Kini mereka sudah sampai di daerah tempat teman-teman gadis itu dikurung, tapi sedari tadi mereka tidak menemukan hal yang mencurigakan.
"Katanya kalian pernah ngikutin mereka, pasti kalian tau kan tempatnya?" -Yeri
"Dulunya ada disini diantara dua pohon pinus ini, tapi kayaknya sengaja pintu masuknya dipindahin" -Aeri
Sibuk berkeliling mencari hal yang sulit untuk dicari, mereka sedikit lelah karna sedari tadi tidak dapat istirahat walau hanya duduk diam sebentar.
"Yang ada disini cuma pohon doang gimana cara kita nemuin nya"
Setelah mengatakan itu Wendy teringat sesuatu yang tertulis disurat terakhir yang ia baca, ia mengeledah isi tas di punggungnya untuk mencari surat itu.
"Ucapkan mantra sihir untuk membuka benda-benda yang terkunci..."
Syukur saja Wendy teringat akan surat itu, sekarang ia mencoba mengucapkannya mantra tersebut pada sebuah pohon didekatnya. Sengaja memilih pohon itu karna ia sedikit curiga dengan pohon ini, hanya pohon ini yang sedang berbuah sisanya tidak ditambah lagi buah di pohon ini tidak pernah ia lihat, bentuknya seperti apel tapi bukan apel warnanya juga ada 2 dalam 1 pohon yaitu emas dan merah pekat mengkilap.
"alohomora"
Benar dugaannya bahwa pohon inilah yang dijadikan tempat persembunyian pintu baru penjara itu karna sebelumnya tempat mereka sudah diketahui. Pintunya juga berhasil dibuka oleh Wendy jadi tinggal masuk kedalam.
"Guys, i got it" ucapnya keras memberitahu yang lain.
"Kok lo bisa nemuin" tanya Joy penasaran, padahal tadi ia merasa sudah berkeliling disekitaran pohon ini.
"Berkat bantuan orang yang ngirim surat dari burung merpati hehe" jawabnya sembari terkekeh kecil.
"Kenapa gak dari tadi sih ah Lo ini"
"Ya gue lupa, 1 jam kita jalan dari gue nerima surat itu lo kira gue inget? Gue kan pelupa"
"Hilangin kebiasaan buruk lo ini untuk sementara waktu nggih Wen, kita perlu lo disini" -Irene
"Eh iya Rene gue tadi beneran lupa saking sibuknya nyari pintu ini"
"Udah gak apa wajar juga kalau lupa, lo pasti kecapean makanya gak fokus gini"
"Sekarang mending kita masuk kita harus bunuh para penjaga disini kan?"
"Inget ya jangan lengah waktu nyerang nanti supaya gak ada satupun dari kita yang terluka, paham?"
"Syapp pemimpin" jawab mereka sembari memberikan gestur hormat pada Irene dan masuk kedalam pohon itu dari pintu.
Hal yang pertama mereka lihat setelah masuk adalah lorong yang gelap jadi mereka membuat cahaya penerangan pada tongkat sihir masing-masing. Setelah berjalan beberapa langkah mereka melihat sebuah ruangan yang mereka yakini disitu lah para penjaga itu berada, ruangannya juga tidak segelap lorong yang mereka lewati saat ini.
"Sebentar lagi kita bakal beraksi, Ningning sama Seulgi nanti kalian langsung aja cari dimana tempat mereka ngelacak daerah disini, cari tombol yang bisa buat alat-alat disana gak berfungsi kayak yang dibilang sama pengirim surat itu sebelumnya"
"Kita nanti mencar aja buat lawan para penjaga biar gak makan waktu lama, setelah itu baru kita cari cara buat keluarin mereka dari penjara"
Arahan Wendy diterima oleh mereka semua, setelah selesai berdoa segera mereka menyusup kedalam ruangan didalam sana dan menyerang para penjaga.
Joy dan Wendy tentu saja menggunakan kekuatan bela dirinya sedangkan yang lain mengandalkan sihir mereka untuk bertarung.
"Neng daripada kita berantem gini mending jadi pacar saya" ucap penjaga itu menggoda Wendy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Psycho Island | Red Velvet & Aespa ft. 00 Line
FantasyWendy melihat pintu kayu dibalik tumbuhan bunga kertas yang merambat dan menyamakannya dengan gambar yang ada di buku milik Irene "pintu ini sama persis dengan yang ada di buku kakek mu" -Wendy