Pagi ini hari Kamis. Ghazea baru saja selesai melunasi hutang tugas-tugasnya. Di semester dua ini, sekolahnya sudah melaksanakan ujian tulis. Ujian praktek dari berbagai mapel juga sudah dilaksanakan dan terakhir adalah mata pelajaran Prakarya kemarin.
Kini kelas IX masuk ke sekolah hanya untuk mengumpulkan tugas-tugas yang belum diselesaikan. Serta mengembalikan buku paket yang sempat dipinjami oleh pihak sekolah.
Seperti biasa waktu jam istirahat, Ghazea selalu berada di kelas. Suasana kelasnya sepi. Ghazea sibuk scroll TikTok sambil mengemil jajan yang sempat dia beli di kantin.
Tiba-tiba saja dari arah pintu, Ghazea melihat beberapa teman beda kelasnya masuk menghampirinya. Duduk di dekat Ghazea sambil membawa beberapa makanan.
"Yo, Bro! Sendirian wae!" sapa Julia sambil mengamati ponsel Ghazea yang menampilkan vidio dari TikTok.
"Di luar yok, Ze!" ajak Iva merajuk.
"Jangan sendirian di kelas, Ze. Sesekali di luar," peringat Jessi.
"Tau nih, betah banget sendirian!" ujar Rara kesal.
"Di luar aja, ya. Gue nggak enak sama temen kelas lo. Apalagi kita-kita beda kelas nih. Ya masa kita di kelas lo," ujar Nada pada Ghazea.
"Santai aja kali. Temen kelas gue baik kok," ujar Ghazea. "Lagian gue juga males banget keluar. Mending di kelas."
"Ouh gitu, bukan kawan kita berarti!" kesal Iva sambil melipatkan kedua tangannya di depan dada. Perempuan itu ngambek ceritanya.
"Ayo lah, Ze!" ajak Julia.
Ghazea menghela napas. Dia berdiri. "Ya udah ayok," ujarnya pasrah.
"Nah, gitu. Ayok gas!" ajak Nada bersemangat. Dia berdiri dan diikuti teman-temannya keluar kelas. Mereka memilih duduk di tempat biasanya mereka bergerombol. Tepatnya di taman sekolah. Untung saja ada tempat duduk yang kosong dan cukup untuk berenam.
"Lo pada udah balikin paket?" tanya Nada. Perempuan itu mulai makan roti yang dia bawa.
"Udah dong. Yakali belom," jawab Rara sambil mengigit bakso yang ditusuk.
"Udah lah. Tugas-tugas gue juga udah aman. Kalian gimana? Tugas aman kan? Lo Ze? Aman tugas lo?" tanya Jessi pada Ghazea. Teman-temannya menoleh pada Ghazea. Mereka tahu jika tugas Ghazea itu menumpuk. Tapi perempuan itu manut dan mengerjakan tugas-tugas yang belum diselesaikan.
"Alhamdullilah, udah kok. Santai aja," jawab Ghazea mantap.
"Sip, tinggal nunggu wisuda doang sih," ujar Iva.
"Gue sih pengennya wisuda di hotel. Kayak angkatan kita dulu wisudanya di hotel itu. Keren bangett!" ujar Nada antusias.
"Gue juga pengen di hotel, kek bagus aja!" seru Ghazea.
"Woiyaa bener banget! Gue juga pengen di hotel," ujar Julia bersemangat.
"Mahal, Bro! Duit dari mana," timpal Rara.
"Eh, tapi wilayah kita baru aja zona hijau, dan baru aja diperbolehin sekolah tatap muka. Tau sendiri kan dari kelas 7 sampai kelas 9 pandemi. Sekolah online terus," ujar Iva mengingatkan.
Nada tersadar. Dia menepuk jidatnya pelan. "Ouh, iyaa. Bener juga. Terus akhir semester ini alhamdullilah bisa ujian di sekolah."
Julia menekuk bibirnya. "Yah, keknya kita nggak akan ada wisuda."
"Serius nggak ada? Padahal acara wisuda gue tunggu-tunggu," ujar Ghazea ikut memelas. Jujur, dia juga ingin wisuda. Memakai baju kebaya dan foto bersama teman-temannya sebagai kenangan. Namun, karena pandemi ini, wisuda di sekolahnya harus ditiadakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are Mine
Teen FictionCerita diambil dari kisah nyata. Ghazea kira tidak akan ada cowok yang suka padanya dan tidak akan ada cowok yang mau dengannya. Karena menurut Ghazea dia hanya perempuan biasa. Sedangkan di luaran sana banyak cowok yang lebih suka pada perempuan ya...