“Tulisan lo kok bagus banget, Ze? Untung aja lo jadi sekretaris, cocok sama tulisan lo.”
Ghazea mendongak. Terdapat Aura berdiri di depan Ghazea yang hanya terhalang meja.
“Tuh, kan! Emang tulisan Ghazea bagus lho. Rapi gitu,” sahut Desy. Dia duduk di samping bangku Ghazea sambil menatap jurnal kelas yang tengah ditulis perempuan itu.
“Kayak gini belum bagus, ya,” jawab Ghazea merasa kesal. Dia menatap jurnal kelas yang sudah dia tulis tentang kegiatan.
Aura mendengus. Dia jelas-jelas melihat tulisan Ghazea di jurnal kelas itu. Tentu saja Aura tidak setuju apa yang Ghazea ucapkan. Karena tulisan perempuan itu lebih bagus daripada dirinya. “Tulisan lo lebih bagus anjir! Daripada tulisan gue kek ceker ayam!” dengus Aura.
“Jangan merendah untuk meninggi, Ze!” ujar Desy kesal.
Ghazea melotot ikut kesal. Siapa juga yang merendah untuk meninggi? Jujur saja, tulisan Ghazea ini hanya biasa saja!
“Serahmu ae wes! (Terserah kamu aja)” Ghazea sudah capek sendiri. Mengakhiri pembicaraan lebih baik daripada kedua manusia itu nyolot lagi.
“Tutor tulisan bagus, Ze!” Aura terkekeh.
“Belajar dan niat.”
Aura mendengus. “Anjir lo!”
Ghazea dan Dessy tertawa mendengar umpatan Aura.
“Ya kan bener sih. Belajar dan niat pasti tulisannya bagus,” ujar Desy menyetujui apa yang Ghazea katakan.
“Ya bener sih,” timpal Aura menurutnya setuju juga. “Ya udah, gue mau ke kantin.” Setelah mengatakan itu, Aura pergi meninggalkan kelas. Hari ini masih pagi pukul 06.30. Beberapa kantin sudah buka dan biasanya ada murid yang sarapan pagi di sana.
Ghazea berdehem membalas perkataan Aura. Sesudah menyelesaikan tugasnya sebagai sekretaris menulis jurnal kelas, dia mulai menyalakan ponsel dan login game Mobile Legends.
Begitu login, Ghazea disambut notif jika Bagas mengirimkannya gift. Melihat sisa diamond, Ghazea berinisiatif mengirimkan 2 gift kepada Bagas. Perempuan itu tidak enak jika Bagas sudah mengirimkan gift padanya, namun dia tidak mengirimkan balik.
“Siapa itu, Ze?” tanya Desy saat melihat Ghazea mengunjungi profil Mobile Legends seseorang dengan nick name WHITE_SNOW.
“Temen mabar,” jawab Ghazea.
“Cewek apa cowok?” tanya Desy sangat kepo.
“Cowok.”
“Yakin temen?” goda Desy pada Ghazea. Desy ingin tahu lebih dalam tentang Ghazea. Selama ini Ghazea tidak pernah cerita soal cowok padanya.
“Yakin, temen kok. Tapi ada yang aneh,” jawab Ghazea. Ada rasa ingin menceritakan hubungannya dengan Bagas pada Desy.
“Aneh gimana, Ze?” tanya Desy penasaran.
Ghazea terdiam sebentar sebelum akhirnya menjelaskan tentang Bagas pada Desy. Dari awal Ghazea kenal pada Bagas sebagai rekan kerja, sampai sekarang teman mabar lumayan dekat dengannya.
“Bagas suka sama lo, Ze.” Mendengar cerita Ghazea tadi, membuat Desy mengangguk yakin. Dia menatap Ghazea serius. “Bagas gombal ke lo itu bukan karena dia buaya. Tapi emang dia bener-bener suka sama lo.”
Ghazea membeku sejenak. Hatinya tiba-tiba menghangat begitu Desy mengatakan seperti itu. Tapi ada rasa tidak percaya pada diri Ghazea. Apa benar Bagas suka padanya? Apa cowok itu bersikap buaya karena memang suka dengannya?
Ghazea menggeleng ragu. “Keknya dia menganggap gue cuman temen.”
Desy menggeleng yakin. “Gue yakin, Ze. Bagas berusaha deket banget sama lo. Dia cuman bilang suka doang, tapi gak berani bilang lebih.”
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are Mine
Teen FictionCerita diambil dari kisah nyata. Ghazea kira tidak akan ada cowok yang suka padanya dan tidak akan ada cowok yang mau dengannya. Karena menurut Ghazea dia hanya perempuan biasa. Sedangkan di luaran sana banyak cowok yang lebih suka pada perempuan ya...