Bab 19

35 3 0
                                    

WARNING!!⚠️⚠️⚠️

Setelah membaca, silahkan Vote cerita ini. Sebagai bentuk Apresiasi dan dukungan kepada Author. Terimakasih

-----------------------------------------------------------------Waktu terus berjalan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-----------------------------------------------------------------
Waktu terus berjalan. Tak terasa hari mulai menjelang sore. Kami bercerita tentang semua nya. Kami juga berbincang tentang awal pertemuan kami. Ah, senang sekali rasanya. Beginilah rasa ketika kita bertukar cerita dengan seseorang yang kita cintai. Yah walaupun aku sedikit bingung dengan situasi ini. Tapi, aku akan berusaha untuk membiasakan itu.
-----------------------------------------------------------------

"Habis ini, Lo mau ke mana?" ucap ku sebelum berpisah dengan Devin.
Devin terkekeh mendengar ku, "Aksen kita akan tetap gue dan elo?"
Aku menatap sinis Devin, "terus apa? Sayang? Ayang? By?"
Devin memasang wajah kecut nya, "yah gak gitu juga"
"Nah iya kan. Lo aja geli dengarnya. Yaudah lah kita biasa aja. Eum?" Ucapku yang meyakinkan Devin.
"Yaudah iya" ucap Devin pasrah.

Kami pun berpisah, aku masuk ke dalam vila sedang kan Devin pergi dengan taksi. Saat memasuki vila, aku melihat Tante sedang membuat sesuatu di dapur. Aku pun mendekati nya. "Tante buat apa?".
"Buat bolu sayang. Kamu mau?" Ucap Tante yang terus mengadukan adonan.
"Mau banget!! Tapi ini bukan avocado kan Tan?" Tanya ku untuk memastikan. Tante tertawa kecil, "enggak sayang. Tante tau kok kamu gak suka avocado".

"Okey Tan!! Kalau gitu aku ganti dulu ya?"

"Eits, gak! Mandi sekalian. Kecut tuh kamu!" Sanggah Tante

"Emang iya Tan? Kecium banget ya?" Ucapku yang sedikit panik. Tante tertawa renyah melihat ku, "enggak lah. Tante bercanda tau. Tapi kan kamu habis main seharian, jadi gak ada salah nya dong kalau mandi?"

Aku pun pergi ke kamar untuk mandi. Yah sebenarnya 10% mandi dan 90% nya buat berendam, sambil melamun dan ngehalu. Eum.. gue kurang kerjaan banget yak? Wkwkwk. Tapi itu faktanya.

Selesai mandi, aku langsung pergi ke meja makan. Ternyata Bolu tadi sudah matang. Jadi, langsung saja aku santap. Yumy! Ini lezat banget. I like it!

"Tadi habis main ke mana?" Tanya Tante.
"Ke pantai Tan"
"Wuah seru dong! Lihat sunset gak?"
"Lihat bentar, habis itu aku minta pulang. Takutnya diomelin kak Tara"
"Loh, kok gitu? "
"Kak Tara soalnya tadi bilang, kalau aku harus pulang sebelum kak Tara sampai di rumah"
"Dasar Tara, sayang banget dia sama kamu"
"Iya Tan, makasih ya udah ngelahirin kak Tara buat aku"
Tante tersenyum penuh makna padaku, "Terimakasih juga kamu sudah bertahan bersama kak Tara" .

15 menit kemudian, terdengar suara mobil kak Tara yang memasuki bagasi. Aku pun sangat bersemangat untuk menyambut nya. "Tuh, panjang umur orang nya datang" ucap Tante. Aku terkekeh, dan terus menatap ke arah pintu depan.

Dan benar saja, tak lama kak Tara membuka pintu. Muka nya terlihat lesu, dan tidak bertenaga. Seperti nya dia terlalu letih. "Kak! Cobain deh! Tante buat bolu enak banget!!" Ucap ku yang mencoba menghibur.
Kak Tara tersenyum, "bolu? Eum.. kedengarannya enak"

Kak Tara langsung mengambil Bolu yang ada di meja. "Uhm.. enak!" Ucap kak Tara yang mulutnya masih dipenuhi oleh bolu.
"Benar kan? Kenapa Tante gak buka bakery aja?"

