Tak terasa waktu berjalan begitu cepat. Rasa-rasanya Ghazea baru masuk kelas 10, kini sudah mau naik ke kelas 11. Ghazea menjalani pendidikannya dengan baik. Tugas-tugasnya rajin dia kerjakan. Rajin mengikuti rapat organisasi OSIS dan sering berinteraksi dengan guru-guru lain maupun Wali Kelasnya.
Kehidupan pendidikannya berbeda 180° waktu zaman SMP. Di SMK ini Ghazea memiliki peningkatan pesat. Yang dulunya sering nyontek, sekarang Ghazea yang sering dicontek.
Tahun ini sangat berbeda. Ghazea benar-benar memiliki lingkungan pertemanan yang baik. Memiliki Desy sebagai satu-satunya sahabat di sekolah yang selalu dia percayai, masih berhubungan baik dengan teman SMP, dan tentunya memiliki cowok yang selalu menemaninya.
Ngomong-ngomong soal Bagas, cowok itu masih bersamanya. Menemani hari-hari Ghazea, dan saling bercerita. Bagas masih tetap sama. Cowok itu selalu membuatnya tertawa, nyaman, dan gombalannya membuat Ghazea salah tingkah.
Sikap Bagas tetap sama, tidak ada yang berubah. Perasaan Ghazea tetap sama, perempuan itu sangat mencintai Bagas.
Perbedaan yang sekarang, Bagas hanya terlihat sedikit sibuk akhir-akhir ini. Terlebih lagi dia sudah kuliah. Mengemban kerja dan kuliah adalah tugas yang sulit. Pasti dia kesusahan untuk membagi waktu. Ghazea mengerti.
Sudah lama juga Ghazea tidak berteleponan dengan Bagas. Ghazea sangat merindukan suara cowok itu.
“Ciee udah avinitas pasangan sekarang, nih?” tanya Desy begitu melihat Ghazea membuka menu avinitas di game Mobile Legends. Terlihat perempuan itu menjalin ikatan avinitas pasangan dengan Bagas.
Ghazea tersenyum manis. Memang awalnya Bagas dan Ghazea menjalin ikatan sahabat, namun 2 hari lalu Bagas meminta ganti ke avinitas pasangan. Tentu saja Ghazea setuju.
“Hehehe, meskipun sering dilock musuh, tapi oke lah,” ujar Ghazea. Akhirnya dia bisa menikmati avinitas pasangan untuk pertama kali, dan itu bersama dengan orang yang dia cintai.
“Dasar bucin.”
“Dih, gak ngaca. Lo malah lebih parah. Waktu kita mabar berempat di classic kemarin, lo on mic sama Rehan, manggil sayang-sayang terus. Gedek gue.”
“Hahaha, lagian lo ngapain gak ikut on mic.”
“Biasa, malem-malem ada orang tua gue. Dimarahin gue kalo main game.”
“Terus si Bagas?” tanya Desy dengan menaikkan sebelah alisnya.
Ghazea berpikir. Seumur-umur, Bagas belum pernah meneleponnya malam-malam. Cowok itu selalu meneleponnya waktu di tempat kerja dan saat waktu luang. Namun, jika ada karyawan di tempat kerja dia yang lewat, cowok itu buru-buru mematikan telepon. Seakan-akan, Bagas tidak ingin karyawan itu mengetahui jika Bagas sedang bertelepon dengan seorang perempuan.
Seumur-umur juga, Ghazea belum pernah dikenalkan pada orang tua Bagas. Apakah Bagas tidak ada niatan untuk mengenalkan Ghazea pada orang tuanya? Bukannya apa-apa. Ghazea dan Bagas sudah lama berhubungan. Apakah cowok itu masih belum percaya padanya? Namun, ketikan cowok itu seakan-akan mempercayai Ghazea dan ingin menikahi Ghazea. Sangat aneh, bukan?
“Gue gak tau sih, Des. Selama ini juga gue belum pernah dikenalin ke kedua orang tuanya atau temen-temennya. Gue juga akhir-akhir ini sering kirim pap ke dia, cuman gak pernah dipost,” ujar Ghazea jujur. Raut wajahnya terlihat lesu.
“Tuh kan! Apalagi hubungan lo cuman komitmen doang. Aneh anjir. Gak ada niatan pacaran?”
“Gue gak mau pacaran.”
“Hadeh.” Desy mengemil pentol yang baru saja dia beli di kantin bersama Ghazea.
Melihat jam di ponselnya, menunjukkan pukul 09.17. Masih jam istirahat. Ghazea dan Desy berada di kelas, duduk di bangku seperti biasanya sambil mengemil jajan.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are Mine
Teen FictionCerita diambil dari kisah nyata. Ghazea kira tidak akan ada cowok yang suka padanya dan tidak akan ada cowok yang mau dengannya. Karena menurut Ghazea dia hanya perempuan biasa. Sedangkan di luaran sana banyak cowok yang lebih suka pada perempuan ya...