Ghazea mulai sibuk dengan sekolah lanjutan yang hendak dia pilih. Dia baru saja menonton YouTube yang menjelaskan tentang perbedaan SMA dan SMK.
Setelah menonton vidio tersebut, Ghazea mulai berpikir. Jujur saja, Ghazea masih bingung dengan cita-citanya. Sebenarnya, cita-cita Ghazea ingin menjadi penulis. Namun, menurutnya penulis bisa menjadi hobby untuk dia laksanakan di waktu senggang dan pekerjaan tetap bisa dia cari yang lain.
Karena Ghazea berpikir setelah lulus sekolah ingin bekerja, akhirnya perempuan itu memilih SMK. Tapi kebingungan Ghazea tidak berhenti di situ saja. Dia kembali bingung dengan jurusan yang akan dia ambil nantinya.
“Milih apa? SMA apa SMK?” tanya Sinta. Dia menghampiri Ghazea yang tengah duduk di ruang tamu.
Ghazea menoleh. Menatap Mamanya tengah duduk di sampingnya. Wanita itu ikut melihat ponsel Ghazea yang menjelaskan perbedaan SMA dan SMK.
“SMK. Tapi bingung jurusannya apa,” jawab Ghazea. Dia mulai searching di google untuk memberitahukannya apa saja jurusan di SMK. Yang sekiranya cocok dengan Ghazea.
Setelah mencari, banyak jurusan SMK yang muncul. Ghazea membaca satu persatu.
“Bisnis digital atau bisnis daring pemasaran itu bagus,” ujar Sinta begitu melihat ada jurusan yang tertera di ponsel Ghazea dan itu menarik hatinya.
Ghazea cemberut. “Aku gak suka pemasaran.”
Sinta menoleh kesal pada anaknya itu. “Malah bagus pemasaran atau bisnis digital. Mulai ke depannya itu udah mulai era modern. Orang-orang sering main ponsel. Jadi, mau beli apa-apa ya lewat aplikasi online. Kalo jurusan kamu bisnis digital, otomatis kamu berjualan online. Banyak yang beli.”
Ghazea mendengus. “Tapi aku gak suka, Ma.”
“Udah, jurusan itu aja bagus. Mama aja dulu juga ambil pemasaran. Nih, liat. Sampe sekarang Mama masih bertahan memasarkan produk terus alhamdullilah lalu. Banyak reseller juga,” ujar Sinta menjelaskan. Berharap anaknya itu mau mengikuti kemauannya. Memang benar Sinta dan Aldi bisa dibilang sukses dalam bisnisnya menjual pakaian. Memiliki reseller dan pelanggan setia membuat mereka merasa itu lebih dari cukup.
“Tapi aku mau jurusan perhotelan,” ujar Ghazea masih kekeuh dengan keinginannya.
“Terserah kamu aja.” Sinta sudah angkat tangan.
Ghazea menghela napas pelan. “Ya udah gini, pilihan pertama perhotelan, yang kedua bisnis digital, yang ketiga manajemen perkantoran.”
Sinta melotot kaget menatap Ghazea. “Manajemen perkantoran? Yakin?”
Menurut Sinta, jurusan manajemen perhotelan agak susah. Apa bisa anaknya itu masuk dalam jurusan manajemen perkantoran? Apalagi mengingat Ghazea malas untuk mengerjakan tugas pr.
“Yakin, Ma. Ini aku udah lihat, kalo lulusan pilihanku tadi, ntar kerjanya apa aja,” ujar Ghazea mantap. Dia sudah mencari-cari tentang informasi mengenai jurusan yang dia pilih, dan nanti setelah lulus bisa bekerja apa saja.
“Ya udah, manut kamu.”
****
Hari ini merupakan pembukaan peserta didik baru SMA dan SMK. Ghazea sudah mendaftarkan dirinya di beberapa SMK. Sesuai dengan jurusan yang Ghazea pilih, untuk jurusan pertama perhotelan, bisnis digital, dan yang terakhir manajemen perkantoran. Tinggal menunggu 3 hari lagi untuk keputusan Ghazea akan di tempatkan di sekolah dan jurusan mana. Karena masing-masing jurusan yang Ghazea pilih, itu dari SMKN yang berbeda-beda.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are Mine
Teen FictionCerita diambil dari kisah nyata. Ghazea kira tidak akan ada cowok yang suka padanya dan tidak akan ada cowok yang mau dengannya. Karena menurut Ghazea dia hanya perempuan biasa. Sedangkan di luaran sana banyak cowok yang lebih suka pada perempuan ya...