Tante tertawa kecil mendengar ucapan ku, "Tante gak begitu handal jika disuruh buka bakery. Cukup di konsumsi sendiri saja"

"Yah, sayang banget dong. Tapi nanti, Tante sering-sering kirim cake buat aku ya?xixixi"

"Iya deh. Nanti Tante usahakan"

Setelah bolu yang ditangan nya habis. Kak Tara lantas menatap ku dengan tatapan dingin, "zi, ke kamar kakak ya? Segera!"

Aku dan Tante beradu tatap. Kami sama-sama tidak mengerti apa tujuan kak Tara memanggil ku. Daripada penasaran, aku pun segera pergi ke kamar kak Tara.

"Ada apa kak? Tumben banget?" Tanya ku yang langsung duduk di sofa. Kak Tara melepas jas dan dasi yang ia kenakan. Setelah itu, dia langsung menyusul ku duduk di sofa. "Kamu sudah jadian dengan Devin?"

Mendengar itu, aku sedikit panik"Kakak tahu dari mana?". Kak Tara terkekeh mendengar ku, "jangan panik gitu. Kak udah tahu hal ini akan terjadi".

Aku bernafas lega, "kakak tahu dari mana kalau hal ini akan terjadi? Jangan-jangan kakak lagi yang merencanakan ini?".

"Jangan nuduh gitu dong. Kakak tahu karena semalam kakak deeptalk dengannya. Yah kakak juga butuh kejelasan hubungan kalian. Apalagi kamu kan adik perempuan kakak satu-satunya. Kakak gak mau dia mempermainkan kamu. Dan kakak juga gak nyangka dia akan bertindak secepat ini", ujar kak Tara.

Aku memahami bagaimana perasaan kak Tara, "terus, kak Tara ajak aku ke sini hanya untuk bertanya tentang itu?"

"Enggak! Ada lagi" sanggah kak Tara

"Apa dong?"

"Kamu tahu tujuan Devin sebenarnya apa datang ke sini?"

"Udah kak"

"Ternyata dia adalah anak bos kakak. Dia ke sini buat cari pengacara buat kasus nya dia. Yah mungkin sekaligus konsultasi"

"Langsung ke inti aja kak" pinta ku.

"Oke, jadi pengacara itu adalah kakak. Kakak yang mengambil job ini"

Aku tercekat mendengar ini, "serius kak?"

Kak Tara mengangguk, "iya, kakak ditunjuk sendiri oleh pemilik nya. Kakak dipercaya bisa memenangkan kasus ini"

"Kak, tapi pesaing kakak itu berat!"

"Kakak tahu, tapi kan selain untuk mengasah skill kakak. Kamu juga terlibat dalam hal ini. Yah anggap saja kakak melakukan ini untuk membela kamu dan Devin"

Aku menggenggam tangan kak Tara, "kakak akan ikut dengan ku besok?"

"Enggak, kakak dan Devin akan tetap di sini sampai sidang tiba. Jadi, kakak sudah membatalkan semua penerbangan kamu. Kamu akan pulang dengan pesawat pribadi milik papah"

"Bentar kak, Devin gak jadi pulang?!"

"Enggak"

"Kok gak beri tahu aku?!"

"Dia juga belum tahu mengenai hal ini. Ini semua perintah pimpinan"

"Terus, aku gimana kak?"

"Kamu jalani saja seperti biasa. Kakak akan berusaha membela Devin. Jadi, kamu jangan khawatir, eum? Kamu harus menyiapkan diri untuk ujian. Jangan terlalu banyak beban"

"Tapi kak, mana mungkin aku.."

"Zi, semua akan baik-baik saja. Kalau ada info atau keanehan kamu langsung kabari kakak saja ya?"

"Tapi kak, kenapa semua nya bisa tiba-tiba seperti ini?"

Kak Tara terdiam sejenak. "Maafin kakak zi. Bukan maksud kakak seperti ini. Tapi, ini semua demi kebaikan kalian"

Aku menghela nafas panjang. Baru saja sehari jadian, sudah dibuat betmut aja.

-----------------------------------------------------------------

Jangan lupa Vote yaa (⁠◕⁠ᴗ⁠◕⁠✿⁠)
👇

IrreplaceableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang