Bab 32|

28 3 0
                                    

WARNING!!⚠️⚠️⚠️

Setelah membaca, silahkan Vote cerita ini. Sebagai bentuk Apresiasi dan dukungan kepada Author. Terima kasih

Semenjak pertemuan itu, Devin sering sekali mengunjungi Luna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semenjak pertemuan itu, Devin sering sekali mengunjungi Luna. Bahkan hampir setiap hari ia ke sana. Aku tak bisa melarangnya, karena setiap kali aku melarangnya Devin hanya menjawab jika ia akan menjaga diri. Kesal? Tentu saja! Bahkan ketika aku menulis ini air mata terus berjatuhan di setiap lembaran nya.

Aku tak ingin hubungan kami hanya rusak karena masalah seperti ini. Aku juga tak mau itu terjadi. Lebih baik aku mengalah, yah walaupun selalu mengalah juga tidak sehat bagi sebuah hubungan. Namun bagaimana lagi? Ini adalah pilihan terbaik untuk saat ini.

Aku selalu bercerita pada Alyn dan Sisi mengenai masalah ini. Mereka selalu bilang jika aku harus mengungkapkan hubungan kami secepatnya pada Luna. Karena jika tidak, hal terburuk akan terjadi. Tapi, itu tidak mudah. Aku juga mengkhawatirkan kondisi Luna. Apakah aku salah?

***

2 hari telah berlalu, kini saat nya aku meminta Devin untuk memberikan waktu nya untuk ku. Aku juga ingin menghabiskan waktu dengan nya. Walaupun ada beberapa cekcok diantara kami. Akhirnya, Devin menyetujui itu dan mengajakku untuk berkencan.

Ketika kami jalan berdua, Devin hanya terus menatap layar ponselnya. Aku kesal, seperti aku tidak dihargai di sini.

"Kamu sibuk banget ya? Hingga aku di cuekin begini" sinis ku.

"Eum? Gimana sayang?"

"Dev, please lah. Kamu kan tahu sendiri, kalau aku paling gak suka kalau aku dicuekin seperti ini. Aku kan minta waktu kamu, ya kamu harusnya perhatiin aku dong!"

"Iyya sayang. Cuma sebentar kok"

"Sebentar apa nya? Dari tadi loh kamu lihat ponsel terus! Bahkan kamu gak dengerin aku cerita kan?"

"Ayolah Zi. Kamu mau kita dating. Jadi jangan memulai pertengkaran gini dong"

"Kamu yang memulai pertengkaran Dev! Aku gak suka sikap kamu seperti ini! Ini yang aku takutkan jika kamu bertemu dengan Luna! Kamu berubah!"

Aku langsung pergi meninggalkan Devin di sana. Bahkan aku tak peduli, berapa banyak orang di sana yang memperhatikan kami.

Devin mengejar ku, dan tangannya langsung menghadang ku untuk berjalan.

"Tunggu zi!"

"Apa? Kamu mau alasan apa lagi?"

Tanpa berkata apapun, ia langsung memeluk ku. "Maaf jika akhir-akhir ini aku mengabaikan mu. Aku gak ada maksud untuk itu. Maaf jika kamu harus terluka"

"Aku gak pernah larang kamu untuk menjeguk Luna Dev. Tapi, kamu jangan lupain aku seperti ini. Aku ini pacar kamu, kamu harus bisa membagi waktu kamu. Ketika kamu jalan sama aku, please jangan bahas yang lain. Aku gak suka itu. Seakan-akan, isi kepala kamu hanya dia"

IrreplaceableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang