Pagi hari dihari berikutnya datang, seperti biasa mereka akan melakukan peregangan di halaman dan kemudian sarapan. Tidak tau apa kegiatan yang akan mereka lakukan sekarang, dari kemarin mereka hanya membahas buku diperpustakaan.
Karina kini berada di halaman, duduk di kursi taman rumahnya, ia sedang menyiapkan sesuatu disana. Dibawanya lima buah tongkat berukuran kecil dan ditaruh diatas meja, dia seperti sedang menyusun tongkat itu, entah apa tujuannya.
Minjeong datang dari arah barat dengan menaiki kuda nya, ini memang transportasi yang biasa mereka gunakan untuk bepergian jauh.
"Gimana persiapannya Min?"
"Udah semua nih yang lain masih disana buat ngecek ulang"
"Okedeh, pas siang hari aja kita ajak mereka kesana"
Hari sudah menunjukkan pukul 14:35. Karina masuk kedalam rumah untuk mencari kelima orang itu dan mengajaknya ke halaman rumah.
tok... tok... tok...
Karina mengetuk pintu kamar bernuansa vintage itu, mendengar ada jawaban dari dalam yang menyahuti ketukannya, ia menunggu seseorang membuka pintu.
"Eh Karin, ada apa?" Irene yang membuka pintu mendapati Karina berdiri didepannya.
"Saya mau ngajak kalian kalian ngajak kalian ke halaman, kalian sedang sibuk?"
"Oh nggak kok gak sibuk, yauda nanti kita nyusul kesana ya kamu ke halaman aja duluan"
Setelah melihat anggukan yang diberikan Karina, Irene kembali menutup pintu kemudian memanggil teman-temannya.
"Kita disuruh ke halaman tadi"
"Ngapain?" -Seulgi
"Gatau, kita kesana aja dulu nanti juga tau"
Mereka akhirnya sudah tiba di halaman, melihat benda yang tersusun dimeja, sangat membingungkan, untuk apa tongkat itu ditaruh disana?
"Kalian bisa ambil tongkat ini sesuai urutan umur kalian, dari sebelah kanan" -Karina
"Harus berurutan?" -Wendy
Karina mengangguk.
Sesuai arahan yang diberikan, satu persatu mengambil tongkat sihir mereka yang berisi ukiran hewan sesuai karakter masing-masing.
"Kenapa punya ku ada dua?" Wendy heran, teman-teman nya hanya punya 1 tongkat, kenapa punya nya ada 2.
"Nanti kakak tau kok alasannya kenapa"
Wendy tidak ingin memikirkan hal-hal yang terlalu jauh, biarkan dia akan melihat ya nanti, kepala nya sudah sangat pusing memikirkan hal yang lain.
"Sekarang kita menuju ke air terjun yang ada di sebelah barat daerah ini, kita akan melatih kekuatan disana"
"Melatih kekuatan sihir ini?" -Yeri
"Iya dan juga kekuatan lainnya, kami sudah menyiapkan kuda yang akan kita pakai ketempat tujuan, karena jaraknya lumayan jauh dari rumah"
"Silahkan kalian naik, kuda itu jinak dan sudah tau kemana kita akan pergi, jadi tidak perlu khawatir apabila kalian tidak misal menunggangi kuda"
Mereka menurut dan mulai naik keatas punggung kuda, para kuda menyambut mereka dengan hangat dipunggung nya. Dirasa semua sudah siap dan aman, mereka bergegas pergi ke air terjun itu dengan beberapa bekal dan beberapa barang penting yang mereka bawa untuk berjaga-jaga.
Perlu sekitar 25 menit untuk sampai di lokasi dengan mengendarai kuda. Kuda mereka di diamkan saja tidak di ikat, karna para kuda sudah tau apa tugas mereka disini jadi mereka tidak akan pergi terlalu jauh dari lokasi.
Ada banyak arena uji coba yang ternyata sudah direncanakan anak-anak ini sejak lama, mereka melihat-lihat terlebih dahulu apa saja yang ada disana, mereka hanya melihat karna tidak tau bagaimana itu akan difungsikan nantinya.
Minjeong menghampiri mereka, mengatakan kepada mereka untuk menekan tombol yang ada dibawah tongkat, tombol itu berfungsi untuk mengaktifkan tongkat. Sengaja mereka diberikan tongkat yang seperti ini oleh leluhur, karena mereka samasekali tidak mengenal sihir sedari lahir sampai sekarang, supaya mereka dapat mengendalikan tongkat sihir itu, tongkat itu juga sudah mengamati sidik jari tuannya, jadi jika tongkat itu hilang, mereka akan bertelepati dengan sang pemilik dan tongkat itu akan kembali ke tangan tuannya.
"Cahaya apaan ini, badan gue kenapa"
Joy berseru mendapati sekitaran tubuh nya bersinar, yang lain juga sama, mengapa badan mereka dikelilingi cahaya terang ini.
Dalam sekejap baju mereka berubah menjadi seperti pakaian para penyihir di asrama penyihir yang terkenal itu.
"Seragam itu sesuai dengan kemampuan dan kepribadian kalian, juga didasari oleh keturunan, seragam itu termasuk identitas kalian, orang-orang akan tau kalian berada dikelas mana dengan seragam ini"
Mereka menyukai seragam mereka masing-masing. Irene mendapat kelas Hufflepuff, Seulgi Ravenclaw, Wendy punya dua yaitu Slytherin dan Gryffindor, Joy Gryffindor, yang terakhir Yeri mendapatkan Hufflepuff.
Gryffindor adalah keberanian, kesetiaan, tekad kuat, dan memiliki sifat kepahlawanan, lambangnya adalah Singa. Hufflepuff adalah kerja keras, toleransi, loyalitas, dan keadilan, lambangnya adalah luak. Ravenclaw adalah kecerdasan, kreativitas, kegemaran belajar, dan kecantikan atau ketampanan, lambangnya adalah seekor elang. Terakhir ada Slytherin adalah ambisi, idealis, kepemimpinan, kecerdikan, dan yang paling penting adalah memiliki darah penyihir murni, lambangnya adalah ular.
Sekarang mereka sudah mengetahui karakter mereka, ini waktunya untuk mengetahui apa saja kekuatan yang mereka miliki, agar proses tidak lama, mereka berpencar sesuai kelompok. Seulgi dan Yeri berlatih bersama ditemani Aeri, Seulgi ditemani oleh Minjeong, Joy ditemani Ningning, dan terakhir khusus untuk Wendy ditemani oleh yang paling ahli dalam sihir yaitu Karina. Semua bersiap diarena uji coba mereka dan mulai mengasah kekuatan.
Mereka akan mempelajari sihir yang sama, hanya saja masing-masing dari mereka akan mempelajari hal lain sebagai kekuatan pribadi mereka.
Irena akan mempelajari bagaimana cara mengendalikan air sedangkan Yeri mempelajari kekuatan tanah juga batu. Seulgi akan belajar cara berbicara dan membuat para hewan patuh padanya (menjinakkan hewan). Joy akan menguasai kekuatan dalam tubuhnya yaitu bela diri dengan sebuah pedang sebagai senjatanya. Selanjutnya Wendy akan menguasai berbagai macam kekuatan pada tongkat sihirnya, belum pasti apa saja kekuatan yang akan dikuasainya, oleh sebab itu Wendy harus berusaha lebih maksimal agar kekuatannya muncul dengan benar.
Berkat bantuan buku-buku sihir yang mereka ambil diperpustakaan, ini akan mempermudah mereka menguasai kekuatan sihir, dengan begitu tidak memerlukan waktu yang lama untuk mempersiapkan rencana selanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Psycho Island | Red Velvet & Aespa ft. 00 Line
FantasyWendy melihat pintu kayu dibalik tumbuhan bunga kertas yang merambat dan menyamakannya dengan gambar yang ada di buku milik Irene "pintu ini sama persis dengan yang ada di buku kakek mu" -Wendy