WARNING!! ⚠️⚠️⚠️
Setelah membaca, silahkan Vote cerita ini. Sebagai bentuk Apresiasi dan dukungan kepada Author. Terimakasih-------------------------
Dengan tatapan kosong, perlahan aku berjalan mendekati nya."Tante?"Dia tersenyum. Dan sedikit berkaca-kaca. Aku langsung memeluk nya erat. Dengan sedikit rasa tak percaya. Terimakasih Tuhan, terimakasih...
-------------------------"Kamu sudah besar ya? Sangat cantik persis seperti ibu mu" ucap Tante Arum yang mengelus rambut panjang ku.
"Tante ke mana aja? Aku sama kak Tara rindu Tante"
"Maaf ya, Tante .." belum saja menyelesaikan kalimatnya, kak Tara langsung memotong. "Sudah ya? Kamu pasti capek. Mending istirahat di dalam"
"Benar itu. Yaudah kita masuk yuk?" Ajak Tante Arum.
Aku pun menata baju ku ke dalam lemari. Tok..Tok.. Tok..
"Masuk!"
Ternyata dia kak Tara. "Hai Zi"
"Eum? Kenapa kak?"
Kak Tara langsung duduk di ujung kasur. Dia menatap Ku. "Kakak mau cerita sama kamu". Aku pun mendekati kak Tara. Dan duduk di samping nya. "Cerita tentang?". Dengan tatapan serius kak Tara menatap ku. "Ibu". Aku terkejut, ada apa ini. Kenapa kak Tara terlihat serius sekali.
"Zi, kamu jangan tanya banyak tentang masa lalu ya? Soalnya ibu itu amnesia zi. Dia hanya memiliki sedikit memori di ingatan nya. Kamu tahu kenapa kakak akhir-akhir ini gak pernah kabarin kamu? Karena kakak dan Papah sedang berusaha membuat ibu ingat Zi. Saat kami datang di kampung itu. Ibu sama sekali tidak mengenali kakak ataupun papah Zi. Bahkan dia menganggap kami adalah penjahat. Namun, setelah papah memeluk dan menangis seketika ibu pusing zi. Dan setelah itu dia pingsan. Kami pun membawa nya ke klinik. Dan setelah sadar, barulah dia mengingat papah. Hanya papah. Dan itu saja waktu masa kecil. Namun setelah terapi, 2 Minggu kemudian ibu mulai mengingat wajah dewasa Ayah. Lalu 2 Minggu kemudian atau tepatnya 1 bulan, Ibu mengingat Ayah. Dan 1 Minggu kemudian, ibu mengingat insiden itu, dan secara otomatis dia juga mengingat kakak zi. Bahkan, dia juga mengingat mu. Namun, saat ku tanyakan suatu momen, dia tidak mengingat nya. Dan dokter bilang, dia masih proses pemulihan. Jadi kemungkinan memori nya belum seluruhnya pulih"
"Astaga! Apa ini dikarenakan insiden itu?".
Kak Tara mengangguk "Iya zi". Aku menggenggam tangan kak Tara. Dengan penuh keyakinan, aku menyemangati kak Tara. "Tenang aja kak, semua nya akan baik-baik saja. Tinggal kita tunggu waktu nya aja sampai Tante benar-benar mengingatnya". Kak Tara tersenyum, dan memeluk ku. "Adik kakak sekarang sudah besar ya?".***
Saat bersantai di ruang tamu. Tiba-tiba saja sebuah panggilan masuk ke ponsel ku. Ternyata itu dari kak Arlan. Aku pun mengangkat nya. "Halo zi? Lo sakit apa? Udah minum obat?". Hah? Kak Arlan kenapa nih? Masa iya tiba-tiba nanyain pertanyaan seperti ini. "Halo kak? Gue fine fine aja. Gue sehat ko".
"Loh, katanya Lo sakit hari ini. Maka nya gak masuk sekolah". Astaga, apa ini ulah Alyn dan Sisi. Kan hanya mereka yang mengetahui nya. "Gak kak. Gue gak masuk karena izin". Aku mendengar kak Arlan menghembuskan nafas panjang. "Syukur deh Lo sehat-sehat aja". Aku bertanya pada kak Arlan siapakah yang telah memberikan informasi ini. Dan ternyata itu benar. Saat kak Arlan ke kelas untuk mengembalikan barang Sisi. Kak Arlan bertanya apakah aku akan absen hari ini. Dan karena sifat Sisi yang jahil dia memberitahu kalau aku ini sakit. Bukan izin.
Setelah mengakhiri panggilan dengan kak Arlan. Aku langsung pergi ke halaman depan. Dan di sana aku melihat kak Tara sedang bermain tennis dengan Papah. "Wih, lagi pada olahraga nih" timbrung ku. "Iya, kamu mau main?" Tawar Papah pada ku. Aku diam sebentar untuk berfikir. "Eum, boleh deh!".
Aku pun menggantikan papah untuk melawan kak Tara. Tenang saja, ku akui kak Tara sudah pro dalam bermain ini. Namun, aku pasti akan mengalahkan nya.
Kami pun mulai bertanding. Dan permainan ini berjalan dengan sengit. Kami saling berkejaran dalam meraih poin. Jujur sangat sulit untuk melawan kak Tara. Aku saja sampai terengah-engah. Meskipun begitu, aku adalah pemenang dari permainan ini.
"Hebat kamu zi. Permainan kamu makin bagus aja" puji kak Tara pada ku. Aku sedikit malu untuk mengakui nya. Kak Tara pun menyuruh pelayan untuk merapihkan alat yang barusan kita pakai.
"Tar, kamu ajak Zia jalan-jalan deh. Dia pasti bosan" saran Tante. "Iya nih kak. Tante benar. Aku bosan di vila terus". Kak Tara tersenyum sinis. "Yaudah iya. Kamu siap-siap sana". Aku pun langsung pergi ke kamar. Dan berganti pakaian. Karena ini musim panas, aku akan memakai mini dress berwarna biru muda.
Setelah siap, aku pun segera turun ke bawah. Dan kami segera berangkat menggunakan mobil kak Tara. Kami mengelilingi seluruh kota Berlin. Dan sesekali aku ingin turun untuk membeli makanan ataupun barang lucu yang dijual di sana.
Kak Tara terus mengendarai mobil nya. Dan tiba lah kami di sebuah sungai yang terkenal di Berlin. Yaitu sungai Spree. Wuah ini sangat indah. Tak ayal banyak orang lokal maupun turis internasional yang berdatangan. Angin yang kencang membuat tubuh ku merasa segar. Ini healing terbaik yang pernah aku rasakan.
Kemudian, kak Tara mengajakku untuk menaiki sebuah perahu wisata yang sudah tersedia di sana. Sebenarnya agak takut sih, karena kan sudah lama sekali aku tidak naik perahu. Namun karena aku penasaran aku pun menyetujui nya.
Aku sangat menikmati ini. Ternyata sungai ini jauh lebih indah jika dilihat dari dekat. Aku juga menyempatkan untuk ber swafoto bersama kak Tara. Dan asal kalian tahu, jurus buaya kak Tara seperti nya mulai beraksi. Dia berkenalan dengan wanita yang ada tepat di sampingnya. Aku tidak terlalu mengerti, karena mereka mengobrol menggunakan bahasa Jerman.
"Kak jangan genit dong!" bisikku pada kak Tara. "Ssutt!! Jangan ganggu deh". Cih dasar cowok. Ketemu yang cakep dikit langsung di Pepet.
Setelah tour ini selesai. Kami langsung turun. "Kak, makasih ya. Seru banget deh. Aku suka!" Ucapku pada kak Tara. Tanpa sepatah kata pun kak Tara langsung merangkul ku. Dia tersenyum dengan sangat tulus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Irreplaceable
Teen Fiction"Jangan pernah datang jika hanya untuk meninggalkan" -Zia ---------------------------------------------- Zia, seorang siswi yang tinggal di sekolah asrama. Semenjak beberapa tahun terakhir, Zia selalu diganggu oleh laki-laki yang bernama Devin. Na...