Bab 16|

25 4 0
                                    

WARNING!! ⚠️⚠️⚠️
Setelah membaca, silahkan Vote cerita ini. Sebagai bentuk Apresiasi dan dukungan kepada Author. Terimakasih
----------------------------------------------------------------
Papah mengajak kami semua untuk ke taman
"Iya sayang, maaf ya? Terus maaf juga kita gak jadi healing bareng di sini" ucap papah yang melepaskan kacamata nya. "Tapi, malam ini papah sudah merencanakan sesuatu untuk kita" lanjut papah. "Apa itu Pah?" Tanya kak Tara. Papah pun langsung mengajak kami ke taman belakang. Aku semakin penasaran, apa yang papah persiapkan untuk kami?
----------------------------------------------------------------

Papah mengajak kami semua untuk ke taman belakang. Dan betapa terkejutnya kami melihat kondisi taman saat ini!. Ini semua terlihat indah. Lampu yang menjulang dari satu sisi ke sisi lain. Dan 2 tenda yang sudah dibangun serta  simulasi api unggun kecil di tengah taman. "Kita akan berkemah malam ini" ucap Papah. "Apa kita juga akan bakar-bakar Pah?" Tanya ku ketika melihat seperangkat alat bakar di samping tenda. "Ya dong!".

Tante Arum datang dengan membawa daging di atas baki. "Ayo Zi. Kita bumbu in daging nya! Biar yang laki-laki menyiapkan api untuk membakar". Aku pun mendekati Tante. "Pah, Tara ambil gitar boleh?" Tanya kak Tara. "Tentu! Panggil juga art di dalam ya?" Sahut Papah.

Kak Tara memainkan gitar nya. Sedangkan Papah dan Devin menyiapkan api untuk membakar. Dan aku, Tante serta beberapa art membumbui daging yang akan kita bakar nanti.

Setelah daging selesai di bumbui, kini siap untuk di bakar. Sambil menunggu itu, kami berpesta kecil. Papah mengambil speaker dan microphone untuk kami berkaraoke. Kami semua bernyanyi dan menari. Tak lupa juga, kami memasang lagu dangdut untuk mencairkan suasana.

Papah juga memesan wine premium dari salah satu restoran di Berlin. Namun, sayangnya aku tak bisa meminum itu. Karena usia ku yang belum cukup umur. Selain itu Devin pun juga tidak bisa meminum nya. Jadi, kita yang harus menjaga daging ini selagi mereka pesta wine.

Devin tertawa melihat ku yang sedikit cemberut. "Kenapa? Lo iri sama mereka?" Tanya Devin. "Habisnya mereka curang. Mereka pesta wine, lalu kita yang suruh jaga. Setidaknya kan kita diberi sedikit!" Ketus ku. Devin terbangun dari duduk nya. Dia mengambil gelas dan mengisi nya dengan soda. "Begini juga tidak terlalu buruk kan?" Ucap Devin yang memberiku segelas soda. Aku tersenyum, dan mengambil gelas itu. Kami pun bersulang dan meminumnya.

"Keluarga Lo asik ya?" ucap Devin yang matanya menuju ke arah orang-orang yang sedang berpesta itu. "Heum.. mereka selalu punya cara untuk menebus kesalahan mereka". Devin terdiam dan merenung. "Andai keluarga gue seperti mereka. Gue gak akan kesepian seperti ini". Aku menatap Devin yang putus asa, aku merangkul nya. "Mereka kan keluarga Lo juga!". Devin berdecih, "mereka keluarga Lo".  Aku menatap kedua mata Devin, "iya, karena Lo di rumah gue. Jadi mereka juga keluarga Lo Dev". Devin mengalihkan pandangannya. "Daging nya zi!". Aku segera tersadar, dan langsung mengangkat daging itu.

Aku memanggil semua untuk segera menyantap daging ini. Kami semua meliwet nasi seperti tradisi di Indonesia. Kebersamaan ini, membuat angin malam yang dingin  terasa hangat.

POV Devin dan Kak Tara.
Saat semua sudah terlelap di tenda masing-masing, terlihat Devin dan kak Tara yang masih terjaga di luar. Mereka mengobrol santai ditemani dengan secangkir kopi. "Lo udah kenal lama dengan Zia?" Tanya kak Tara di sela pembicaraan mereka. "Sebenarnya sudah sejak lama kita kenal. Hanya saja ada sedikit miskomunikasi yang membuat kita terjarak dalam beberapa waktu" jelas Devin. Tara menatap Devin dengan serius, "Lo suka sama Zia?". Devin terdiam selama beberapa detik. Jujur saja, dia juga masih bingung dengan perasaannya pada Zia. "Kenapa?kok diam?" Sambung kak Tara. "Gue bingung mau jawab bagaimana. Kalau gue bilang menyukai Zia, gue suka dari segi mana?" Ucap Devin yang sedikit frustasi. Kak Tara terkekeh mendengar jawaban dari Devin, "Itu tandanya Lo benar-benar mencintai nya".

Lagi-lagi Devin terbungkam. "Lo benar kak, seperti nya gue menyukai Zia". Kak Tara menepuk bahu Devin seraya berkata, "Lo perjuangin ya? Usaha, cinta itu gak akan datang kalau gak dikejar!". Devin tersenyum, seperti nya dia sudah mendapatkan lampu hijau dari kak Tara. "Gue tahu, sekarang Lo gak tinggal di asrama kan? Itu semua Lo lakukan demi Zia. Dari situ gue tahu Lo tulus mencintai nya". Ucapan kak Tara membuat Devin tercekat, bagaimana dia bisa tahu. "Jangan kaget gitu dong komuk nya. Walaupun Zia gak cerita, gue punya mata-mata di sana. Jadi, jangan macam-macam!" Jelas kak Tara.

"Lo percaya sama gue kak?" Tanya Devin yang penuh semangat. "Iya. Tapi, gue peringatin sama Lo. Zia itu sedikit manja, dan dia juga harus dikasih perhatian lebih. Sebisa mungkin Lo buat dia selalu cerita sama Lo. Karena gue rasa, akhir-akhir ini dia selalu menyembunyikan masalah nya dari gue" tegas kak Tara. Dengan sigap, Devin menyetujui nya.

"Zia itu kesepian sebenarnya. Sering-sering juga ya Lo ajak dia ke makam nyokap nya. Gue yakin dia rindu. Hanya saja di tak bisa ke sana"pinta kak Tara. Devin sedikit terkejut mendengar itu, "kalau boleh tahu kenapa kak?". Kak Tara mengambil nafas panjang sebelum menjelaskan, "Papah yang melarang dia. Karena setiap dia sendiri ke sana, dia selalu depresi setelah nya. Dia menyalah kan diri sendiri. Dan setelah itu dia akan jatuh sakit".

Devin sedikit hati-hati menanyakan sesuatu yang selama ini ingin dia ketahui. "Penyebab kematian nya kenapa kak?". Dengan tatapan sendu, kak Tara menatap ke langit. Dia mengingat kejadian itu, "Saat itu, papah dan Zia sudah janji ingin pergi ke pasar malam bersama. Namun, karena mendadak ada pekerjaan, papah membatalkan nya. Zia terus merengek, dia ingin sekali pergi ke pasar malam itu. Hingga akhirnya Tante memutuskan untuk berangkat berdua bersama Zia. Sepulang dari pasar malam. Tiba-tiba saja di pertengahan jalan, ada sebuah truk yang hilang kendali menghantam mobil mereka. Dan membuat mobil itu tergeser hingga ke ujung jurang. Walaupun sudah menginjak rem,  mobil itu terus melaju. Hingga membuat Tante secara paksa menyuruh Zia keluar dari mobil. Zia melompat, dan membuat zia terguling. Untung saja, dia tersangkut di sebuah pohon. Sedangkan Tante, dia harus melepaskan rem nya dan terjun ke jurang bersama dengan mobil".

"Lalu bagaimana kondisi mereka?" Lirih Devin. "Selang kejadian itu, tim SAR langsung diluncurkan. Dan tidak membutuhkan waktu lama. Mereka menemukan zia yang tersangkut. Dia hanya luka-luka di kaki. Namun, dia juga sempat tak bisa berjalan selama beberapa Minggu. Sedangkan Tante, dia ditemukan 5 jam setelah kejadian itu. Karena cuaca yang saat itu tidak mendukung membuat pencarian sempat dihentikan. Dan saat ditemukan, kondisi Tante sudah sangat parah. Sekujur tubuhnya di penuhi dengan luka. Dan dia dinyatakan meninggal dunia di tempat" jelas kak Tara yang berlinang air mata. Devin terdiam seribu kata. Dia tidak bisa membayangkan lagi betapa suram nya kehidupan Zia di masa lalu.

Jangan lupa Vote yaa (⁠◕⁠ᴗ⁠◕⁠✿⁠)
👇

IrreplaceableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang