Daun-daun kering berwarna merah dan coklat bertebaran di atas tanah, itulah pemandangan yang pertama kali mereka lihat saat membuka mata mereka, mereka tidak sadarkan diri selama 1 jam di hutan setelah kalung ruby Renjun membawa mereka pergi. Semuanya masih menyeimbangkan badan mereka, masih sedikit tidak sadar karna pingsan dalam jangka waktu yang cukup lama, hanya satu yang belum sadar, dia Renjun. Renjun masih tidak sadarkan diri, namun entah kenapa saat mereka melihat Renjun, wajahnya sangat tenang dan damai.
Setelah menunggu sekitaran 15 akhirnya Renjun terbangun dalam keadaan lemas, Wendy menghampirinya sembari mambawa gelas bambu yang berisi air untuk Renjun minum. Wendy meletakkan kelapa Renjun pada paha nya.
"Minum dulu biar kepalanya gak pusing"
Renjun samar-samar melihat seseorang dihadapannya, ia sedikit bangun dibantu oleh Haechan untuk meminum air tersebut.
"Terima kasih kak"
Tubuhnya lemas susah untuknya bangun dari tempatnya sekarang, ia mengingat perkataan bunda nya yang mengatakan bahwa kalung nya itu memiliki hubungan yang kuat dengannya, beruntung ia tidak ikut hancur bersama kalungnya itu.
"Jun, sekarang kalung lo udah hancur, yang lindungi lo lagi siapa" Jihoon berbicara dengan suara kecil tepat disamping Renjun.
"Gue gatau, gue gatau kenapa kalungnya bisa hancur tadi"
Haechan hanya mendengar pembicaraan keduanya, ia sibuk menggeledah isi tas Renjun yang dibawanya, mencari-cari di setiap celah. Akhirnya ia menemukan apa yang ia cari, Haechan mendapatkan kalung ruby yang sama seperti sebelumnya, masih ada dua lagi didalam tasnya, sepertinya Bundanya itu tau akan terjadi hal seperti ini.
Haechan tanpa aba-aba langsung memakaikan kalung nya pada Renjun "Diem, gue dapet di tas lo, masih ada lagi dua tadi gue temuin" Renjun diam, tenaganya masih belum pulih sepenuhnya.
Dirasa mereka sebuah sudah bisa kembali berjalan mereka memutuskan lanjut berjalan.
"Ren, kuat jalan gak? Kalau gak biar gue gendong dipunggung" kata Hyunjin menawarkan, ia jujur tidak tega melihat keadaan Renjun sekarang, rambut dan bajunya berantakan, badannya terlihat lesu, wajahnya juga sangat pucat.
"Gue bisa sen-"
"Gak gak! Lo sama Hyunjin aja, suka banget sih nyakitin diri sendiri" Jihoon memotong ucapan Renjun karna ia tau temannya ini akan selalu bilang tidak apa dan bisa sendiri.
"Langsung gendong ajalah Jin, kalau lo nawarin gini yang ada ditolak sama dia"
Hyunjin langsung saja menundukkan tubuhnya agar Renjun bisa dengan mudah berada dipunggung nya. Setelah dirasa posisinya sudah benar dan seimbang, mereka langsung berjalan tanpa tau arah, kata Jihoon jalan-jalan saja siapa tau nanti ketemu seperti tadi saat mereka menemukan pulau ini.
Disepanjang perjalanan yang mereka lihat hanyalah daun-daun yang berserakan di tanah dan pohon-pohon kering, mereka beruntung karna pukul masih menunjukkan pukul 2 lebih 15 menit jadi mereka bisa melihat jalanan dengan leluasa.
Perjalanan yang di lalui sudah sangat jauh, merasa ada yang tidak beres Jeno berhenti didepan dan berbalik badan "Kalian ngerasa gak dari tadi kita muter-muterin tempat ini doang?" Seketika mereka semua melihat sekeliling, ada benarnya yang Jeno katakan, ada papan kayu yang sudah lebih dari 4 kali mereka lihat dan semuanya sama.
"Apa ini ilusi alam ya? Kayak sengaja dibuat sama supaya kita kesulitan buat lanjut perjalanan" -Jungmo
Tiba-tiba saja ada sebuah panah menancap disalah satu pohon didekat mereka, anak panah itu terdapat kertas dengan tulisan 'welcome to the playground' setelahnya tanah disekitar mereka bergetar hebat, mereka menyingkirkan dan mendekat satu sama lain, ada juga yang langsung menyiapkan senjata mereka untuk menyerang bahaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Psycho Island | Red Velvet & Aespa ft. 00 Line
FantasyWendy melihat pintu kayu dibalik tumbuhan bunga kertas yang merambat dan menyamakannya dengan gambar yang ada di buku milik Irene "pintu ini sama persis dengan yang ada di buku kakek mu" -Wendy