Pemandangan yang indah, sungguh menyegarkan mata bagi siapapun yang melihatnya. Saat ini mereka sudah masuk kedalam portal melalui pintu kayu itu bersama keempat gadis yang mereka temukan kemarin.
Dilihatnya alam yang segar, penuh dengan warna hijau dari rumput, bunga, pepohonan biasa maupun pohon buah. Danau kecil di sekitarnya yang airnya dialirkan dari sumber mata air pegunungan, pun dengan hewan-hewan menggemaskan yang membuat suasana kembali hidup.
Beberapa angsa yang sedang berenang, kelinci yang berlarian, puppy yang bermain dengan temannya, kupu-kupu yang berkumpul di kebun bunga, dan masih banyak lagi.
Perumahan dengan nuansa vintage kuno, walau seperti itu, rumah itu tidak terlihat seperti rumah tua. Pertanian peternakan, semuanya lengkap, benar-benar membuat mereka yang melihatnya takjub.
Kelima gadis itu tidak berhenti mengucapkan kata "indah" dan "cantik" untuk mengekspresikan pengelihatan mereka.
"Ini adalah tempat tinggal kami, dunia kami, jika dalam dunia manusia, pada beberapa daerah akan terdapat musim yang berbeda setiap bulannya, namun tidak dengan dunia ini" Karina memulai obrolan agar suasana tidak sepi.
"Apa ada yang berbeda dengan dunia ini?" Irene bertanya setelah mendengar kalimat terakhir yang Karina ucapkan.
"Daerah di Pulau ini mereka memiliki musim tersendiri dan tidak akan pernah berubah" mereka lanjut berbicara sembari berjalan menuju tempat tinggal 4 gadis tersebut. "Aku yakin kalian pasti bertanya-tanya kenapa itu bisa terjadi, sejak awal iklim seperti ini sudah ditentukan, jika ada perubahan iklim di daerah tertentu, maka itu adalah pertanda bahwa sedang terjadi masalah"
"Daerah ini memiliki musim yaitu musim semi, itulah sebabnya kenapa ada banyak tumbuhan segar disini" Aeri melanjutkan perkataan temannya.
"Disini terlihat baik-baik saja dan semuanya terkendali, apa pertolongan yang kalian minta?"
Keempatnya diam saling pandang, kemudian Karina menuntut mereka untuk masuk "Kami takut untuk memberitahu disini, orang-orang ini tidak ada yang tau apapun kecuali kami, kami sengaja merahasiakannya agar tidak terjadi keributan dan rencana kita berantakan, kami akan menjelaskan semua nya di dalam"
Tampa ragu dan curiga akan sesuatu, mereka mulai memasuki pekarangan rumah dan masuk ke suatu ruangan yang entah ruangan apa itu, mereka tidak tau.
Ruangan ini penuh dengan buku yang terlihat sudah sangat lama, cermin kecil yang digantung pada dinding, sebuah meja dan bantal duduk yang mereka yakini sebagai tempat mereka untuk mendiskusikan suatu hal penting dan sebuah lemari untuk menaruh makanan ringan juga minum.
Saat sedang menelusuri semua sudut ruangan Wendy tidak sengaja melihat sesuatu yang asing baginya, dia mendekat melihat benda itu lebih jelas.
"Ini tongkat yaa?" Tanyanya kemudian.
Ningning menoleh lantas menjawab "Itu sebuah tongkat sihir, itu punya teman kami"
"Kenapa benda itu bisa ada pada kalian?"
"Kami punya teman penyihir, mereka sengaja meninggalkan tongkat sihir mereka saat mereka tau sebentar lagi akan ada yang membawa mereka ke suatu tempat yang dimana tidak banyak orang tau" sahut Minjeong.
"Kalau mereka tau kenapa mereka nggak menghindar dari kejadian itu?" -Joy
"Karna trik orang ini bener-bener gak bisa ditebak, mereka juga pinter ngubah rencana mereka dalam sekejap jika dirasa rencana mereka bakalan gagal"
"Berarti orang ini bukan orang yang pantes buat diajak main-main ya" -Yeri
"Iya betul, makanya kita sampai sekarang belum bisa bantu mereka bebas dari orang itu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Psycho Island | Red Velvet & Aespa ft. 00 Line
FantasyWendy melihat pintu kayu dibalik tumbuhan bunga kertas yang merambat dan menyamakannya dengan gambar yang ada di buku milik Irene "pintu ini sama persis dengan yang ada di buku kakek mu" -Wendy