"Ze, sepulang sekolah nanti ada kumpulan OSIS?" tanya Desy pada Ghazea. Perempuan itu baru saja menenggak botol air mineral yang dia bawa dari rumahnya.
"Ouh, ada," jawab Ghazea. Dia melirik Desy bingung. "Kok lo tau OSIS ada kumpulan?" tanyanya. Pasalnya Desy tidak mengikuti organisasi tersebut.
"Denger dari temen Pramuka gue yang ikut OSIS juga. Katanya sih bahas Class meeting," ujar Desy jujur.
Ghazea manggut-manggut. Dia tahu Desy mengikuti organisasi Pramuka.
Kemudian keduanya sama-sama diam dan menikmati mie cup yang baru saja mereka beli di kantin.
Ghazea dan Desy tengah berada di dalam kelasnya. Seperti biasa keduanya duduk bersama di bangku barisan depan. Keadaan kelas lumayan ramai. Ada beberapa teman kelasnya yang tengah makan atau pun bercanda tawa menikmati jam istirahat.
"Beneran OSIS ngadain class meeting, Ze?" tanya Desy menatap Ghazea.
"Iya. Tadi di grup OSIS ada informasi, hari ini kumpulan buat bahas class meeting itu," jawab Ghazea. Dia meletakkan mie cup yang telah habis di mejanya, kemudian menenggak botol minumnya.
"Class meeting-nya apa, Ze?" tanya Inara yang kebetulan mendengar pembicaraan Ghazea dan Desy. Yang semula Inara duduk di samping kiri barisan Ghazea, kini perempuan itu berjalan dan berhenti di depan Ghazea dan Desy.
"Kemarin kan OSIS sempet kumpulan buat bahas class meeting-nya apa aja. Nah, banyak yang setuju buat class meeting e-sport Mobile Legends sama futsal."
"Mobile Legends pokoknya harus ada ya, Ze," saran Desy kemudian terkekeh. Seakan meminta Ghazea untuk menyarankan class meeting e-sport Mobile Legends saat rapat nanti.
"Boleh tuh Mobile Legends. Kan lo sama Desy suka game itu," ujar Inara setuju.
Ghazea terkekeh. "Cuman ya gak tau pendapat temen-temen gue setuju apa enggak. Itu kan masih pendapat. Belum fiks-nya. Tapi ada minusnya sih kalo game. Kan lo tau sendiri, kalo kalah game gitu pasti ngomong kasar. Enggak enak ntar kalo didenger sama gurunya."
"Bener sih." Desy dan Inara mengangguk setuju.
"Lagian gue pasti panitia gak akan bisa ikut lomba." Bibir Ghazea mengerucut kesal.
"Wkwkwk, sabar, Ze," kata Inara menyemangati.
"Namanya juga panitia," sahut Desy memaklumi.
"Tapi gue pengen ikut! Pengen ngerasain serius," ujar Ghazea dengan mimik wajah serius. Dia sangat ingin merasakan perlombaan e-sport Mobile Legends. Terlebih lagi musuhnya adalah orang-orang dalam sekolahnya. Pasti sangat tertantang.
Ghazea merasa iri pada Desy dan Inara yang mengikuti organisasi Pramuka. Bisa mengikuti class meeting. Berbeda dengan dirinya yang menjadi panitia tentu tidak akan bisa mengikuti perlombaan tersebut.
"Sabar, ya, Ze." Inara terkekeh.
Ghazea mengangguk pasrah. "Sabar, kok."
"Ya udah, gue ke kamar mandi dulu."
"Iya, Ra," jawab Desy setelahnya Inara melangkah pergi meninggalkan kelas.
Ghazea dan Desy sama-sama diam. Ghazea sibuk scroll TikTok sedangkan Desy sibuk memakan mie cup yang belum habis. Saat scroll, muncul konten-konten fyp yang menarik perhatian Ghazea. Saat scroll ke bawah lagi, muncul konten game Mobile Legends. Ghazea melihat konten tersebut. Kemudian tak lama dia mengingat sesuatu.
Ghazea kemarin sempat ada pertanyaan yang ingin dia sampaikan pada Desy. Perihal orang yang Desy undang kemarin saat main bersama dengan Bagas. Mumpung Desy hari ini, sekalian bertanya, bukan?
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are Mine
Teen FictionCerita diambil dari kisah nyata. Ghazea kira tidak akan ada cowok yang suka padanya dan tidak akan ada cowok yang mau dengannya. Karena menurut Ghazea dia hanya perempuan biasa. Sedangkan di luaran sana banyak cowok yang lebih suka pada perempuan ya...