Melanjutkan perjalanan yang sempat tertunda karna memastikan keberadaan pulau ini, Jihoon dan tiga temannya memimpin dengan seekor naga besar yang membawa keempatnya diatas punggung. Sesuai prediksi, mereka menemukan sekumpulan prajurit yang menjaga perbatasan dan sudah siap dengan senjata yang mereka bawa.
"SESUAI YANG KITA KIRA SEBELUMNYA, MEREKA TUGASIN PASUKAN BUAT JAGA PERBATASAN, SIAPIN SEMUA SENJATA KALIAN SERANG MEREKA DAN JANGAN LENGAH" Jihoon memimpin strategi agar tidak ada satupun dari mereka yang terluka nantinya.
"LEWAT JALUR BAWAH KALIAN MENDARAT DITEMPAT MANAPUN ASAL KITA MENCAR NYA GAK JAUH, JANGAN SERANG MEREKA DARI ATAS UDARA KARNA ITU BAHAYA KITA BAWA ORANG PENTING USAHAIN SEMUANYA NYERANG DARI BAWA, JANGAN SAMPAI ADA YANG TERLUKA, JANGAN KEPANCING OMONGAN JELEK MEREKA NANTI" ia mengarahkan Drabaksu kesamping untuk menjadi tameng mereka dari serangan peluru "KALIAN PAHAM KAN?"
"IYAA!!!" Semua nya berseru kompak, mereka terus mencari celah agar terhindar dari serangan dan mendarat dengan aman, untung saja Drabaksu membantu mereka terhindar dari serangan seperti peluru dan busur.
Kini semuanya sudah berada di daratan, hanya Yoonbin, Jihoon, Yoshi, Junkyu yang berada di udara. Mereka bertugas menyerang dari atas dengan bantuan naga mereka, akan susah menyerang jika melalui daratan dengan ukuran naga mereka yang besar itu. Senjata mereka ada busur sakti pemberian raja terdahulu melalui naga milik Junkyu ini, busur itu jika sudah dilepaskan mereka akan membelah menjadi 3/5 sesuai perintah yang diberikan dan busur ini juga akan mendarat sesuai target jadi tidak akan mungkin ada korban yang tidak diinginkan.
Mereka membagi menjadi beberapa tim agar mereka dapat berpencar namun tidak sendirian. Senjata mereka dikeluarkan ada yang menggunakan sihir, pistol, senjata tajam seperti tombak dan pedang, juga menggunakan sebuah senjata panah.
Bomin dengan lincah menggunakan pedang es nya, menebas tanpa ampun leher mereka dan terus membuat jumlah para prajurit menjadi lebih sedikit dengan tubuhnya yang tidak ada bekas luka dari serangan mereka, ia memakai perlindungan dari perisai yang dibuat oleh tubuhnya sendiri jadi ia tidak akan bisa terluka dengan senjata biasa. Ia bersama dengan Chani, Eric, dan Hyunjin, mereka adalah sekumpulan yang pantai menggunakan peda es, prajurit yang menyerang mereka pun menggunakan pedang es, namun kekuatan nya tidak sebanding dengan pedang milik mereka berempat, punya mereka memiliki kekuatan yang lebih besar dan sudah diberkati.
Jika kalian melihatnya secara langsung mungkin kalian akan berpikir bahwa mereka menakjubkan sekaligus merasa takut dengan tebasan pedang es mereka. Hyunjin yang memang sudah bertekad kuat semenjak dirinya disekap didalam penjara sihir itu, benar-benar mengeluarkan semua kemampuan yang sudah ia pelajari sedari kecil bersama sang ayah. Sekali ia ulurkan pedang itu didepannya, tidak ada satupun yang tersisa, berjalan dengan peluh di pelipisnya sembari mengarahkan pedang nya kepada mereka yang menghalangi jalannya, begitupula dengan ketiga orang lainnya yang sama hebatnya dengan Hyunjin.
Eric sedikit bermain-main dengan lawan dihadapannya "Muka-muka lo pada udah kayak orang banyak utang, tegang semua, santai dikit lah bro" salah satu prajurit itu menyerangnya dari samping "gak usah banyak bicara kamu" Eric dengan cepat langsung menghindari serangan tersebut "Serius amat sih, jelek ah gak mau diajak bercanda, yauda sini gue ikutan serius nih ya" tanpa aba-aba Eric langsung menusuk badan prajurit didepannya, yang lain ketakutan tapi tetep berlarian mendekati Eric, tanpa ragu pun Eric terus-menerus melawan mereka tanpa ampun.
Disisi lain si Chani agak tantrum dia gara-gara kemeja putih pemberian bunda nya di kotorin sama mereka, syal kesayangan nya juga robek akibat ulah para prajurit ini. Dengan emosi yang sedikit tidak stabil, ia mengarahkan pedangnya pada seluruh lawan didepannya dan tanpa ampun memusnahkan mereka semua "Gara-gara kalian kemeja sama syal gue rusak, sekarang kalian tanggung akibatnya" lucunya pemuda satu ini, walau terlihat emosi tapi sifat imut nya tetap melekat pada dirinya, karna sekarang ia sedang berjalan mendekati para prajurit sembari menghentak-hentakkan kakinya kesal "Nyebelin ah, ini nanti kalau bunda marah gimana" ucapnya sembari melihat kearah kemeja yang ia pakai dengan tangannya yang terus bergerak untuk menyerang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Psycho Island | Red Velvet & Aespa ft. 00 Line
FantasyWendy melihat pintu kayu dibalik tumbuhan bunga kertas yang merambat dan menyamakannya dengan gambar yang ada di buku milik Irene "pintu ini sama persis dengan yang ada di buku kakek mu" -Wendy