Bab 28 |

25 2 0
                                    

WARNING!!⚠️⚠️⚠️

Setelah membaca, silahkan Vote cerita ini. Sebagai bentuk Apresiasi dan dukungan kepada Author. Terima kasih

----------------------------------------------------------------"Bagaimana mungkin? Apakah ini salah"Apakah peringkat ku naik karena Devin tidak ada?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

----------------------------------------------------------------
"Bagaimana mungkin? Apakah ini salah
"Apakah peringkat ku naik karena Devin tidak ada?"

"Benar! Kita semua naik karena si juara satu tidak ada"

-----------------------------------------------------------------

Kaki ku terus melangkah cepat di sepanjang koridor. Seperti seorang anak kecil yang linglung mencari induk nya.

Setiap ruangan telah aku masuki satu per satu. Namun, aku tak kunjung menemukan nya jua.

Ponsel ku tak henti-hentinya untuk menghubungi nya, dan tak ada sedikitpun balasan dari nya.

Ke mana kau ini? Kenapa kau membuat ku takut seperti ini? Apakah kau sudah mengetahui jika ini akan terjadi?

Melihat ku yang panik seperti ini, tiba-tiba saja seseorang menahan tangan ku.

"Sudah cukup zi, jangan buat dirimu tersiksa seperti itu"

Aku menolehkan kepala ku, "kak Arlan?"

"Dia tidak ada di sini. Percuma saja jika kamu terus mencari nya"

"Kakak tahu Devin di mana?" tanya ku

"Sudah ya? Jangan lakukan ini lagi"

"Kak! Kakak tahu kan Devin di mana? Jawab aku kak!" ucap ku yang melepaskan tangan kak Arlan.

"Zi, dengarkan aku!"

"Kak! "

Mata ku membulat ketika kak Arlan memandang wajah ku. Rasa nya, air mata ini sudah tak bisa ku bendungkan kembali.

Tanpa mengatakan sepatah kata apapun, kak Arlan langsung memeluk ku.

"Dia takkan pergi. Ia hanya pergi untuk sementara zi, kamu tak perlu khawatir" ucap kak Arlan dengan lembut.

"Tapi kak, kasihan Devin. Kenapa ini bisa terjadi? Bukankah selama ini dia selalu hadir dan mengerjakan ujian nya?"

"Aku tak berhak memberikan statement apapun ke kamu zi. Biarlah Devin sendiri yang mengatakan hal itu padamu"

"Tapi kak Arlan tahu kan Devin di mana?"

Kak Arlan menganggukkan kepala nya. Ia pun segera menarik tangan ku. Dan aku pun diajaknya ke sebuah mobil sport milik nya.

Kak Arlan membawaku ke sebuah tempat yang sangat asing bagi ku. Itu terlihat seperti Dojo.

Aku melihat Devin yang sedang berlatih di sana. Dengan balutan pakaian bela diri lengkap berwarna putih.

IrreplaceableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang