
Ya, selain menjadi pramuniaga di sebuah café dan cleaning service di bioskop — aku mengambil pekerjaan lain sebagai driver layanan pesan-antar sebuah kedai pizza. Walaupun bajunya sangat norak, aku harus menyelesaikan tugasku yang ini. Coba saja kalian bayangkan, aku memakai helm batok warna merah, kaos berkerah warna kuning yang mencolok, skuter matic dengan banyak stiker pizza, ditambah sekarang aku harus membawa tiga kotak pizza dan menunggu pelanggan yang memesan keluar dari unit apartemen ini.
"Oppa... pizza-nya sudah datang!"
"Ya sebentar!"
Terdengar suara dari balik pintu unit apartemennya. Kurasa itu suara pelanggan yang memesan pizza ini. "Maaf, aku membuatmu lama menunggu tuan pengantar pizza."