Bab 29|

21 2 0
                                    

WARNING!!⚠️⚠️⚠️

Setelah membaca, silahkan Vote cerita ini. Sebagai bentuk Apresiasi dan dukungan kepada Author. Terima kasih

-----------------------------------------------------------------Tapi zi, jika kami kembali bagaimana denganmu?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-----------------------------------------------------------------
Tapi zi, jika kami kembali bagaimana denganmu?"

"Oh iya, benar juga"

"Nah itu, makanya gak usah ya? Lagi pun aku juga letih. Sudah banyak kegiatan ku"

"Eum, yaudah deh" pasrah ku
-----------------------------------------------------------------

Aku terduduk di sebuah kursi seraya menatap awan dari tembusan jendela. Burung-burung menari-nari bebas di atas sana, membuat ku terkadang iri dengan mereka. Aku juga ingin terbang lepas seperti itu. Tapi, apakah itu mungkin?

"Zia, coba katakan apa yang  baru saja sampaikan?!" tegur bu Indri guru bahasa Indonesia ku.

Lamunan ku terpatahkan seketika, "euh? Bagaimana bu?"

"Ckckck, ya ampun Zia. Kamu dari tadi ngapain saja? Kamu melamun? Apa yang sedang kamu pikirkan"

"Bu, saya itu tidak melamun. Saya hanya menikmati indahnya langit siang ini bu. Lihat, secerah hati bu Indri bukan?"  celetuk ku.

"Iya, hati saya cerah jika kamu tidak berbuat ulah. Paham kamu! Jadi, jangan pernah berharap saya akan larut dalam rayuan mu ya!"

Ah sial, kali ini aku gagal membuat bu Indri luluh. Ini tidak bisa diselamatkan lagi. Apakah aku harus mengibarkan bendera putih pada nya?

"Sekarang, kamu pergi ke luar! Argh, saya muak melihat kamu" usir bu Indri.

Aku memang mengaku salah, dan mau tidak mau aku harus angkat kaki dari kelas ini.

Aku lontang-lantung di sepanjang koridor. Bingung mau melakukan apa. Hanya melihat dinding yang penuh lukisan itu.

Dari bilik sebrang, sayup-sayup aku mendengar ocehan seseorang. Itu seperti dari arah kamar mandi. Aku pun segera mendekat.

"Mam! Aku takut dengan gelar juara umum ini! Aku merasa tidak pantas! Bagaimana jika mereka mengetahui ini? Mereka semua pasti menghindari ku, aku gak mau mereka membenci ku" gertak nya.

"Juara umum? Jadi, dia adalah dalang dari kasus nya Devin?" gumam ku.

Aku langsung masuk ke dalam kamar mandi itu. Dan betapa terkejutnya aku, melihat seorang wanita yang ada di sana.

"Oni? Jadi Lo"

Oni nampak gugup ketika aku menghampiri nya. Ia langsung mematikan ponsel nya.

"Zia? G-gak, ini gak seperti yang Lo bayangkan!"

"Cukup Oni! Mau Lo apa sih? Tega ya Lo perlakukan Devin seperti ini!"

"Zi, lo cuma salah paham!" sanggah Oni.

IrreplaceableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang