11. Dia Kembali

30 5 0
                                    

Bagas
Hey Ghazea
Apa kabar kamu?

Mata Ghazea berkaca-kaca. Bibirnya bergetar menahan isak tangis. Di satu sisi, Ghazea merasa kesal pada Bagas, cowok itu offline begitu lama dan tidak mengabarinya! Namun, di sisi lain hati Ghazea merasa lega akan kehadiran cowok itu.

Ghazea tersenyum. Perempuan itu menyeka air mata yang turun membasahi pipinya. Baru kali ini Ghazea menangis hanya merindukan seorang cowok, dan itu hanya Bagas.

Jari-jari Ghazea bergetar, mengetik pesan yang akan dia kirim ke Bagas.

Ghazea
Aku baik, kabar kamu gimana?
Tumben kok offline lama banget?

Ghazea membaca ulang pesan yang dia kirim pada Bagas. Ghazea sangat merindukan Bagas. Sangat merindukan cowok itu. Tanpa ada kehadiran sosok Bagas, hidupnya terasa hampa. Dia selalu bermain game seorang diri. Tidak ada orang lain yang mau menemaninya bermain. Hanya Bagas yang mau bermain dengannya dan selalu mengajarinya tentang game.

Sudut mata Ghazea terus menjatuhkan air mata. Perempuan itu berusaha menetralkan napas yang terasa sesak di dadanya.

Cowok itu sudah offline hampir 1 bulan ini, dan kini Bagas kembali. Dia benar-benar kembali.

Bagas
Aku baik-baik aja kok
Maaf ya aku offline lama
Soalnya dulu aku kena demam berdarah

Ghazea terkejut membaca pesan itu. Merasa khawatir pada Bagas. Apakah dia sakit parah? Apalagi Bagas offline sangat lama dan itu pun sakit demam berdarah. Ghazea paham, penyakit demam berdarah sangat berbahaya bagi manusia.

Ghazea
Demam berdarah?
Astagfirullah, kamu gapapa?
Udah sembuh?

Bagas
Hehehe, aku udah sembuh kok
Kemarin udah pulang ke rumah
Ini juga udah istirahat

Ghazea
Alhamdulillah kamu udah sembuh
Aku khawatir banget sama kamu

Bagas
Hehehe, kamu kok khawatir banget sama aku

Ghazea mengerutkan alisnya kesal. Bibirnya mengerucut. Tentu saja Ghazea khawatir! Bagas saja tidak mengabari Ghazea sama sekali!

Ghazea
Jelas dong kalo aku khawatir
Biasanya kamu chat aku, ngajak mabar
Tapi hampir sebulan ini, kamu udah nggak chat aku lagi
Kamu off terus

Ghazea berterus terang. Biasanya dia merasa gengsi. Namun kali ini gengsinya terkalahkan oleh rasa kangen yang ada dalam benak Ghazea.

Bagas
Tenang saja Ghazea
Aku gapapa okei
Mulai besok malam, kita bisa mabar lagi

Ghazea
Serius kamu udah gapapa?
Kamu baru sembuh lho

Bagas
Gapapa kok sayang

Ada rasa kangen kala Bagas memanggilnya dengan sebutan 'Sayang'. Sudah lama Ghazea tidak menerima gombalan dari cowok itu.

Ghazea
Ya udah, tapi lihat kondisi kamu dulu
Kalo kamu memang udah membaik, besok malam kita mabar

Bagas
Iya, tenang aja
Apa kamu nggak kangen sama aku gitu? Apalagi udah hampir sebulan kita nggak chat-chatan

Ghazea cemberut. Tentu saja dia kangen! Bahkan Ghazea terus melihat terakhir dilihat nomor Bagas, berharap cowok itu kembali mengirimkan pesan.

Ghazea
Kangen banget!
Udah lama gak main bareng

Bagas
Huh, yang dikangenin malah mainnya, bukan orangnya
Aku ngambek

Ghazea terkekeh. Coba saja Bagas tahu jika Ghazea sangat kangen pada cowok itu. Andaikan Bagas tahu, jika Ghazea merasa kesepian tanpa adanya cowok itu. Andaikan Bagas tahu apa yang Ghazea rasakan.

You Are MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang