04. Insecure

51 7 69
                                    

Ghazea melihat story WhatsApp teman-temannya. Sesekali dia mencomot beberapa jajan dengan bungkus yang sudah terbuka-tergeletak di meja. Dia berada di ruang tamu rumahnya. Ghazea sendirian. Karena memang orang tua dan kakak perempuannya sedang bekerja. Sedangkan adik laki-lakinya itu sedang pergi mengaji.

Mengingat adik laki-lakinya yang mengaji itu, membuat Ghazea memutar kembali memorinya. Dulu Ghazea pernah mengaji waktu kelas 5 SD sampai SMP kelas 1. Dia selalu berjalan kaki dari rumah ke masjid-tempat TPA-nya itu. Setelahnya Ghazea memutuskan berhenti dan akhirnya pindah rumah dari kota ke kabupaten. Tentunya jarak rumahnya sekarang ke tempat TPA sangat jauh. Tidak memungkinkan jika Ghazea akan jalan kaki. Tentunya tidak akan ada yang bisa mengantarnya mengingat orang tuanya sibuk.

Naik motor? Hahaha, Ghazea saja tidak bisa naik motor! Naik sepeda tentu tidak mungkin. Jaraknya sangat jauh.

Tapi ada kejadian dulu yang membuat Ghazea menggeleng heran. Bisa-bisanya waktu Ghazea SD, dia sering berpindah-pindah tempat TPA. Bahkan pernah TPA di 2 tempat sekaligus. Waktu itu dia masih Iqro. Dia tempat TPA satunya dia Iqro 6, yang TPA satunya lagi dia Iqro 5. Kenapa Ghazea pindah-pindah TPA? Tentu saja karena ajakan teman-temannya dan Ghazea dengan polosnya setuju-setuju saja.

Ghazea kembali fokus melihat story teman perempuannya. Perempuan yang dia lihat ini adalah siswi yang terkenal di sekolahnya. Menyebutkan nama dia saja, pasti penghuni sekolah tahu. Apalagi banyak cowok-cowok, bahkan kakak kelasnya saja selalu mencoba ingin dekat-dekat dengan perempuan itu.

Story perempuan itu menampilkan foto dia di suatu taman. Dia berpose duduk dengan kepala agak dimiringkan menatap kamera sambil tersenyum. Ghazea akui, dia sangat cantik dengan kulit putihnya, senyuman manis, apalagi body kurus yang oke. Membuat Ghazea merasa insecure berat.

Ghazea menatap kaca di dalam kamar. Kulit gelap, hidung pesek, body biasa saja. Ghazea merasa sangat Insecure. Dia sadar, mungkin cowok-cowok yang menghindarinya karena memang mereka tidak ingin dekat dengan perempuan jelek seperti dirinya. Berbeda dengan foto perempuan yang ada di ponselnya.

Ah, Ghazea ingin cantik! Pasti. Pasti semua perempuan menginginkan itu.

Menghela napas panjang. Ghazea kembali duduk di ruang tamu. Dia hendak melanjutkan menonton story temannya yang lain. Namun, ada notif chat yang masuk, membuat Ghazea mengurungkan niatnya. Dia membuka room chat yang ternyata dari rekan kerjanya, siapa lagi jika bukan Bagas.

Bagas
Hey
Ghazea

Ghazea
Iya, kenapa?

Bagas
Kangen
Kaboor

Ghazea memutar bola matanya malas. Cowok itu memulai lagi aksi buayanya. Perempuan itu tersenyum miring. Dia berniat jahil dengan ikut menggombal cowok itu. Seakan menjadi buaya darat juga.

Perlu kalian tahu, dulu Ghazea sering iseng chat cowok-cowok virtual di telegram. Berkenalan sebentar, gombal pada cowok itu, dan berakhir meninggalkannya. Sangat meresahkan bukan? Tapi setelah itu, Ghazea selalu minta maaf pada cowok-cowok karena gombalannya hanya sebuah candaan.

Kalian tenang saja! Cowok-cowok itu lebih buaya daripada Ghazea. Sehingga mereka merasa bodo amat dan cari perempuan lain untuk digombalin lagi.

Ghazea berani virtual. Namun, jika real life Ghazea undur diri!

Ghazea
Sama

Ghazea hendak mengetik lagi, tapi Bagas terlebih dahulu mengirimkan pesan.

Bagas
Kirain mau kamu gebukin gara-gara aku kangen

Ghazea
Kangen sama siapa

Bagas
Sama kamu

Ghazea
Emang mau digebukin?

You Are MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang